Ngaji Syamail Part 10: Semir Rambut Rasulullah SAW
Kedri-Pers Mahrusy (16/03), melanjutkan bab yang menjelaskan sifat-sifat rambut Rasulullah SAW. Malam ini sampai pada pembahasan semir rambut Rasulullah SAW. Ning Ochi menjelskan, “Abu Huarairah bertanya, apakah Rasulullah menyemir rambut? Jawabanya, ya”
Dari Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqil, “Aku melihat rambutnya Rasulullah itu disemir. Kemudian dijelaskan dalam Kitab Shohihin, “Nabi Muhammad SAW itu rambutnya tidak disemir,” dan dalam Kitab Shohihin riwayat Ibnu Umar r.a, “Rasulullah itu mewarnai jenggotnya dari sesuatu yang berwarna kuning dan sesuatu yang seperti zaitun,”
Dari Qatadah dari Anas bin Malik bertanya, “Apakah Rasulullah memakai semir?” jawabannya, “Tidak sampai disemir,” akan tetapi dari Abu Bakar r.a berkata, “Rasulullah menyemir menggunakan hena dan katam”
Dari An-Nawawi berpendapat, “Rasulullah itu di satu masa memakai semir, dan terkadang tidak memakai semir,” Ning Ochi menjelaskan maksud dari Imam Nawawi ini bahwa semua pendapat yang mengatakan Rasulullah bersemir atau tidak itu benar. Karena terkadang Rasulullah itu memakai semir dan kadang kala tidak memakai semir.
Dijelaskan dalam kitab, alasan Rasulullah SAW menyemir rambut karena untuk membedakan tampilan rambut agar tidak sama seperti ’ajam. Dari qoul ini Ning Ochi ngendikan, ”Kadang kala kesunahan bertabrakan dengan tata krama. Maka dari itu harus melihat adat istiadat, tidak hanya melestarikan satu aspek kesunahan Rasulullah SAW saja.”
Selain bersemir Rasulullah juga telaten mencukur bulu-bulunya seperti yang telah dituliskan dalam kitab, ”Rasulullah itu yatanawwar disetiap bulan,” maksud yatanawwar ini kalau di zaman sekarang ini sama halnya dengan wexing, yaitu memakai benda yang bisa merontokan bulu-bulu. Dan Rasulullah menggunakan kapur. Dilanjutkan lagi beliau itu memotong kuku setiap 15 hari.
Dituliskan dalam kiab, ketika Rasulullah memakai kapur itu yang pertama dituangkan di tangan kiri kemudian baru diletakkan di farji beliau. Diawali dari ’aurot bagian kiri kemudian baru bagian yang lainnya.
Dari qoul ini Ning Ochi berpesan, “Jangan membiarkan bulu kemaluan, karena akan memicu tempat tinggal bakteri. Dan disitu pula pertemuan luar dan dalam yang subur untuk bakteri tumbuh,”
Ning Ochi juga menambahakan, bahwa miss V itu adalah organ vital yang sangat intim, jadi harus dijaga kebersihannya.
Dijelaskan dalam kitab, Rasulullah itu biasanya memotong kuku dan kumis di hari Jum’at sebelum pergi Sholat Jum’at. Dan Rasulullah juga memerintahkan untuk mengubur anggota badan berupa rambut dan kuku ketika terlepas.
Kemudian ditambahkan, terdapat tujuh anggota tubuh ketika terlepas diperintahkan untuk dikubur diantaranya; rambut, kuku, darah bekam, gumpalan haid, gigi, janin, dan ari-ari.
Diriwayatkan dari Anas r.a, ”Saya melihat kanjeng nabi mau mencukur rambut dan dikelilingi oleh para sahabat untuk mengambil jatuhan rambut Rasulullah SAW.” Wallahu a’lam.