web analytics

Ngaji Syamail Part 7: Salman Al-Farisi Sang Pencari Kebenaran

Ngaji Syamail Part 7: Salman Al-Farisi Sang Pencari Kebenaran
0 0
Read Time:2 Minute, 21 Second

Kediri-Pers Mahrusy (13/03), Ramadhan telah tiba di malam ketiga, seperti rutinitas yang telah di istiqomahkan setiap malam Ramadhan, yakni Ngaji Syamail Rasul. Usai istighotsah para santri telah siap berkumpul di Aula Al-Fatah lengkap dengan, notebook, pulpen, kitab, dan mukena yang telah basah oleh keringat.

Malam ini Ning Ochi mengisahkan sang pencari kebenaran dari negara Paris yakni Salman Al-Farisi. Dari Buraidah bin Hushaib, diceritakan bahwa pada suatu hari Salman melakukan perjalanannya mencari kebenaran tentang Rasulullah SAW hingga sampailah Salman pada sebatang pohon. Karena letih, Salman memutuskan untuk merebahkan diri diatas pohon.

Tak lama setelah Salman mengistirahatkan badan, datanglah dua orang peria yang bergibah ria dibawah tempatnya tidur alias dibawah pohon. Salman pun menyimak obrolan dua peria tersebut.
Ternyata dua peria tersebut sedang menghibahkan seseorang yang mengaku-ngaku nabi dengan ciri-ciri tidak menerima shodaqoh akan tetapi tidak menolak hadiah.

Mendengar berita tersebut, bersegeralah Salman melanjutkan pengembaraannya mencari kebenaran tentang nabi terakhir yang selama ini ia dengar. Setelah lama berjalan, akhirnya bertemulah Salman dengan seseorang yang ia yakini itulah Sang Nabi yang selama ini ia cari.
Singakat cerita untuk membuktikan kebenarannya, Salman mengetes dengan memberikan suguhan kurma, lalu ditanyalah Salman, “Ya Salman ini apa?” Ini kurma tuan, yang saya shodaqohkan kepada tuan. Dijawablah oleh nabi, “Maaf, kami tidak menerima shodaqoh,”

Mendengar jawaban tersebut, terbuktilah ciri kenabian yang pertama yakni tidak mau menerima shodaqoh. Selanjutnya untuk memastikan ciri yang ke-2, keesokannya Salman datang kembali dengan membawa kurma, lalu ditanyalah Salman, “Ya Salman ini apa?” Salman menjawab, “Ini kurma, yang saya hadiahkan kepada tuan dan sahabat-sahabat tuan,” Nabi pun menjawab, “Syukran ya Salman.”
Dari jawaban itu, tersisalah satu ciri kenabian yang belum Salman buktikan yakni tanda kenabian yang berada dipunggung Rasulullah SAW.

Setelah menanti-nati waktu yang tepat, tibalah pada moment Rasulullah sedang menguburkan salah seorang sahabat yang meninggal.
Dan pada waktu itu, nabi sendiri yang turun keliang lahat untuk menguburkan tanpa mengenakan pakaian atas. Dari situ nampaklah secara jelas oleh Salman sebuah tanda kenabian yang mirip jengger ayam pada punggung sebelah kanan atas Rasulullah. Pucuk dicinta ulam pun tiba, dengan segera dipeluklah sang baginda dari belakang oleh Salman hingga nabi berbalik badan dan membalas pelukan dari Salman Al-Farisi tersebut.

Kisah ini menjadi moment paling mengharukan bagi Salman Al-Farisi setelah pengembaraannya mencari kebenaran berbuah kebahagiaan.
Selanjutnya, sekilas info dari Ning Ochi, “Dulu Salman ini punya orang yahudi, kemudian dibeli oleh Rasulullah dengan jumlah sekian dirham,” kisah selanjutnya diajaklah Salman menanam Pohon Kurma, dalam perkebunan yang semua pohon kurma ditanam oleh Rasulullah SAW.

Namun, dari sekian banyak pohon kurma terdapat satu pohon kurma yang tidak pernah berbuah, Nabi pun heran kemudian bersabda, “Mengapa pohon kurma initidak mau berbuah?” kemudian dijawablah oleh Umar, “Ya Rasulullah sayalah yang menanam pohon kurma tersebut,” mendengar jawaban Sayyidina Umar, nabi mencabut pohon Kurma tersebut kemudian menanamnya kembali dan berbuahlah pohon kurma tersebut.

About Post Author

Annisa Fitri Ulhusna

Santri Al- Mahrusiyah Lirboyo, Kediri. Santri ngabdi kiai dan seorang gadis penggemar literasi
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like