Pondok Al-Mahrusiyah Putri Gelar Doa Bersama Awal Akhir tahun, Ini Dawuh Ning Ochi
Muharram adalah tahun baru seluruh umat islam di dunia, maka tak heran ketika di bulan muharram banyak sekali amalan yang bisa dilakukan. Di daerah saya biasanya melakukan tradisi suronan dengan ambengan setelah bebersih makam, di desa teman saya ada sebuah tradisi setiap tahun lurah desanya menikah (Jumo, Temanggung), aneh bukan? , di Jogjakarta ada Tradisi Sekatenan yang berasal dari kata syahadatain (dua syahadat), tradisi ini semacam pasar malam dengan tiket membaca syahadatain, intinya mengislamkan seseorang melalui bingkai tradisi.
Berbeda dengan adat muharamman di Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah ini, biasanya seluruh santri melaksanakan doa bersama yang dipimpin oleh pengasuh. Ning Hj. Ita Rosyidah Miskiyyah yang akrab disapa Ning Ochi kemarin 29 Dzulhijjah 1442 (09/07/2021) beliau memimpin acara doa bersama santri untuk merayakan tahun baru islam yaitu muharram atau sering orang jawa menyebutnya bulan asyuro di Al-Mahrusiyah 1 Asrama Ar-Rasyidah. Acara doa bersama dilaksanakan dari jamaah sholat ashar dilanjut doa akhir tahun bersama, kemudian jamaah maghrib yang diimami oleh mbak pengurus, kemudian dilanjut doa awal tahun bersama beliau.
Beliau berpesan pada seluruh santri bahwa kita dianjurkan untuk membaca doa akhir tahun dan awal tahun agar kita diberikan kesehatan dan harapan doa-doa yang baik dipenghujung penutup atau awal tahun. Kemudian dahulu Yai Imam selalu ijazahkan ketika datang 1 muharram yaitu menulis bismillah dalam kitab Khazinatul Asrar Jalilatul Adzkar halaman 92 karya Imam Muhammad Haqqiy an-Naziliy, bahwa siapa yang mengamalkan tradisi menulis bismillahhirrahmanirrohimdalam awal bulan Muharram tepatnya terbenamnya matahari di akhir Bulan Dzulhijjah sampai terbenamnya matahari tanggal 1 Muharram.
Beliau menganjurkan menulis lafadzbismillah dengan jumlah 113, karena ada salah satu surat yang tidak ada kalimah bismillahnya yaitu surat at-taubah. Penulisan kalimah bismillah tersebut dengan 3 niat sesuai dawuh mbah yai imam, pertama Li daf’il bala’ yaitu untuk menolak bala’. Karena kita tidak tahu bala’ apa yang akan diturunkan oleh allah kepada kita, maka dengan wasilah menulis lafadz bismilillah tersebut insyaallah kita terjaga dari bala’. Kedua, Jalbul manafi’ atau memperoleh kemanfaatan dari kalimat bismillah tersebut yang mana kalimat basmalah itu tidak sembarang kalimah basmallah , bismillah dengan nama allah, itu bukan sembarang nama mengikuti dua sifat allah dibelakangnya. Ketiga, tahsir, untuk penjagaan kita dari marabahaya dari syatiton, dari hal-hal tidak baik atau buruk. Maka dari itu kita minta berkahnya dari kalimat bismillah tersebut, kita minta pada allah swt supaya terjaga dari perbutan buruk dan sikap kurang baik, kemudian kita niatkan untuk tabaruk, yang mana bismillah itu mengambil dari Al-Qur’an, yaitu kitab yang paling sempurna.
Acara doa bersama tahun ini menurut saya sangat berkesan, mengapa begitu? Karena menurut saya Ning Ochi begitu nyaman dikelilingi para santri dan itu saya melihat secara dekat sorot mata beliau yang teduh. Kasih sayang , cinta dan perhatian beliau begitu terlihat pada cara beliau menasehati, memberikan wejangan pada santri agar selalu menjaga kesehatan dan mendoakan sesama.
“Saya berpesan pada kalian, jangan pelit-pelit dalam berdoa. Jangan pelit untuk mendoakan orang lain, guru kita yang sudah mendahului kita atau yang masih hidup, orang tua kita, saudara kita yang berada di luar negeri, di Palestine, saudara kita di Syiria, saudara kita yang kelaparan di Somalia, muslimin muslimat al ahyaiminhuwalamwat itu penting juga. Intinya jangan berdoa untuk diri sendiri saja” himbau beliau pada seluruh santri.
Setelah salam kita semua sudah tunduk bersiap menunggu beliau miyos (lewat), eh tak disangka beliau ngendiko lagi bahwa kita dianjurkan untuk minum susu putih di awal tahun. Kesunahan ini beliau dapat dari Yai Imam Yahya Mahrus yang dulu pernah ngaji di Mekah Al-Mukarramahpada guru beliau Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki, begitu juga Gus Rouf bin Memoen Zubair suami dari Ning Hj. Etna Iyyana Miskiyyah, kakak dari Ning Ochi yang dulu juga mendapatkan ijazahan ini, kemudian Ning Ochi menijazahkan kepada kami.
Tradisi minum susu putih ini “Tafa’ulan” meminta agar sepanjang tahun dijadikan tahun tahun yang bersih, hati kita dibersihkan seputih warna susu, tahun yang melakukan kebaikan. Kemudian beliau menyarankan kepada kita ketika kita bingung mau berniat apa, dengan niat,
“نويت كما نوى سلفنا الصليح”
Yakni kita berniat seperti niatnya para salafunassolih. Begitulah acara doa bersama awal dan akhir tahun bersama Ning Hj. Ita Rosyidah Miskiyyah.
Selamat tahun baru untuk kita semua, semoga kita selalu diberikan kesehatan sehingga kita bisa terus belajar, jangan lupa “jaga iman, jaga imun, jaga pikiran”.wallahua’lam