Menyelami Dunia Tulis Menulis
“ Menulis untuk selalu berbagi inspirasi. Menulis untuk selalu memberi dan memberi. Menulis untuk membuat pembacanya percaya diri.”
Begitulah seorang penulis harus mempunyai kemauan penuh dan percaya diri. Inilah yang membedakan seorang penulis dengan profesi lainya. Seorang penulis juga harus memiliki sikap yang profesional dan aktif dalam merekam sejarah. Dari sinilah seorang penulis akan belajar dialog dengan kehidupan. Hal yang terpenting adalah kepercayaan diri. Ini merupakan landasan awal untuk menjadi seorang penulis. Adapun dunia tulis menulis tidak akan pernah jauh dari namanya dunia baca atau perpustakaan. Seperti halnya ungkapan “ kamu adalah apa yang kamu baca!” Sebab menulis itu tidak lain adalah membaca. Tidak ada kepenulisan yang dilakukan tanpa adanya membaca. Meskipun demikian ada juga yang mengatakan menulis itu susah, meskipun ada sebagian orang beranggapan bahwa menulis itu mudah. Ada yang mengatakan pula menulis itu perlu bakat dan skill dalam menulis. Ada juga yang menghindarkan diri dari dari tugas menulis, tetapi ada pula yang mencari kesempatan menulis .
menulis itu bisa dikatakan melukis. Bahwa ada persamaan antara hakikat menulis dan melukis, disebabkan menulis tidak saja memerlukan kepastian, kompetensi atau ketrampilan merangkai kata-kata, bahasa intelektualitas dan nalar, akan tetapi juga nantinya membutuhkan kemampuan kreativitas, perasaan, intuisi dan kepekaan estetis tertentu. bahan menulis itu dari banyak membaca. Dengan membaca menambah wawasan tulisan yang akan kita tulis. Jika menemukan kesulitan untuk membuat tulisan maka tulislah tentang aktivitas manusia setiap hari. Ini dinamakan dengan belajar dari kehidupan. Seperti kisah seorang kiai yang haus akan ilmu, penjual pecel naik haji, nelayan yang banyak rezekinya. Tidak ada kata menyerah, tidak ada kata tidak bisa. Allah menciptakan badan yang sama, makan makanan yang sama, sama-sama minum air sebagai obat dahaga. Yang membedakan kita dengan para penulis adalah semangat dan keseriusan.
Jurnalis terbaik sepanjang sejarah ada di zaman Nabi
Profesi jurnalis adalah profesi yang sangat mulia. Arti dari kata nabi di sini adalah pemberi kabar berita. Tugas Nabi Muhammad adalah memberi kabar berita. Adapun penulis terbaik adalah Zaid bin Tsabit, yang di mana Zaid bin Tsabit adalah sekretaris Nabi Muhammad. Rasulullah saw bersabda, “umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar, yang paling kuat kesaksianya di hadapan Allah adalah Umar, yang paling diakui perasaan malunya adalah Utsman, dan yang paling menguasai faraid adalah Zaid bin Tsabit” (HR Nsa’i dan ibnu majah).
Zaid memiliki nama lengkap yaitu Abu Said Al-Khazraji Al-Anshari. Ia merupakan sahabat anshar yang cerdas, penulis, penghafal, serta seseorang yang menguasai banyak ilmu, seperti ilmu Al-Qur’an dan faraid. Ia juga mampu mempelajari kitab yahudi dalam waktu singkat atas permintaan Rasulullah Saw.
Selain itu, Zaid juga dikenal sebagai sekretaris kepercayaan Rasulullah Saw dalam menerima wahyu. Jika Rasulullah Saw menerima wahyu, Zaid selalu dipanggil dan diperintah untuk menuliskanya. Zaid dipilih oleh beliau karena selain amanah, ia juga memiliki kecerdasan dan ketepatan dalam berpikir. Dari sinilah, zaid kemudian memutuskan untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. Setiap wahyu yang baru saja turun kepada rasulullah Saw, Zaid dengan sergap menghafalkanya.
Zaid adalah sebagai penghimpun Al-Qur’an dan menguasai informasi tentang Al-Qur’an. Jasa Zaid dalam upaya kodifikasi Al-Qur’an sangat besar. Tiada yang mampu menandinginya dalam menulis kalamullah. Tulisan Zaid yang sangat menarik dan indah. Zaid tidak pernah salah dalam menuliskan wahyu Allah Swt.
Nabi yang pertama kali ajarkan keterampilan menulis
Nabi Idris alaihissalam (As) adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah kepada kaumnya. Nabi idris As juga dikenal sebagai manusia pertama yang menulis menggunakan pena. Para ilmuwan menemukan beberapa potongan naskah kuno yang diklaim terkait dengan Nabi Idris As.
Allah Swt memberikan mukjizat kepada setiap utusanya dari golongan para nabi sebagai media berdakwah. Alllah memberikan beberapa mukjizat dan beberapa keahlian atau talenta kepada Nabi Idris As. Selain memiliki kemampuan dalam menulis Nabi Idris juga memiliki kemampuan di bidang lainya seperti menjahit, mempelajari ilmu perbintangan (astronomi).
Dengan demikian jurnalis ada sejak zaman nabi yang di mana nabi memiliki sekretaris yang terkenal dengan kecerdasan dan ketepatan dalam berpikirnya. Tak lain dengan Nabi Idris yang di mana beliau adalah salah satu nabi yang pertama kali diajarkan keterampilan menulisnya. Dengan hal tersebut kita sebagai penerus jurnalis bisa meneladani kegigihan sebagai seorang penulis. Seorang penulis harus mempunyai inspirasi-inspirasi. Dan yang namanya inspirasi itu banyak ditemui di mana-mana.
Membaca segala macam bacaan yang berhubungan dengan minat, mendengar, melihat setiap peristiwa sesungguhnya terselip inspirasi di dalamnya. Yang nantinya kecerdasan intuisi pun dapat terasah. Apabila setiap manusia mampu menggerakan inderanya sehingga dalam perkataan lain menulis merupakan kreativitas individu dan sejauh mana penulis ingin menghidupkan subyektivitas untuk kemudian mengekspresikan dalam karyanya. Maka dari itu tugas seorang penulis adalah mencoba menemukan dunia imajinasi, keyakinan dan hasrat tersebut, sebagaimana bagian dari fungsi kreatif dan produktif dari dunia penulisan dan literasi pada umumnya menulis.
Masya Allah. Jadi tau tentang sejarah nabi Idris Alhamdulillah, tetap semangat berkarya yah, sukses selalu.😊