Puasa Bilaruh, Konsep Vegetarian Ala Santri
Apa sih bilaruh itu? Berangkat dari bahasanya Bilaruh ya itu dari susunan huru ‘bi’artinya dengan, ‘la’ artinya tidak dan ‘ruh’ artinya bernyawa. Apabila diterjemahkan secara bebas bilaruh berarti tidak memakan sesuatau yang berasal dari bangsa hewani atau makhluk hidup yang melahirkan dan menyusui.
Biasanya dijalankan oleh kaum pesantren, bertujuan untuk menjauhkan diri dari sifat-sifat hewani seperti marah yang tidak wajar, melakukan sesuatu sesuka hati tanpa rasa malu (urat malunya sudah putus), karena hewan merupakan sumber dari hawa nafsu seperti yang dikatakan dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghozali,
الملة شلهة
”Yang namanya asin-asinan atau gurih-gurih adalah sumber dari nafsu.”
Jika manusian memakan daging selama 40 hari, maka fisiknya akan rusak, demikian pula ketika orang terus menerus memakan daging maka hatinya akan keras. Nah, seperti kata-kata barusan manfaat bilaruh juga mencegah hati yang keras.
Bilaruh merupakan salah satu jenis dari riyadhoh batiniyah (olahraga rohani), jadi tidak hanya jasmani (tubuh) saja yang membutuhkan olahraga. Ruhnya kita juga perlu, ketika kita memberi makan ruh dengan cara belajar maka bertirakatlah untuk membugarkan ruh kita, supaya tidak kegemukan, orang yang bertirakat diibaratkan seperti orang yang sedang berperang. Rosulullah Saw. memperingatkan para sahabat ketika sedang berperang meskipun perang tersebut amat dahsyat dan berat, namun akan datang lagi perang yang lebih dahsyat. Sabda tersebut menjadi mahsyur dengan maqalah;
رجعنا من الجهد الاءصغرالئالجهدالاءكبرقالووماالجهدالاءكبرقال جهدالنفس
“Kita telah pulang dari perang kecil menuu perangbesar. Para sahabat lalu bertanya, ‘apakah jihad besar itu?’ Nabi menjawab,’jihad melawan hawa nafsu.”
Nah, sudah jelas bahwasanya orang yang melakukan bilaruh termasuk berjihad di jalan Allah, yaitu dengan cara kita memerangi/ menahan nafsu untuk tidak memakan daging-dagingan meskipun Nabi Saw pernah bersabda bahwasanya,’makanan yang paling bagus adalah daging.” Akan tetapi bagus hanya untuk fisik saja, sedangkan ketika kita kebanyakan memakan daging tidak baik untuk ruh dan hati kita, tidak hanya itu daging-dagingan juga dapat membuat kita mudah lupa.
Bilaruh itu ada yang mengatakkan boleh sambil berpuasa boleh juga tidak. Namun, alangkah lebih baiknya dibarengi dengan berpuasa saperti sabda Rosulullah Saw yang tertulis dalam kitab Ihya Ulumuddin باب كسل شهوة,
جاهدوااُنفسكم بالجوعوالعطش فاءن الاءجرفي ذلك كاءجرالمجاهدة في سبيل الله فاءنه ليس من عمل احب الئ الله من جوع وعطش
“Perangilah hawa nafsumu dengan lapar dan haus, karena pahalanya sama seperti pahala orang yang berperang di jalan Allah dan sesungguhnya tiada amal yang paling disenangi Allah dari pada lapar dan haus.”
Para nabi juga ibadahnya yaitu berpuasa dan lapar adalah haknya tubuh karena segala sesuatu harus kita zakati dan zakatnya badan adalah lapar. Perlu diketahui bahwasanya sebelum kita melakukan puasa bilaruh alangkah baiknya harus ada yang mengijazahi terlebih dahulu. Mengapa begitu? Supaya ada yang menanggung. Karena jika ada seseorang yang diijazahi terus dia tidak kuat, maka akan menyebabkan gila. Nah, ketika sesuatu yang tidak diinginkan tersebut terjadi maka yang bertanggung jawab menyembuhkannya adalah orang yang mengijazahi.
Di zaman sekarang ini sangat mudah mendapatkan ijazah akan tetapi yang susah itu mendapatkan orang yang mampu menijazahi dan bertanggung jawab atas apa yang sudah ia ijazahkan.
Nah, di dunia Modern, bilaruh ini mirip dengan Vegetarian, namun bedanya, pelaku vegetarian berniat sebagai kesehatan belaka, tanpa adanya unsur-unsur spiritual. Maka akan lebih baik bila pelaku vegetarian itu didasari niat beribadah supaya bernilai tambah pula, selain olahraga juga dapat pahala.
Penulis: Nenden Sifa Auliah, Santri Al-Mahrusiyah Asal, Cianjur