Kediri-Elmahrusy Media.
(11/03), melanjutkan rutinitas pengajian Syama’il Rasul yang biasanya dilaksanakan pada Malam Jum’at dalam bulan-bulan biasa, kali ini dilaksanakan ba’da sholat tarawih berjama’ah spesial edisi Bulan Ramadhan.
Langsung saja, usai sholat tarawih segenap santri telah bersiap mengaji lengkap alat tulis, kitab, dan tak lupa mukena yang masih melekat. Beliau Ning Ochi melanjutkan ngaji, “Rasulullah itu memiliki limmah atau dalam Bahasa Jawanya godek,” tutur Ning Ochi membuka pengajian.
Dari Bara’ bin ‘Azib berkata, “Saya belum pernah melihat orang yang memiliki godek yang paling bagus, memakai baju merah mengalahi Rasulullah SAW.”
Di sini dijelaskan bahwa baju merah yang Rasulullah kenakan itu bukan baju merah menyala seperti pada umumnya, melainkan baju merah tersebut memiliki motif atau liris-liris.
Kemudian dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Saya juga tak melihat yang lebih tampan dari Rasulullah SAW, seolah-olah wajah beliau itu ada mataharinya, jika tersenyum itu yatala’la’ fil judur yaitu seperti shinning summering.”
Sedangkan menurut Ummu Ma’bad, Rasulullah itu ajmal annas, yang sudah tak mampu diungkapkan lagi ketampanannya, ini merupakan balaghoh paling tinggi. Bedanya dengan ahsan yaitu jika ahsan masih dapat dirasakan dan dideskripsikan ketampanannya.
Beliau Ummu Ma’bad berkata, “Orang yang terlihat ganteng dari jauh yaitu kanjeng nabi dan jika dilihat dari dekat lebih tampan lagi.”
Dari Jabir bin Samurah juga berkata, “Saya melihat Rasul di malam pertengahan bulan. Rembulan sedang terang-terangnya atau malam purnama. Dan beliau Rasulullah mengenakan selendang dan baju warnanya merah. Maka rembulan pun kalah indahnya. Rasulullah lebih indah dari bulan purnama.”
Masyaallah, dari persaksiannya Jabir bin Samurah akan ketampanan Nabi Muhammad SAW yang dibandingkan dengan keindahan bulan purnama ini, kita disunnahkan untuk puasa ayyamul bait yakni pada tanggal 13,14,15 Hijriyah, faidahnya menjadikan wajah cerah dan glow up.
Dari beberapa kesaksian para sahabat, Rasulullah itu diibaratkan rembulan, semakin dilihat semakin indah dan candu.
Barak bin ‘Azib pernah bertanya, apakah Rasulullah itu wajahnya seperti pedang? Jawabnya, Tidak, tapi seperti rembulan.
Dan Nabi Muhammad SAW itu memiliki kulit yang putih tapi bukan putih kehitaman dan bukan pula yang putih sekali, melainkan putih kemerah-merahan.
Dari Abu Thalib paman Nabi Muhammad SAW, beliau berkata, “Rasulullah itu kulitnya terang dan bersih, keringatnya seperti mutiara, dan ketika berjalan itu takaffa’ seperti ada gelombangnya.”
Karena apapun yang keluar dari kanjeng Nabi Muhammad SAW itu jamil dan tetap wangi. Bahkan di suatu kisah, ketika sahabat Rasulullah sedang kehausan di malam hari, kemudian menemukan air dalam wadah lalu lekas diminum. Dan ternyata itu adalah air seni Rasulullah SAW. Kemudian Rasul bersabda, “Perutmu tidak akan tersentuh api Neraka.”
Dijelaskan kembali dalam kitab Syamail, Rasulullah ini paling tampan dan bercahaya wajahnya. Tidak ada yang mensifatinya kecuali disamakan dengan bulan purnama.
Dari Sayyid Abu Bakar, beliau berkata bahwa Rasulullah itu diibaratkan seolah-olah cahaya bulan, disifatkan seolah-olah putihnya dari sinar perak, jika beliau berjalan di atas pasir akan membekas telapak kaki beliau dengan sempurna, memiliki kulit putih dengan wajah yang sangat tampan, dan tinggi badan yang sedang.
Kulit putih beliau itu bercampur kemerahan, dan bola mata beliau itu hitam pekat bak malam yang gelap. Bulu mata beliau itu sangat tebal dan lentik. Beliau memiliki sifat kulit kemerah-merahan layaknya pagi bi ma’na sangat cerah.
Terakhir, Ning Ochi berpesan, “Jadikanlah Ngaji Syama’il itu wasilah agar lebih dekat dengan Rasulullah.”
Wallahu a’lam