Niat Awal Ketika Menjadi Santri Baru
Menjalani kehidupan baru, suasana baru dan teman-teman baru, belum lagi dengan banyaknya kegiatan yang dijalani, beragam syarat yang harus dipenuhi, ataupun rintangan demi rintangan untuk menggapai masuk kelas melalui tes rumit nan sengit.
Langkah awal bagi santri baru merupakan masa penuh ujian, ibarat nya dalam hukum hutan rimba dinamakan dengan seleksi alam, jika tidak kuat akan tumbang, apabila dapat bertahan ia disebut sebagai pemenang. Makanya, tatkala mengalami kondisi seperti ini, ia harus secepat mungkin untuk bisa menyesuaikan terhadap lingkungan sekitar.
Manfaatnya, seseorang bisa lebih belajar mengatur kematangan emosi, perihal santri baru, ia akan belajar menahan sedih jauh dari keluarga, melatih untuk lebih bersosialisasi terhadap orang yang baru dikenal, tetap konsisten dengan satu tujuan walaupun perasaan jiwa sedang tidak karuan.
Jangan terlebih dahulu takut sampai membuat hati kalut, sebab, rintangan rintangan tersebut adalah bagian dari jihad fi sabililah, kita tak perlu lagi perang seperti di zaman nabi, cukup dengan mengkaji kitab-kitab turats kalangan ulama-ulama zaman dahulu, sama saja halnya menghidupkan Agama Islam. Jadi jangan risau mengenai cobaan-cobaan selama menuntut ilmu, akan menjadi kacau bilamana terlarut-larut memikirkan halangan yang tak jemu.
Merenungi dawuhnya Ibnu An-Najar dari Ibnu Abbas,
الغدوّوالرّواح إلى المساجد في تعليم العلم أفضل عند الله من الجهاد في سبيل الله
“Pergi di waktu pagi ke masjid untuk menuntut ilmu disisi Allah itu lebih utama daripada jihad/ perang di jalan Allah”
Melalui keterangan yang telah diutarakan malah lebih mengutamakan menuntut ilmu ketimbang perang menggunakan pedang, oleh karena itu, mari bulatkan tekad agar tidak mudah menyerah terhadap segala hal yang bisa membuat bubrah.
Kuatkan niat biar tujuan kita menjadi rahmat, menuntut ilmu di pondok pesantren bukan hanya sekedar menginap di asrama, pagi hari sekolah, sorenya mengaji, malam hari mutholaah, tapi sebenarnya itu adalah bagian dari berjuang untuk menghilangkan kebodohan, bayangkan saja, jika belajar dan mendalami ilmu pengetahuan mulai disepelekan, sama saja flash back ke zaman primitif dimana manusia belum sepenuhnya menggunakan nikmat Allah Swt, yaitu akal untuk berpikir.
Saking pentingnya, Syeikh Ad-Dailami meriwayatkan dari Ibnu Abbas, mengibaratkan bahwasanya belajar satu jam saja itu lebih baik daripada melakukan ibadah dan sholat di malam hari, sedangkan belajar selama satu hari lebih utama ketimbang puasa 3 hari.
طلب العلم ساعة خيرمن قيام ليلة وطلب العلم يوما خيرمن صيام شلاثة أشهر
Tak cukup disitu, ilmu yang kita peroleh selama proses belajar mengajar itu menjadi lantaran Allah Swt untuk menggambarkan ilmu di alam kubur, mendapat ampunan ketika hari kiamat serta dijauhkan dari segala hama penyakit yang ada di muka bumi.
“إذامات العالم صوّرالله علمه في قبره يؤنسه يوم القيامة ويدرأعنه هوام لأرض
Oleh sebab itu, bagi semua orang yang baru merasakan menempuh pendidikan di Pondok Pesantren jangan mudah putus asa hanya karena cobaan yang menerpa jiwa. Percayalah, itu semua berkah, sudah berada pada koridor yang mewah, jangan sampai pindah ke tempat tak terjamah. Yakinlah, ketika segala sesuatu itu berhubungan dengan menuntu ilmu, apalagi ilmu akhirat, orang itu akan mulia di sisi Allah Azza Wajalla.
Sekian, Semoga Bermanfaat.