Menjelang 1 Abad NU, Mari Lihat Potret Kecintaan KH. Mahrus Aly Terhadap Nahdlatul Ulama.
Nu sebentar lagi mencapai umur 1 Abad, kok bisa? Padahal Jami’yyah NU itu berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 Masehi alias 16 Rajab 1344 Hijriah, lalu kenapa pada tanggal 7 Februari nanti di Stadion Gelora Delta Sidoarjo digelar perayaan 1 Abad NU? Bahkan, Ketua Umum PBNU mengatakan kalau perayaan nya akan dilaksanakan 24 Jam nonstop.
Jadi gini netizen, ternyata peringatan 1 Abad di tanggal 7 Februari nanti merupakan hitungan dari Penanggalan Hijriyah, dimana NU telah berulang tahun yang ke 100 pada Selasa, 16 Rajab 1444 hijriyah, bukan perhitungan dari kalender Masehi, karena kalau secara masehi, maka 1 Abad NU jatuh pada tanggal 31 Januari 2026, masih 3 tahun dari sekarang.
Nah, menyambut hajat besar NU tersebut, penulis berbagi informasi mengenai hubungan Kiai Panutan kita KH. Mahrus Aly dengan salah satu Ormas Agama Islam terbesar di dunia ini, berbicara tentang NU, KH. Mahrus Aly mempunyai andil besar terhadap perkembangan NU, Khususnya di wilayah Jawa Timur, beliau menjabat sebagai Rais Syuriah NU Jawa Timur selama hampir 27 tahun, cukup lama bukan?
Selain itu KH. Mahrus Aly juga dikenal sebagai dari tiga tokoh NU yang selalu dipercaya untuk mendamaikan berbagai konflik di tubuh NU pada masanya, bersama dengan dua sahabat karib beliau, Kiai As’ad Syamsul Arifin dan Kiai Ali Maksum menjadi kunci ketenangan dan sebagai jurus Islah (damai) terhadap segala polemik di Lingkungan Nahdlatul Ulama.
Terdapat satu kisah menarik tentang KH. Mahrus Aly yang diajukan untuk menjadi Rais Amm Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, tepatnya di tahun 1958 M, para ulama di Jawa Timur bersepakat untuk memajukan KH. Mahrus Aly, demi merealisasikan keinginan itu, beliau-beliau semua mengutus Kiai Imron Hamzah untuk meminta kesediaan kepada KH. Mahrus Aly, ternyata jawaban KH. Mahrus tidak bersedia.
Tak cukup disitu, Kiai Imron Hamzah tidak berputus asa, ia datang lagi Ke lirboyo dengan tujuan yang sama, tapi hasilnya kembali nihil, bahkan, KH. Mahrus Aly menjadi sakit lantaran mendengar kedatangan Kiai Imron Hamzah yang notabene meminta beliau harus maju untuk menjadi Rais Amm, sampai-sampai Istri KH. Mahrus, Ny. Hj Zainab memohon Kiai Imron Hamzah untuk tidak datang ke Lirboyo apalagi jika itu membahas terkait pencalonan sebagai Rais Amm.
Perlu dipahami teman-teman, hal ini bukan tanpa alasan, menurut kesaksian Gus Mus, bahwa NU dulu punya tradisi selalu menolak untuk memegang jabatan, seperti Kiai Bisri dan KH. Wahab yang tidak berkenan untuk menjadi Rais Akbar karena masih ada KH. Hasyim Asy’ari. Setelah Kiai Hasyim Wafat pun, keduanya menolak apalagi Kiai lainnya, Akhirnya KH. Wahab Hasbullah bersedia, itupun dengan syarat Rais Akbar istilahnya diganti menjadi Rais Amm.
Sama dengan KH. Mahrus Aly dan KH. As’ad Syamsul Arifin yang tidak berkenan untuk menjadi Rais Amm karena merasa belum pangkatnya, kemudian setelah ulama bermusyawarah akhirnya sepakat KH. Ali Maksum menjadi Rais Amm pada saat itu.Tapi bukan berarti KH. Mahrus Aly tidak cinta terhadap NU, buktinya di tahun 1985 M beliau kembali berkhidmah di NU sebagai Mustasyar, begitulah kisah guru mimin di lingkungan NU, apakah netizen punya kisah menarik lainnya tentang ulama-ulama yang berkiprah di NU, mumpung menjelang resepsi 1 abad nih, mari berbagi pengalaman dengan menulisnya di kolom komentar.
Oh ya, jangan lupa untuk menghadiri Resepsi 1Abad NU di Gelora Sidoarjo nanti ya, sekian Wasalamualaikum.