“PESANTREN SEBAGAI GUIDE OF MORALITY.”
Oleh : Ardan By Chully
Pepatah Arab mengatakan :
لسان الْحال أَفْصح من لسان الْمقَال
Artinya: “Halliyah (Perbuatan) itu lebih dianggap daripada Maqouliyah (Perkataan)”.
Perkataan ini bukan hanya sekedar perkataan tanpa makna saja, melainkan perkataan yang seharusnya menjadi renungan kita bersama akan pentingnya sebuah pendidikan moralitas (karakter).
A. PENDIDIKAN ALA PESANTREN
Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Awal kehadirannya bersifat tradisional untuk mendalami ilmu-ilmu agama Islam sebagai pedoman hidup (tafaqquh fi al-din) dalam bermasyarakat. Karena keunikannya itu, KH. Abdurrahman Wahid menyebutnya sebagai sub-kultur masyarakat Indonesia.
Santri di pesantren tidak hanya di berikan pendidikan saja, akan tetapi mereka mendapatkan tarbiyah. apa sebenarnya perbedaan pendidikan dan tarbiyah ?
Dalam istilah arab pendidikan di kenal dengan bahasa ta’lim, ta’lim sendiri adalah berarti mengajar yang hanya bersifat menyampaikan pengertian, pengetahuan, dan ketrampilan.
Santri di pondok pesantren mereka mendapatkan pengajaran langsung seorang kyai. Selain di pesantren sanad keilmuan jelas sampai dengan Rosululloh SAW, pesantren juga di tuntut untuk selalu disiplin dalam belajar.
Pengajaran di pesantren sangat kental dengan kajian kitab kuningnya, dalam kesehariannya mereka di tuntut untuk selalu belajar mendalami kitab kuning. Mereka selalu di berikan pemahaman, dan pengetahuan seputar hukuk islam.
Lain halnya dengan tarbiyah, apa sebenanrya dengan tarbiyah ?
Seperti yang dikatakan oleh Al-Imam Ashfihani beliau mengatakan, tarbiyah adalah menumbuhkan sesuatu secara bertahap yang dilakulan oleh seorang murobbi (guru) sampai pada batas kesempurnaan.
Tarbiyah disini tidak secara alami mengandung unsur esensial memberikan pengetahuan, intelegensia, dan kebijakan. Namun tarbiyah lebih diartikan sebagai pemeliharaan fitrah anak, mengarahkan seluruh fitrah agar selalu menjadi baik secara bertahap sampai dengan sempurna.
Di pesantren santri tidak hanya mendapatkan pengajaran semata, mereka juga selalu menadaptkan tarbiyah dari seorang guru berupa riyadhoh (mendoakan) dan tirakat kepada santri-santrinya.
Tidak sampai disitu, para santri juga mendapatkan nilai plus lagi yaitu mereka selalu melaksanakan rutinitas keagamaan seperti, sholat berjamaah, istighosah, tahlil, ziaroh kubur, dal lain sebagainya.
Itu semua juga termasuk dari tarbiyah yang nantinya akan selalu memelihara fithrah dan akan berdampak dengan moral yang mahmudah (mulia).
Dan menurut penulis inilah yang paling mendasari akan perbedaan pendidikan pesantren dengan pendidilan non pesantren, yang nantinya akan berdampak beda dengan moral (karakter) seorang anak.
B. KENAKALAN REMAJA NOW
Kenaikan angka kenakalan remaja dalam setiap tahunya sangat memprihatinkan. Persoalan moralitas masih menjadi suatu hal yang sangat berharga di negeri tercinta ini. Bobroknya moralitas remaja nantinya akan berdampak buruk pada kemajuan bangsa ini.
Bullyying dan tawuran salah satu potret buruk perilaku remaja di Indonesia. Jika kenakalan remaja di biarkan, maka akan berdampak kurang baik untuk para generasi bangsa.
Pemuda hari ini yang sudah di kader untuk menjadi pemimpin di masa depan justru akan menjadi bumerang.
Seperti yang di katakan Pepatah Arab :
شبان اليوم رجال الغد
Artinya : “Pemuda hari ini adalah mereka para pemimpin di masa yang akan datang”
Dari sini pentingnya akan pendidikan moral (karakter) seorang remaja. Karena mereka sebenarnya akan di tuntut untuk menjadi para pengganti penduhulunya yang luhur-luhur, tidak bisa dibayangkan kalau remaja sekarang banyak yang melakukan anarkis dan menyimpang, bagaimana nasib bangsa Indonesia kita kedapan ?
Ini PR kita semua agar selalu mendidik dan mentarbiyah para anak-anak kita, agar mereka selalu melakukan hal yang positif tidak menyimpang, apalagi hal-hal yang di larang oleh syara’, Naudzubillah ..
Akhirnya menurut penulis pentingnya peran pesantren sebagai guide of morality (Pedoman Moralitas), sebagai pedoman bagi remaja agar moral (karakter) mereka mulia.
Menurut penulis, pesantren lah lembaga yang sekarang harus di kuatkan kembali, karena hanya pesantren lah harapan yang akan mencetak para penerus bangsa yang memiliki moral yang mulia. Para santri juga harapan yang nantinya akan selalu menjaga keamanan bangsa kita dari gangguan apapun.
Pesantren juga yang hanya mempunyai pendidikan khas seperti ini, jarang sekali mereka yang di luar mendapatkan riyadhoh dan tirakat dari seorang guru, mereka yang belajar sebatas menyampaikan ilmu pengetahuan tanpa memberikan tarbiyah kepada seorang murid.
Senada dengan yang perkataan Gus Mus (KH. Mustofa Bisri) :
“Pesantren berbeda dengan lembaga pendidikan yang lain, titik perbedaanya adalah pendidikan tarbiyah. Mereka yang di luar hanya mendapatkan sebatas pengetahuan ilmu tidak mendaptkan tarbiyah dari seorang guru, tarbiyah disini yang sangat penting, lewat do’a para kyai seorang santri selalu mendapatkan ketenangan hati dan selalu mendapatkan petunjuk dari Alloh SWT”
Karena sekali lagi, pentingnya menjaga para remaja kita, agar selalu melakukan hal yang baik. Merekalah yang besok akan menggantikan kita dalam menjaga bangsa tercinta ini.
Baik dan buruknya sebuah bangsa tergantung akan bagaimana kondisi para remaja-remajanya sekarang.
Saya ingat Pepatah arab yang berbunyi :
ان فى يد الشبان امر الامة وفى اقدامهم حياتها
Artinya : “Sesungguhnya di tangan pemudalah maju dan mundurnya suatu bangsa, dan pada langkah kaki merekalah jayanya suatu bangsa.”
Wallohu A’lam.
Oleh : Ardan By Chully