Motivasi Belajar Ibnu Hajar Al-Asqolani Tiada Usaha Dan Do’a Yang Berakhir Sia-Sia
Menjadi pintar adalah pilihan sedangkan usaha dan do’a adalah bagian dari prosesnya. Karena untuk mencapai derajat sukses pun butuh yang namanya proses. Tak ada proses yang instan jika ingin memperoleh keberhasilan yang memuaskan. Tak ada yang namanya julukan manusia bodoh di dunia yang ada hanyalah julukan untuk manusia malas. Karena orang yang cerdas dengan IQ superior pun jika malas-malasan akan terkalahkan oleh orang yang mau berusaha dan bekerja keras.
Maka dari itu, kuncinya ya jangan malas. Seperti kisah motivasi dari Ibnu Hajar Al-asqolani, sang ulama besar yang masyhur namanya dan karya-karyanya. Dikisahkan dalam perjalanan beliau menimba ilmu, beliau dikenal sebagai murid yang bodoh dan selalu tertinggal jauh pemahaman belajarnya dibanding teman-temannya.
Yang lebih parah beliau seringkali lupa dengan pelajaran yang telah diajarkan oleh gurunya hingga membuat beliau patah semangat. Akhirnya, beliau pun memutuskan untuk pulang dari madrasah tempatnya menimba ilmu.
Ketika di tengah perjalanan pulang, hujan turun dengan lebatnya yang mengharuskan beliau untuk meneduhkan diri dalam sebuah gua. Di dalam gua tersebut pandangan beliau tertuju pada tetesan-tetesan air yang menetes sedikit demi sedikit namun pasti di atas sebuah batu hingga menyebabkan batu tersebut berlubang (permukaaan batunya menjadi cekung).
Dari peristiwa itulah beliau mengambil kesimpulan bahwa batu yang memiliki tekstur keras saja dapat berlubang karena tetesan air yang terus menerus. Jika batu yang keras saja dapat berlubang karena tetesan air apa lagi kepala saya yang tidak menyerupai kerasnya batu pasti bisa menyerap segala pelajaran jika dibarengi dengan usaha, ketekunan, dan sabar dalam belajar.
Sejak saat itu semangat beliau kembali berkobar. Hingga beliau memutuskan untuk kembali ke madrasah dan menemui gurunya untuk menceritakan peristiwa yang baru saja beliau alami. Melihat sang murid kembali bersemangat setelah dilanda putus asa. Sang guru pun berkenan menerima kembali Ibnu Hajar sebagai anak didiknya.
Dari sinilah perubahan besar terjadi pada Ibnu Hajar, beliau kini menjadi murid yang tercerdas dan kemampuannya melampaui teman-temannya yang telah menjadi ulama-ulama besar. Beliau pun tumbuh menjadi ulama tersohor yang memiliki banyak karangan kitab yang terkenal hingga zaman milenial.
Bahkan menurut muridnya, yakni Imam Asy-Syakhawi karya beliau mencapai lebih dari 270 kitab yang kebanyakan dari karangannya berkaitan dengan pembahasan hadits baik secara riwayat dan diroyat.Karya-karya beliau yang terkenal diantaranya Fathul Baan syarah Shohih Bukhori, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, dan masih banyak lagi.
Kesimpulan dan hikmah yang dapat kita petik dari kisah Ibnu Hajar Al-Asqolani diatas bahwa sekeras apapun dan sesulit apapun itu jika kita benar-benar tekun, berusaha, dan sabar serta diiringi dengan do’a. Insyaallah suatu saat nanti kita akan menuai kesuksesan sesuai dengan apa yang kita usahakan.
Lelah itu hal lumrah tapi untuk menyerah jangan! Tak akan ada hal yang menjadi sia-sia jika diiringi usaha dan do’a. Apabila kalian mencoba kemudian gagal itu adalah hal biasa. Karena orang bijak belajar dari pengalaman, dan dari kegagalanlah kita memperoleh pengalaman dan tangga menuju puncak kesuksesan.
Mantapkan niat dan bulatkan tekad dengan keyakinan, sebagaimana syi’ir dalam nadzom Imrithy,
اِذِ اْلفَتَى حَسْبَ اعْتِقَادِهِ رُفِع وَكُلُّ مَنْ لَمْ يَعْتَقِدْ لَمْ يَنْتَفِعْ
Kesuksesan seorang pemuda ada pada keyakinanya barang siapa yang tidak memiliki keyakinan maka tidak akan memperoleh kesuksesan
Semua manusia bisa mencoba tapi tak semua manusia mampu mempertahankan asa. Semua manusia dilahirkan dalam ketidak tahuan yang sama, untuk kedepannya tinggal bagaimana mereka memilih jalan antara tetap diam dengan kebodohan atau memilih berjuang untuk pengetahuan. Semua tergantung mereka, masa depan adalah hak pilih mereka yang menjalani hidup.
Karena kepandaian bukanlah takdir mubram yang telah ditetapkan Tuhan hingga mutlak tidak bisa diubah meskipun dengan usaha dan do’a. Melainkan sebuah takdir muallaq yang keadaanya dapat diubah oleh usaha dan do’a kita kepada Sang Pencipta. Wallahu a’lam