Kediri-Pers Mahrusy.
(22/01/2024) rangkaian perlombaan yang dilaksanakan untuk memeriahkan harlah ke-11 ini telah usai. Usai bukan berarti selesai, karena usai disini berarti memulai. Memulai kegiatan yang positif untuk satu tahun kedepan.
Sesuai dengan agenda awal, di malam ini akan diumumkan pemenang dari setiap perlombaan. Sebelum penyerahan hadiah, ketua panitia sangat mengapresiasi audiens maupun peserta lomba karena turut memeriahkan harlah pada tahun ini. “Saya sangat mengapresiasi semangat santri ar-Roudloh, jika dikalkulasi semangat kalian adalah 100%” ujar sekertaris asrama ar-Roudloh tersebut
Setelah ketua panitia menyampaikan sepatah dua patah kata dilanjutkan sekapur sirih dari Ustadzah Muflihah selaku ketua pondok asrama ar-Roudloh. Beliau mengutip perkataan Imam Syafi’I, yaitu saya cinta orang sholih walaupun saya bukan bagian dari orang sholih, dan saya mengharapkan mendapat pertolongan mereka.
“kalian harus cinta para orang alim, dan kalian harus berhusnudzon bahwa teman kalian adalah seorang yang alim,” tambah santri asal madura dalam sambutannya. Kutipan tersebut bisa kita ambil hikmah bahwa kita selaku santri harus mencintai para alim ulama dengan mengharapkan pertolongan mereka di hari akhir.
Setelah mendengarkan sekapur sirih dari ketua pondok asrama ar-Roudloh, pembawa acara mengumumkan pemenang dari setiap lomba. Para audiens mendengarkan dengan antusias Ketika pembawa acara membacakan pemenang dari setiap lomba.
Juara 1 Lomba Ar-Roudloh Mencari Bakat (AMB) adalah Mahasantri dan Mahasiswi S2 dan Juara 2 Lomba Ar-Roudloh Mencari Bakat (AMB) adalah Mahasiswi Semester 1 dan 3. Juara 1 Lomba Cengko’e Gunem adalah Kamar Arofah dan Juara 2 Lomba Cengko’e Gunem adalah Kamar Aqobah. Sedangkan Juara 1 Lomba Lalaran Nadhom adalah Siswi Madrasah Diniyah Kelas 3 Aliyah dan Juara 2 Lomba Lalaran Nadhom adalah Siswi Madrasah Diniyah Kelas 3 Tsanawiyah.
Setelah pengumuman pemenang dari setiap lomba, acara dilanjutkan dengan kreasi santri, yaitu sebuah mahakarya persembahan santri asrama ar-Roudloh. Dalam penampilannya mereka menampilkan sebuah drama tentang seorang anak laki-laki yang dibutakan oleh harta dan terjerumus dalam sebuah kasus pesugihan.
Selain itu, kreasi santri kali ini mengupas tuntas makna dari tembang jowo yang berjudul cublak-cublak suweng, yaitu kita tidak boleh terpengaruh dan terjerumus dengan orang-orang bodoh. Karena kebanyakan dari orang bodoh hanya bisa tertawa dan menoleh ke kanan dan ke kiri, padahal mereka menertawakan sesuatu yang tidak ada artinya.
Wallahu’alam