Puasa; Derajat dan Rahasianya.
Semua hal yang disyariatkan dalam islam pasti ada hikmahnya. Ada manfaatnya. Hal-hal yang diperintahkan, pasti ada hal baik di dalamnya. Begitu pun dengan hal-hal yang dilarang, pasti ada hal buruk di dalamnya. Semua sudah terkonsep rapih. Dalam Islam, Rosulullah Saw telah mensyariatkan ibadah-ibadah dan amaliyah sehari-hari yang perlu kita laksanakan.
Sebut saja puasa. Puasa adalah ibadah yang penting dan termasuk ke dalam rukun islam. Begitu pentingnya dibanding dengan ibadah yang lain, puasa hubungannya langsung dengan Allah. Hanya ia dan Allah saja yang tau. Sholat masih bisa orang tau, begitu pula dengan zakat dan ibadah haji. Tetapi puasa, sekali lagi, hanya ia dan Allah saja yang tau.
Puasa disyariatkan pada Umat Islam. Terutama puasa wajib pada saat Ramadhan. Begitu seterusnya dengan puasa sunah lainnya. Ibadah menahan hawa nafsu yang dilakukan semenjak fajar sampai terbenamnya matahari dengan kegiatan dan aktifitas yang harus tetap berjalan.
Kenapa Islam harus bersusah payah menahan lapar dan dahaga seharian? Dalam perintah puasa, apa sebenarnya hikmah yang terkandung di dalamnya? Sebelum ke sana, kita harus mengetahui macam tingkatan-tingkatan dalam puasa. Dalam kitab Mauizhotul Mu’minin karangan Syekh Muhammad Jamaluddin Al-Qasimy Al-Dimasyqi menyebutkan, sesungguhnya ada 3 jenis tingkatan puasa;
- Shaumul Umum, puasanya orang umum, awam.
Yaitu, puasanya orang yang hanya sebatas menahan dorongan nafsu perut dan farjinya.
- Shaumul Khusus, puasanya orang khusus.
Yaitu, puasanya orang yang juga menahan dan menjaga pendengaran, penglihatan,
lisan, tangan, kaki, dan anggota badan lainnya dari melakukan dosa.
- Sahumul Khususil Khusus, puasa khususnya orang-orang khusus.
Yaitu, puasanya orang dengan derajat tertinggi. Terberat. Selain menahan 2 poin sebelumnya, puasanya orang tingkat ini mengertikan puasa sebagai puasa hati dalam keinginan dan memikirkan dunia yang menyebabkan lupa kepada Allah.
Kembali ke pembahasan awal, masih dalam kitab Mauizhotul Mu’minin, ada 6 perkara yang menjadi rahasianya puasa, Asroru Shaum,
- Menjaga penglihatan dari hal-hal buruk yang dapat menyibukkan hati dan lupa terhadap Allah.
- Menjaga lisan dari perkara yang tidak ada faidahnya; bohong, ghibah, namimah, bicara kasar, dan pertengkaran.
- Penjaga pendengaran dari setiap perkara yang makhruh.
- Menjaga anggota badan dari dosa, juga tangan dan kaki. Termasuk menjaga perut dari perkara syubhat. Karena tak sedikit orang yang puasa yang hanya mendapatkan lapar dan haus saja. Sabda Nabi,
كم من صائم ليس له من صومه الا الجوع والعطش
- Jangan terlalu banyak makan ketika waktu berbuka. Maka wadah yang lebih dibenci Allah adalah perut yang penuh (kekenyangan).
- Menata hati setelah berbuka puasa. Timbulkanlah rasa khawatir dan harap, ‘apakah puasa kita diterima Allah?’ dengan begitu kita akan berusaha lebih baik lagi selanjutnya.