web analytics
AD PLACEMENT

Ngalap Barokah, Syafaat, Wasilah Ittiba’ Salafus Sholih

KH. Imam Yahya Mahrus bersama KH. Maimun Zubair
AD PLACEMENT
2 0
Read Time:5 Minute, 50 Second

Sungguh amat sangat beruntung dan berbahagialah seseorang yang ditengah-tengah kehidupannya dan ditengah-tengah kesibukannya menjalani aktifitas kehidupan ini, ia masih diberi kesempatan oleh Allah dipertemukan dan dihadirkan dengan majelis-majelis yang mempunyai kontribusi dan sumbangsih untuk kehidupan kita amat besar, majelis yang perannya untuk kehidupan kita amat sangat besar, majelis yang kita yakini turunnya rahmat Allah, majelis yang kita yakini turunnya keberkahan Allah, majelis yang kita yakini Allah menurunkan hujan maghfirohnya untuk orang orang yang hadir dalam majelis ini.”

-Habib Hussein Bin Alwi Bin Agil-

disarikan saat Haul KH. Utsman Al Ishaqy

Mencintai majelis-majelis dengan segala isinya yaitu orang orang alim ialah suatu keharusan yang harus kita tancapkan dalam hati kita untuk mencapai keberkahan yang ada dan mencapai derajat setinggi-tingginya disisi Allah. Al Hafidz Syamsuddin bin Nashiruddin ad Dimasyqi dalam kitabnya Mauridusshodi Fi Mauridilhadi telah membenarkan dispensasi Abu Lahab di neraka karena memerdekakan budaknya (Tsuwaibah) lantaran saking gembiranya mendengar kabar Rasulullah lahir.

AD PLACEMENT
Also Read: Kentut Ramadhan


إذا كان هذا كافرا جاء ذمه * وتبت يداه في الجحيم مخلدا
أتى أنه في يوم الاثنين دائما * يخفف عنه للسرور بأحمدا
فما الظن بالعبد الذي طول عمره * بأحمد مسرورا ومات موحدا

“Jika Abu Lahab saja yang kafir dan kekal dalam neraka, setiap hari Senin ia bisa mendapatkan keringanan karena merasa bahagia atas Ahmad (rasululah). Maka bagaimana dengan seorang hamba yang sepanjang hidupnya merasa bahagia atas nabi Ahmad (Muhammad) dan wafat dalam keadaan bertauhid (membawa iman)?”

Abu Lahab adalah salah satu sosok yang paling banyak menyakiti Rasulullah Saw semasa hidupnya. Ia merupakan salah satu paman rasulullah Saw. Nama aslinya Abdul Uzza bin Abdul Muthalib, nama kuniahnya Abu ‘Utaibah. Dinamai Abu Lahab karena wajahnya yang berseri-seri.

Ia kafir hingga kematiannya. Jelas, Abu Lahab kekal di neraka karena mati dalam keadaan kafir. Namun ada yang menarik dari sosok Abu Lahab ini. Meskipun dia banyak menyakiti Rasulullah, mati dalam keadaan kafir, bahkan sudah dinash dalam al Quran surat Al Lahab mengenai keburukan dan masuk nerakanya.

AD PLACEMENT

Namun ia masih mendapatkan dispensasi di neraka berupa keluar air diantara ibu jari dan telunjuknya karena pernah memerdekakan budaknya (Tsuwaibah) lantaran saking gembiranya mendengar kelahiran sang ponakan (Muhammad SAW.) Tsuwaibah sendiri nantinya salah satu orang yang menyusui Rasulullah SAW. Dari air yang keluar itulah ia bisa minum di neraka yang teramat pedih. Dalam kitab Al Iktifa Bima Tadhommanahu Min Maghozil Musthofa (2/33) karya Sulaiman bin Musa al Kala’i al Andalusi dijelaskan :

أن العباس قال: مكثتُ حولًا بعد موت أبي لهب لا أراه في نوم، ثم رأيته في شرِّ حالٍ، فقال: ما لقيتُ بعدكم راحةً إلا أن العذاب يُخفَّف عني كلَّ يوم إثنين؛ وذلك أن رسولَ الله صلى الله عليه وسم وُلد يوم الإثنين، فبشَّرت أبا لهب بمولده ثويبةُ مولاته، فقالت له: أشعرت أن آمنة ولدت غلامًا لأخيك عبد الله. فقال: اذهبي، فأنت حرَّة. فنفعه ذلك وهو في النَّار»

الاكتفاء بما تضمَّنه من مغازي المصطفى» (2/33)

 

AD PLACEMENT

Sesungguhnya Al Abbas berkata : “Setelah setahun kematian Abu Lahab, saya bermimpi melihat kondisinya yang amat buruk. Kemudian Abu Lahab berkata, ‘saya terus-menerus disiksa, hanya saja setiap hari Senin mendapat keringanan,’ demikian karena rasulullah lahir pada hari senin.

Dulu suatu masih hidup, Abu Lahab mendengar kabar gembira lahirnya sang ponakan melalui Tsuwaibah (budak berempuannya). Tsuwaibah berkata pada Abu Lahab, ” Siti Aminah telah melahirkan seorang putera dari saudaramu Abdullah.”

Spontan Abu Lahab berkata (pada Tsuwaibah, “Pergilah!, kau sudah merdeka.” Hal demikian memberikan manfaat baginya (dispensasi di neraka).

