web analytics

Ngaji Syamail Part 2:  Istimewa Asma Muhammad dan Keelokan Paras Nabi Muhammad SAW

Ngaji Syamail Part 2:  Istimewa Asma Muhammad dan Keelokan Paras Nabi Muhammad SAW
0 0
Read Time:3 Minute, 10 Second

Masih melanjutkan tentang istemewa dan mulianya nama Muhammad dan Ahmad. Nabi Adam a.s mewasiatkan kepada putranaya Syits, “Kamu adalah pemimpin setelahku maka pimpinlah pada kepemimpinanmu dengan tali yang kuat yakni tali takwa dan ingatlah disamping nama Allah selalu ada nama Nabi Muhammad SAW,” wasiat Nabi Adam kepada putranya Syits.

Kemudian Ning Ochi menceritakan suatu kisah kala Nabi Adam hidup di Surga, ketika beliau sedang berkeliling di surga ditiang-tiang Arsy itu tertulis nama Muhammad, kemudian beliau berkeliling lagi di istana-istana, di kening-kening para bidadari, di ranting-ranting pohon surga semuannya tertulis nama Muhammad, dan di pohon Thuba dari kata Thoyib (baik) yang berada di Surga itu juga tertulis nama Muhammad, diantara ke dua mata malaikat juga tertulis nama Muhammad, serta di horden-horden Surga pun tertulis nama Muhammad.

Dari kisah perjalanan beliau di Surga beliau mewasiatkan kepada putranya Syits untuk memperbanyak dalam mengingat Nabi Muhammad dalam artian memperbanyak sholawat kepada beliau.

Karena, jangankan kita yang hanya manusia biasa para malaikat yang telah dimuliakan Allah pun disetiap detiknya senantiasa bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Masya Allah

Kemudian dalam kitab Syamail dijelaskan bahwa asalanya nama Ahmad itu dari af’alul tafdhil yang sangat unggul. Dan dengan nama Muhammad ini dijadikan derajat yang tinggi maksudnya menjadi nama yang spesial hingga ada keberkahan sendiri pada anak yang diberi nama Muhammad atau Ahmad. Kesimpulannnya nama Ahmad dan Muhammad ini sama  yakni Ahmad orang yang dipuji dan Muhammad orang yang banyak dipuji.

Maka dari itu ketika memiliki anak laki-laki dianjurjkan untuk memberi nama Ahmad atau Muhammad. Dalam Hadis Qudsi Allah berfirman:

“Aku ini bersumpah atas diriku sendiri tidak akan aku masukan kedalam neraka barang siapa namanya Ahmad atau Muhammad”

Sahabat Ali r.a pun meriwayatkan:

“Seumpama ada orang yang makan dan juga rumah kemudian dihadirkan orang yang namanya Ahmad atau Muhammad Allah akan membersihkan rumah tersebut sehari dua kali”

Selanjutnya memasuki bab dua yakni menjelaskan keelokan paras Nabi Muhammad SAW

Ning Ochi menceritakan saking indahnya paras dan akhlaq Nabi Muhammad tidak ada satupun sahabat yang tidak rindu kepada Baginda Nabi Muhammad SAW walaupun setiap harinya bertemu. Rindu para sahabat kepada Rasulullah SAW pun tidak kaleng-kaleng.

Dikisahkan seorang sahabat yang bernama Abdurrohim saking rindunya beliau kepada Nabi Muhammad SAW hati beliau ini sampai terbakar. Hal ini dapat diketahui karena tat kala beliau berbicara ini tercium seperti bau daging di bakar yang tak lain itu adalah hati beliau yang terbakar. Hal serupa pun terjadi pada Sayyidina Abu Bakar As-Sidiq, bahkan saking cintanya beliau kepada Nabi Muhammad beliau pingsan berkali-kali kala mendengar kabar Nabi Muhammad SAW wafat.

Dalam Kitab Syamail diceritakan tentang ketampanan Rasulullah SAW bahwa dalam kesempurnaan iman itu termasuk mengakui bahwa tidak ada yang diciptakan lebih indah dari Rasulullah SAW. Bahkan ketampanan Nabi Yusuf a.s pun kalah, karena jika ketampanan Nabi Yusuf itu bisa menjadi fitnah, ketampanan Nabi Muhammad SAW menjadi haibah atau wibawa.

Dalam Kitab Syamail dijelaskan bahwa sebetulnya ketampanan Rasulullah belum semuanya muncul dan tak akan jelas kepada kita ketampanan Rasulullah. Bahkan yang meriwayatkan ketampanan Rasulullah adalah anak-anak kecil yang menjumpai zaman sugengnya Rasulullah. Hal ini karena para sahabat sepuh tidak akan berani menatap Rasulullah saking agungnya wibawa beliau. Dan ketika ditampakan ketampana Rasulullah maka akan copot matanya. Masya Allah

Tak hanya parasnya yang indah mempesona, keringat Rasulullah pun wangi dan menjadi rebutan, bahkan air seni beliau pun segar layaknya air mineral.

Ketika Nabi Muhammad berjalan pun beliau berada di barisan belakang karena yang membersamai beliau tidak hanya dari golongan sahabat tapi juga dari golongan malaikat. Rasulullah pun tak pernah berjalan sendirian, belaiu senantiasa ditemani sahabat di depannya dan malaikat di belakangnya.

Dari Anas r.a meriwayatkan:

“Rasulullah itu badannya tidak tinggi dan tidak pendek, kulitnya bukan putih pucat melainkan putih kemerah-merahan, rambutnya berombak tidak lurus dan tidak pula keriting”

Wallahu a’lam

 

 

 

 

 

About Post Author

Annisa Fitri Ulhusna

Santri Al- Mahrusiyah Lirboyo, Kediri. Santri ngabdi kiai dan seorang gadis penggemar literasi
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like