Ngaji Kitab Nashoihul Ibad Karya Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi
Ngaji kilatan atau pasaran merupakan ngaji kilat yang diadakan di beberapa pondok pesantren, salah satunya Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah Lirboyo Kota Kediri. Ngaji kilatan di Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah ini merupakan agenda wajib yang harus diikuti oleh semua santri sebagai syarat atau tiket perpulangan.
Ngaji kilatan ini dilaksanakan mulai tanggal 1 Ramadhan sampai 15 Ramadhan, dengan mengkaji beberapa kitab kuning, salah satunya adalah Kitab Nashoihul Ibad karya Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi. Syekh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi sama yaa guys dengan Syekh Nawawi Al-Bantani, hanya saja nama Al-Jawi itu lebih dikenal dikalangan Timur Tengah sedangkan nama Al-Bantani lebih dikenal oleh masyarakat Jawa sendiri.
Kitab Nashoihul Ibad ini berisi tentang nasihat dan etika antara makhluk dan sang pencipta dan antara makhluk dengan makhluk. Gaya Bahasa yang disampaikan muallif sangat indah dan mengandung nilai sastra yang tinggi. Contohnya pada setiap bab nya beliau menggunakanبا ب الثناءي dan با ب الثلا ثي. Mengapa demikian? Karena lebih memudahkan pemahaman bagi para pembaca, selain itu juga muallif mempunyai gaya tersendiri dalam penyampaiannya melalui sastra.
Saat ngaji kitab nashoihul ibad penulis berhasil melakukan wawancara dengan pengorek atau ustadz yang mengisi kilatan ngaji Kitab Nashoihul Ibad, yaitu Ustadz Imam Ghozali, salah satu mustahiq pra tamatan Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah Putra. Simak wawancara singkatnya ya guyssss
1.Mengapa njenengan memilih Kitab Nashoihul Ibad untuk dikaji bersama teman-teman Asrama Ar-Raudloh?
Kulo memlilh kitab salaf saja sih, mungkin dengan kita membaca kitab karya salafussholeh yang berisi tentang nasihat-nasihat beliau itu bisa lebih ngena ke jiwa per individu. Walaupun pada akhirnya nggak khatam tapi nggak jadi masalah karena kadang nggak khatam niku lebih baik seperti maqolah فهم حرفين من حفظت و قرين dan kalo kulo mau ngebut terus kayaknya kasian teman-teman.
2.Bagaimana kesan ustadz saat mengisi pengajian kilatan dipondok putri?
Yang pasti saya grogi karena memang sebelumnya saya belum pernah ngaji dipondok putri. Tapi alhamdulillah selama 15 hari saya menemani temen-temen ngaji kilatan diberi kelancaran, walaupun ngajinya nggak sampai khatam.
Dari sini bisa penulis simpulkan, jadi alasan beliau memilih Kitab Nashoihul Ibad tentunya agar kitab bisa jadi lebih baik lagi dan dapat mengamalkan nasihat-nasihat yang diberikan oleh ulama zaman dahulu ya guys. Juga agar kita mampu lebih mengenali hubungan sesama makhluk dan hubungan antara makhluk dengan penciptanya.
Kitab Nashoihul Ibad adalah salah satu kitab yang mampu menenangkan dan menasehati walau tanpa suara. Walaupun hanya ngaji singkat tapi isinya mampu memikat. Semoga bermanfaat.
Wallahu’alam