 

Bersamaan dengan kisah tentang yuhsarul mar’u ma’a man ahabba (seseorang akan dikumpulkan bersama yang dicintai) dan mencintai orang alim ialah sebuah keberuntungan, karena apa? sebab di salah satu surah Al Quran Karim yang disebut Al Kahfi, dinamakan surah Al Kahfi karena surat itu mengangkat cerita tentang Ashabul Kahfi, yaitu pemuda-pemuda tauhid yang dimuliakan oleh Allah, salah satu kemuliaan yang Allah berikan kepada mereka, Allah tidurkan mereka selama 300 tahun lebih.

Akan tetapi kita tidak bicara dengan ashabul kahfi, kalau mereka (ashabul kahfi) mendapat kemuliaan dari Allah itu wajar saja karena perjuangan mereka mempertahankan nilai tauhid, akan tetapi yang menarik adalah saat cerita ashabul kahfi diangkat oleh Allah, lalu Allah menceritakan pula tentang perselisihan diantara mereka berapa jumlah real dari ashabul kahfi itu dan Allah berfirman سَيَقُولُونَ ثَلَٰثَةٌ bahwa ada yang mengatakan jumlah ashabul kahfi itu ada tiga. Lalu Allah katakan رَّابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ bahwa unsur yang ke empat adalah anjingnya dan yang menarik ialah Allah angkat cerita anjingnya, kalau yang Allah angkat tentang ashabul kahfi karena perjuangan mereka lalu anjing, apa nilai tambahnya?

Bukan sekali Allah menyebutnya, akan tetapi  وَيَقُولُونَ خَمْسَةٌ lalu ada yang mengatakan kembali jumlah ashabul kahfi itu ada lima Lalu Allah katakan سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ unsur yang ke enam ada yang mengatakan anjing mereka.

Dan ada pula yang mengatakan وَيَقُولُونَ سَبْعَةٌ وَثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ ada pula ada yang berpendapat ashabul kahfi itu ada tujuh dan yang ke delapan itu adalah anjingnya.

Binatang yang najis dan kotor najasah mugholadzoh, tetapi mengapa binatang yang kita kategorikan binatang yang najis ini diangkat oleh Allah dan ada beberapa ahli tafsir yang mengatakan bahwa anjingnya ashabul kahfi adalah satu satu binatang selain manusia yang akan ada disurganya Allah bahkan nama sang anjing itu ketika ditulis lalu disematkan pada diri anak kecil akan terjaga dari gangguan jin dsb, anjing tersebut begitu agung sehingga diabadikan dalam Al Quran, saat ashabul kahfi dalam pelarian mereka untuk menyelamatkan diri, mereka bertemu dengan seorang pengembala, pengembala itu yang mempunyai anjing dan ashabul kahfi bertanya tentang suatu alamat lalu sang anjing memandang ashabul kahfi dan Allah gerakan ashabul kahfi memandang anjing tersebut maka bertemu pandanglah antara anjing dan ashabul kahfi dan kemudian anjing tersebut jatuh cinta kepada ashabul kahfi, kemudian tatkala ashabul kahfi sudah mendapatkan alamat tersebut ashabul kahfi ia berlalu dan kemudian anjing tersebut mengikutinya. Cinta yang sesaat dari seekor anjing yang naiis dan hina diangkat derajatnya karena cinta orang sholih

أُحِبُّ الصَّـالِحِينَ وَلَسْتُ مِنْـهُمْ        
لَعَلِّي أَنْ أَنَـالَ بِـهِـمْ شَـفَاعَــــهْ

Aku mencintai orang-orang shalih meskipun aku bukan bagian dari mereka
dan Aku berharap kiranya kuperoleh syafaat melalui mereka

Jika anjing mendapatkan tempat yang mulia sehingga diabadikan oleh Allah lalu dengan manusia yang Allah katakkan وَ لَقَدۡ کَرَّمۡنَا بَنِیۡۤ اٰدَمَ  sungguh kami telah memuliakan anak adam.

Dari sisi sini kita bisa mengambil pelajaran bahwasannya banyak cerita yang sudah kita temui yang seharusnya kita lalukan ialah mencintai orang sholih karena paling beruntung beruntungnya orang ialah masih bisa bisa diberi kesempatan untuk mengikuti majelis majelis yang isinya kita dipertemukan dengan orang orang sholih. Narju minhum syafaah, dengan tujuan mencari syafaatnya. 

نٙوٙيْتُ كٙما نٙوٙى مَشَايِخُنَا و أَسْلاَفُنَا الصالِحُون

-Wallohualam-

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

AD PLACEMENT

Santri Asal Kebumen !

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Kentut Ramadhan

Kentut Ramadhan

Tob Tob Tob Tob…

Tob Tob Tob Tob…

Ada Naga di Bulan Ramadhan!

Ada Naga di Bulan Ramadhan!

Ngaji Gus Reza: Al-Qur’an sebagai Mukjizat yang Never-Lasting

Ngaji Gus Reza: Al-Qur’an sebagai Mukjizat yang Never-Lasting

Perbedaan Lailatul Qodr dan Nuzulul Qur’an

Perbedaan Lailatul Qodr dan Nuzulul Qur’an

Gelap Terang Indonesia

Gelap Terang Indonesia

AD PLACEMENT