web analytics

Rahasia Kesuksesan Para Pejuang Ilmu

Rahasia Kesuksesan Para Pejuang Ilmu
0 0
Read Time:4 Minute, 9 Second

Dalam suatu kesempatan, Ning Hj. Niswatul Arifah pernah menyampaikan kisah menarik dari Syaikh Abdul Qodir Al-Jailany: “Beliau merupakan Waliyullah min Auliyaillah. Tokoh besar Islam ini memiliki pondok pesantren yang mana santri-santrinya makannya tirakat. Namun, Syaikh Abdul Qodir Al-Jailany sendiri daharannya enak-enak. Kemudian, ada salah satu wali santri yang memberitahu wali santri lain bahwa anaknya di pondok disia-siakan, uang pembayaran malah dibuat enak-enakan oleh kiainya sendiri. Akhirnya, banyak wali santri yang tidak terima. Mereka pun komplain kepada Syaikh Abdul Qodir Jailany dan meminta anaknya kembali. Dengan santai pun Sang Syaikh menjawab: “Monggo”.

Sesampainya di rumah, wali santri tersebut melihat anaknya yang memiliki akhlak bagus, selalu mengerti keinginan orang tuanya, rajin sholat, istighotsah, mengaji, muthola’ah, dan kebiasaan-kebiasaan lain di pondok pesantren yang belum pernah ia lakukan sebelum menjadi santri.

Tak selang lama, wali santri tersebut sowan lagi kepada Syaikh Abdul Qodir Al-Jailany untuk meminta maaf dan ingin anaknya diterima sebagai santri Beliau lagi. Sang Syaikh menjawab: “Iya, saya maafkan, tapi dia tidak bisa mondok di  sini lagi. Bukan karena saya tidak mau, tapi karena Allah telah menutup pintu-pintu ilmu anakmu.”

Kita tau bahwa setiap orang tua yang menitipkan anaknya di pondok pesantren, tentunya mengharapkan kelak anak-anaknya dapat menguasai dan mengamalkan ilmu agama dengan baik. Dari kisah di atas, wali santri yang meminta anaknya pulang akhirnya menyesal setelah tau bahwa anaknya memiliki keelokan budi pekerti semenjak menjadi santri.

Benar bahwa kita tidak boleh su’udzon (berprasangka buruk) kepada seseorang, apalagi seorang guru ataupun orang alim.

Ning Rifa melanjutkan, “Ketika guru mentransfer ilmu, yang diharapkan oleh seorang guru adalah yang terbaik untuk muridnya. Hal ini meliputi kebaikan di dunia maupun di akhirat.

Masalah menerima ilmu itu bukan dari 1 faktor saja, tapi 2 faktor, bahkan malah 3 faktor.

Tiga komponen ini harus seimbang, artinya tidak boleh ada yang berat atau condong sebelah. Apabila ada yang berat sebelah, maka proses belajar akan menjadi kurang maksimal.”

Apa saja 3 komponen itu? Berikut penjelasannya:

Komponen pertama adalah kesungguhan murid atau niat dari murid. Ketika seorang murid sedari awal sudah tidak memiliki kesungguhan untuk belajar, maka jangan harap proses belajarnya akan membuahkan hasil.

Artinya, niat merupakan langkah paling awal yang menentukan sebuah tujuan. Kalau niat awalnya sudah salah, maka hasilnya pun akan demikian. Begitu juga sebaliknya, apabila niatnya benar dan ia patenkan pula dengan kesungguhan, maka hasilnya pun akan sepadan dengan apa yang diniatkan dan diusahakan di awal.

Baca Juga: Ahlul Bait

Komponen kedua adalah kesungguhan guru dalam mengajar. Meskipun muridnya bersungguh-sungguh, tetapi kalau gurunya malas dan tidak serius dalam mengajar, maka hasilnya pun sama saja.

Agar ilmu dapat mengalir dengan maksimal, maka diperlukan keseimbangan dari keduanya, yaitu keseriusan murid dalam menimba ilmu dan kesungguhan guru dalam menyampaikan ilmu. Apabila dua komponen tersebut tidak seimbang, maka proses belajar mengajar tidak akan maksimal.

Selanjutnya adalah komponen ketiga. Ini yang paling penting dan jarang diketahui, yaitu tirakat dari orang tua. Kesungguhan orang tua dalam mendukung pendidikan anak, mulai dari memberinya makanan yang halal, membiayai semua kebutuhan pendidikan anak, serta memohon perlindungan kepada Allah SWT sangatlah penting selama putra-putri mereka menuntut ilmu di pondok pesantren.

Kapasitas tirakat inilah yang harus dilakukan oleh orang tua, khususnya ketika anaknya sedang berjuang menimba ilmu, baik di sekolah formal maupun di lembaga pondok pesantren. Mulai dari menjaganya dari makanan-makanan haram, memberinya kasih sayang, mendidiknya dengan baik, dan mendoakannya.

Ketiga komponen di atas merupakan fondasi utama agar proses belajar mengajar bisa “berhasil” dan menghasilkan keberkahan, keridloan, dan murid akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Dalam beberapa kasus, ada murid yang bersungguh-sungguh dalam belajar, namun hasilnya kurang maksimal. Mungkin saja penyebabnya ada pada gurunya yang tidak sungguh-sungguh dalam mengajar atau dari orang tuanya yang kurang mendukung belajar anaknya.

Ada juga guru yang lillahi ta’ala bersungguh-sungguh, orang tua muridnya pun selalu men-support tanpa jenuh, tapi tidak “hasil” karena muridnya sendiri ternyata pemalas dan suka mengeluh.

Ada lagi murid yang sudah bersungguh-sungguh (mempeng) dan orang tuanya pun memberikan dukungan dengan penuh, tapi berhubung gurunya malas dan tidak profesional, maka kegiatan belajarnya menjadi kurang maksimal.

Meski banyak kiat sukses dalam menuntut ilmu, baik dalam buku-buku motivasi belajar maupun dalam ceramah-ceramah agama, namun sanad keilmuan dan ridlo dari seorang guru tak boleh ketinggalan.

Ning Rifa kembali berpesan;
“Bersusah payah di masa sekarang demi mendapat ilmu itu lebih baik, nanti di akhir hayat tinggal bersenang-senang. Jangan sampai kebalikannya.

Ingat bahwa amal jariyah tidak akan pudar sampai yaumil qiyamah. Kalau bagi orang tua salah satunya adalah memiliki anak yang sholih. Kalau anaknya tidak bisa membaca Al-Qur’an, tidak bisa memahami makna yang terkandung didalamnya, siapa yang akan mengirimi doa ketika orang tua sudah wafat?

Jangan sampai anak yang melakukan kemaksiatan, orang tua yang menanggung dosa.

Pelajari ilmu kalian, ilmu di pondok pesantren itu sudah komplit, tinggal kalian mau mengambilnya atau tidak? Sing temenan lek belajar, sing temenan lek mondok. Sabar. Orang sabar itu akan mendapatkan kenikmatan yang tiada tara.

Janganlah kalian menjadi نار bagi orang tua kalian, jadilah سبب إلى جنة bagi orang tua kalian.“

Wallahu a’lam.

About Post Author

Anour Ryn

Struggle
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like