Merawat Toleransi di Bumi Pertiwi
Indonesia di kenal dengan Negara paling toleran di dunia, hal ini berdasarkan realita yang ada. Dengan keaneka ragam Agama, seperti Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik dan Kongfuchu bisa hidup rukun berdampingan menjalani kehidupan yang ada. Tanpa adanya konflik perselihan sedikitpun di antara umat beragama di Indonesia, membuktikan bahwa Indonesia layak menjadi contoh sebagai negara yang toleran.
Bahkan tempat ibadah, walaupun saling berdampingan tetap menghargai satu sama lainnya. Contohnya seperti Masjid Istiqlal di Jakarta, yang letaknya berseberangan dengan Gereja Katerdal menjadi bukti nyata tentang tingginya rasa toleransi dalam beragama.
Bahkan ketika Hari Raya ‘Idul Fitri atau ‘Idul Adha, halaman Gereja Katerdal dijadikan lapangan parkir untuk Jama’ah umat muslim yang sedang melaksanakan ibadah tersebut. Adalagi masjid yang bercorak Hindu-Budha tepatnya masjid Al-Aqsa kudus, atau lebih dikenal dengan masjid Menara Kudus, merupakan akulturasi dari tiga Agama. Yaitu Islam, Hindu dan Budha. Begitu banyak bukti-bukti Reel yang menunjukan bahwa Nusantara benar-benar menjadi negara yang bertoleransi tinggi. Sikap toleransi memang harus di tancapkan oleh semua orang, mengingat diri kita yang berstatus makhluk sosial yang tak bisa hidup sendiri, tanpa bersinggugan dengan orang lain.
Seperti Presiden ke-4 Indonesia, yaitu Abdurrahman Wahid atau biasa di kenal oleh kalangan masyarakat dengan sapaan Gus Dur, yang menjadi bapak toleran dunia atau bapak Pluralisme. Dengan keberanian beliau dan kebijaksanaannya dalam menyatukan berbagai macam agama dan budaya, menjadikannya sebagai contoh Publik Figur dengan orang yang bertoleran tinggi.
Contohnya ketika beliau mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua, dan memperbolehkan mengibarkan bendera berlambang bintang kejora yang menjadi simbol persatuan masyarakat Papua. Walaupun toh, menuai berbagai macam konflik dan kontradiksi dari pihak yang tak setuju atas kebijakannya. Namun, atas keberanian beliau, bisa mempersatukan papua yang penuh dengan huru-hara walaupun hanya seumur jagung saja.
Tapi tokoh di atas harus kita contoh dan kita ikuti rekam jejaknya supaya bisa memperkokoh status Indonesia sebagai negara yang paling bertoleran di dunia. Apalagi belum lama ini Indonesia sukses menjadi tuan rumah G20 dan R20. Seperti kita ketahui R20 adalah perkumpulan para pemuka berbagai agama di dunia. Dengan memperkumpulkan para kepala agama di dunia dalam satu forum, kemudian membahas suatu Problem dan mencari solusinya menjadi hal yang sangat di apresiasi.
Walaupun berbeda keyakinan tapi kita tetap harus menjaga keharmonisan satu sama lainnya. Seperti penjelasan dalam Al-Qur’an Surah Al-Kafirun:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)
Artinya: Katakanlah: “Hai orang-orang kafir (1), Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah (2), Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah (3), Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah (4), Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah (5), Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku” (6).
Hal ini juga di pertegas dalam Surah Al-Qur’an yang lain yaitu:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al-Hujurat: 13).
Inilah yang menjadi tendensi kenapa kita harus memiliki sifat yang bertoleransi kepada perbedaan yang ada. Jangan sampai kita mudah terprofokasi dengan oknum yang memecah belah persatuan kita, teruslah perkokoh persatuan kita melalui akses manapun.