perkara apa yang paling jauh dari seseorang?
Dalam kehidupan sudah pasti banyak rintangan yang harus dijalani, baik dari segi eksternal maupun internal. Banyak yang harus diperjuangkan dalam sebuah kehidupan, oleh karena itu kita harus pintar dalam menentukan pilihan yang akan dijalani, harus bijak dalam bertindak, dan harus mampu bertanggung jawab dengan pilihan yang sudah ditentukan.
Nabi Daud pernah bertanya kepada anak-anaknya perkara apa yang paling jauh dari diri seseorang? kemudian dengan kecerdasan yang dimiliki Nabi Sulaiman, beliau menjawab perkara yang paling jauh dari seseorang adalah masa lalu.
Masa lalu?
Setiap orang punya kisah dan kasih yang berbeda. Punya alur kisah yang tak bisa dipukul sama rata, maka dari itu setiap kepala pasti punya pemikiran yang berbeda. Masa lalu adalah sesuatu yang tak bisa dipisahkan dari diri seseorang.
Boleh memikirkan masa lalu tapi tidak boleh terlalu larut didalamnya. Dalam menyikapi masa lalu sebaiknya kita bisa selektif dalam memilih hal mana yang harus dipertahankan dan hal apa yang hanya cukup dijadikan kenangan.
Terlalu meratapi kegagalan dimasa lalu hanya membuat masa depan tak terarah karena kita hanya akan diliputi rasa kecewa pada diri sendiri. Dalam menyikapi masa lalu seharusnya kita bisa bijak pada diri sendiri, harus bisa menguatkan dan memupuk rasa semangat yang tinggi agar kegagalan dimasa lalu tak terulang kembali dimasa yang akan datang.
Cara yang dapat kita lakukan dalam menyikapi masa lalu dengan bijak adalah muhasabah atau intropeksi diri. Karena dengan muhasabah diri, kita dapat melihat kekurangan-kekurangan yang ada di masa lalu dan memperbaikinya di masa yang akan datang.
Jangan sampai kita berlarut-larut dalam kenangan masa lalu karena masa lalu adalah perkara yang paling jauh dengan diri seseorang karena sekeras apapun memperjuangkan masa lalu tak mungkin bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Jangan terlalu menyalahkan diri sendiri ketika terjadi kegagalan dimasa lalu karena itu dapat memupuskan semangat berjuang untuk masa depan. Jadikan masa lalu sebagai pelajaran, agar kegagalan yang serupa tak terjadi dimasa depan.
Wallahu’alam