Nasi jagung banyak ditemukan dalam dunia pesantren sebagai bahan konsumsi untuk memenuhi karbohidrat tubuh. Tak jarang bagi para santri menggunakannya untuk ngrowot. Ngrowot merupakan upaya menahan diri dari segala macam bahan makanan yang berbahan dasar beras, dan diganti dalam bentuk umbi-umbian, jagung dan terigu dengan tujuan sebagai bentuk riyadloh (latihan) yang merupakan bagian dalam proses tazkiyatun nafs.
Cukup ribet bagi mereka yang melakukan ngrowot ini; mengganti nasi beras menjadi nasi jagung dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi bagi mereka yang hidupnya di pondok yang mayoritas makanan pokoknya adalah nasi beras. Maka dari itu, mereka yang ngrowot acap kali disebut ngruwe atau bikin rumit.
Kenapa santri harus ngrowot? Apa manfaatnya? Mungkin pertanyaan itu kerap kali menghiasi pikiran kita. Perlu diketahuai, selain usaha dzhohir seperti belajar, para santri untuk meraih ilmu yang totalitas, butuh juga adanya usaha batin, salah satunya dengan menjaga hawa nafsu. Dan makanan menjadi salah satu faktor penyebab pembangkit gejolak nafsu dalam diri manusia. Bukankah Nabi telah memperingatkan kita untuk melawan nafsu? Bukankah jihad yang besar adalah jihad melawan hawa nafsunya?
قدمتم خير مقدم من الجهاد الأصغر إلى الجهاد الأكبر . قالوا : وما الجهاد الأكبر ؟ قال : مجاهدة العبد هواه
“Kalian datang dengan sebaik-baik kedatangan, kalian datang dari jihad kecil menuju jihad besar. Mereka bertanya: ‘Apakah jihad besar itu?’ Beliau bersabda: ‘Mujahadahnya seorang hamba terhadap hawa nafsunya.” (HR. Al Baihaqi.)
Lalu, makanan juga memiliki beberapa keburukan, terutama mengonsumsi dalam jumlah besar, seperti berdampak pada kesehatan lambung, lemak tubuh, lemah daya tangkap otak, dan juga mudah mendatangkan kantuk. Ngrowot dengan nasi jagung adalah jawababnya. Karena pasti, saat kita makan nasi yang terbuat dari beras akan berbeda rasanya dengan makan umbi-umbian ataupun jagung. Berpengaruh pada nafsu makannya. Nasi jagung lebih bisa mengontrol nafsu makan. Karena pentingnya menjaga nafsu dan bahaya banyak makan telah dijelaskan Syekh Zarnuji, dalam kitab Ta’limul Muta’alimnya,
وتأمل فى مضار كثرة الأكل وهى: الأمراض وكلالة الطبع، وقيل: البطنة تذهب الفطنة
“Bisa pula dengan cara menghayati madhlarat yang timbul dari akibat makan terlalu banyak, antara lain sakit dan bodoh. Ada dikatakan; ‘Perut kenyang, kecerdasan hilang.”
Nabi juga bersabda dalam sebuah hadist,
وعن النبى عليه السلم أنه قال: ثلاثة يبغضهم الله من غير جرم: الأكول والبخيل والمتكبر
Dari Nabi salallahu alaihi wa salam: “tiga orang yang di benci Allah bukan karena ia berdosa, yaitu orang pelahap makan, orang kikir dan orang sombong.”
Makanan juga perlu diperhatikan bagi para santri dalam usahanya memperjuangkan ilmu. Tentu makanan sangat berpengaruh besar. Ia menjadi komuditi yang masuk ke dalam tubuh dan bekerja disana. Maka dari itu, makanan sangat perlu diperhatikan bagi para santri. Jangan sampai makanan yang masuk ke dalam tubuh adalah makanan yang haram, Nauzubillahi min Dzalik.
Ngrowot ini juga merupakan kebiasaan para Salaffuna Sholeh. Sebut saja, Syikhona Kholil yang ngrowot saat masih belajar di tanah suci, KH Abdul Karim yang makan daun mengkudu saat mondok di Syaikhona Kholil, KH Marzuqi Dahlan yang makan daun singkong saat mondok di Tebu Ireng, begitu juga dengan KH Muzzadad (Mbah Jad, Nganjuk), Gus Maksum, dll. Bahkan KH Marzuqi berkata,
“Yen pengen hasil tujuane ampun nedi sekul.”
(Jika ingin tujuanmu tercapai, jangan makan nasi)
Begitulah usaha orang-orang hebat terdahulu yang penuh dengan perjuangan yang hebat pula. Jadi tak heran jika beliau-beliau begitu alim. Kita bisa meniru jejak langkah beliau. Tentu dengan segenap bats kemampuan masing-masing.
Lalu, bagaimana ngrowot dalam sudut pandang kesehatan? Ternyata nasi jagung lebih banyak manfaat disbanding nasi beras. Seperti mengutip dari brilio.net; Nasi jagung kaya antioksidan, tinggi serat, bebas gluten, menyehatkan mata, mencegah anemia, membantu mengontrol gula darah, mencegah peradangan, meningkatkan kesehatan kulit, mendukung kerja alat pencernaan, dan bisa menjadi menu alternatif bagi vegetarian.
Jadi, sudah jelas kebaikan ngrowot menggunakan nasi jagung atau lainnya. Baik dari segi agama, kesehatan, juga telah ada sanad dari para ulama mengenai ngrowot ini. Tunggu apa lagi bagi kalian? Yuk ngrowot!
***