web analytics

Rihlah Ziarah Santri Mahrusiyah: Maqam Raden Rahmat Sunan Ampel Surabaya

Rihlah Ziarah Santri Mahrusiyah: Maqam Raden Rahmat Sunan Ampel Surabaya
Santri dan Dzuriyyah Al-Mahrusiyah sedang berziarah di Maqam Sunan Ampel Surabaya
0 0
Read Time:3 Minute, 31 Second

Setelah berziarah dari Jatipurwo yaitu maqom beliau almaghfurlah KH. Utsman Al-Ishaqi yang merupakan ayah dari Nyai Hj. Zakiyah Miskiyyah istri darimuassis pondok pesantren HM Al-Mahrusiyah, kita berlanjut menuju maqam Raden Rahmat Sunan Ampel Surabaya menggunakan angkutan umum yang sudah disediakan oleh ISTIKMAL Surabaya, menimbang jauhnya jarak dari Jatipurwo ke Sunan Ampel. Pemberangkatan di mulai dari peserta ziarah putra dilanjut peserta ziarah putri.

Saya duduk di samping sopir. Saya bertanya tentang banyak hal. Sopir angkutan umum tersebut bercerita pada kita tentang ramainya ketika Haul Yai Utsman Al-Ishaqi. Saya mengiyakan karena memang benar adanya. Dan tentunya santri Al-Mahrusiyah selalu mendapatkan tempat duduk istimewa yaitu di samping maqom beliau.

Sedikit cerita sewaktu dulu saya ikut Haul Manaqib Yai Utsman Al-Ishaqi, saat semua santri Mahrusiyah datang lalu di arahkan ke pondok pesantren menuju tempat yang sudah di sediakan di samping maqom tadi, tak disangka ternyata sudah banyak ibu-ibu yang berasal dari daerah mana-mana menempati tempatnya santri Mahrusiyah. Walhasil, para panitia haul manaqib turun tangan untuk membantu santri Mahrusiyah agar mendapatkan tempat duduk yang sesuai jatah yang sudah ditentukan. Tentunya hal ini membuat ibu-ibu tersebut muak dan sedikit kesal, mungkin karena mereka tidak tau kalau kita santri Mahrusiyah. Ya, pada akhirnya tetap saja ibu-ibu tersebut mengalah pada kami, karena memang sudah bagiannya kita

Lanjut cerita ke Sunan Ampel. Saya sampai sana tergolong pertama untuk santri putri. Sekitar pukul setengah 11 malam baru sampai di sunan ampel. Sesuatu yang di tunggu telah tiba, setelah sekitar dua tahun lalu ke sini sebelum pandemi dan baru kali ini bisa berjumpa dengan para peziarah dan penjual di pinggiran menuju maqom. Melihat penjual berjajaran dari pintu masuk ke maqom, saya banyak melihat penjual kurma, abaya, tasbih, buah stroberi dan tentunya sarung dan kaos tak ketinggalan. Terkadang saya sering bertanya-tanya dengan para penjual, kok bisa ya berderet 5 penjual sama-sama jualan kurma? Yaudah lah namanya cari rezeki.

Konon katanya disini ada namanya Kampung Arab, ohh saya baru sadar. Makanya di sepanjang jalan menuju maqom banyak penjual barang ala Timur Tengah yang sudah saya sebutkan tadi, seperti: kurma, abaya, tasbih, minyak wangi, dll. Banyak juga penjual dari kalangan habaib dan syarifah, sehingga banyak peziarah yang berminat membeli hanya sekadar untuk mencari barakah.

Ada juga ajaran yang membuat terkenal dari Sunan Ampel yaitu  ajaran “Moh Limo”. Ajaran ini jika diartikan dengan bahasa Indonesia yaitu 5 hal yang tidak boleh dilakukan. Pertama,moh main, tidak mau main seperti main judi atau sejenisnya. Kedua, Moh Minum yang artinya tidak mau  minum yang memabukkan. Ketiga, Moh Maling yakni tidak mau mencuri maupun korupsi. Keempat,Moh Madat yakni tidak menghisap sesuatu yang candu. Kelima, Moh Madon yang artinya tidak akan berzina. Ajaran ini sangat terkenal bahkan di desa saya juga sangat terkenal. Namun kalau di desa saya namanya “Molimo”.

Saat sampai di maqom ternyata sangat ramai, namun sebelumnya para penjaga maqom sudah tau kalau dari mahrusiyah akan ziarah jadi untuk peziarah umum di stop agar peserta ziarah mahrusiyah mendapatkan tempat di dalam semua. Tahlil dan dzikir di Sunan Ampel dipimpin oleh Gus Nabli Ali Utsman. Waktu terus berjalan hingga larut malam. Ziarah selesai sekitar pukul setengah satu malam. Karena para santri sudah begitu lelah, maka dari pihak panitia memutuskan untuk segera mencari tempat peristirahatan.

                          

Peserta putri istirahat di masjid dalam maqom, sedangkan santri putra di Masjid Sunan Ampel yang dulu. Sebenarnya sempat bingung mencari tempat tidur, para peziarah dari berbagai daerah sudah memenuhi serambi masjid. Namun karena santri Lirboyo itu istimewa penjaga masjid langsung mempersilahkan seluruh santri masuk dan tidur di dalam masjid. Padahal sebelum-sebelumnya tidak ada yang tidur di dalam masjid. Sebelum tidur seluruh peserta diberitahu oleh panitia bahwa besok siap-siap pukul 3 pagi. Karena pemberangkatan ke tujuan selanjutnya ba’da subuh tepat.

Tidak kerasa udah pagi aja, mungkin karena terlalu capek jadi banyak yang pulas tidurnya. Padahal ini baru setengah perjalanan bagi peserta ziarah walisongo. Kita langsung bergegas sholat subuh, ada juga yang memutuskan mandi dulu. Lalu kita turun maqom sekitar jam 5 subuh dan berangkat menuju tujuan selanjutnya yaitu Sunan Giri Gresik. Tunggu cerita selanjutnya di Sunan Giri ya, karena kekurangan waktu untuk meng-upload tulisan, jadi kita agak terlambat satu tempat. Maaf membuat kalian menunggu teman-teman 😊. See you

Penulis: laelizakiaa_

Baca Juga: Rasa Aksara

Editor: Elnahrowi

 

 

About Post Author

elmahrusy16

Elmahrusy Media Merupakan Wadah literasi dan jurnalistik bagi santri, alumni dan pemerhati Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like