web analytics

SANTRI AL-MAHRUSIYAH SILATURRAHMI KE NDALEM HABIB LUTHFI BIN YAHYA PEKALONGAN

SANTRI AL-MAHRUSIYAH SILATURRAHMI KE NDALEM HABIB LUTHFI BIN YAHYA PEKALONGAN
KH. Reza Ahmad Zahid sedang sungkem ta’dzim pada Habib Luthfi bin Yahya
0 0
Read Time:4 Minute, 18 Second

Tinnnnnnnnnnnnnnn… (suara klakson bus berbunyi sangat kencang kemudian bus tiba-tiba ngerem mendadak hingga membangunkan tidurku).

Dalam hatiku, “Ya allah, kulo dereng pengen mati ya allah, kulo dereng pengen mati” (saya belum mau mati, ya allah saya belum mau mati) sambil ku pegang erat-erat pegangan kursi bus. Ternyata teman-teman peserta ziarah Bus B sedang menoton film ‘Taruhan’ dengan volume yang sangat keras. Payah banget, malu sih. Dalam film tersebut ada adegan mobil yang sedang mengklakson dan ngerem. 

Merinding semua badan saya, soalnya kayak di 3 dimensi teman-teman. Alay juga haha.  Akhirnya saya terbangun dari tidur dan memutuskan untuk ikut nonton, eh tiba-tiba lagi Tegang-tegangnya. ketua panitia ziarah mengganti saluran youtube jadi lagu “alalatum jae-jae acha acha nehi-nehi, aduh biyung inyong ora sudi… “lagu yang lagi viral di kalangan kang dan mbak santri. Se bus marah-marah sampai ada yang bilang “penonton kecewa, 35 ribu dikembalikan kang…”. Mendengar itu saya nggak bisa berhenti tertawa, lucu sekali tingkah santri.

Saat saya membuka tirai jendela bus, ternyata kita sudah di kawal oleh para Polisi dan Banser. Karena saya di bus B jadi kita berada di nomer 2 paling depan. Baru kali ini saya di kawal polisi masuk ke perkotaan, hehe. Yaa, sebuah kebahagiaan yang tak terkira. Setelah memasuki kawasan Noyontaan, Pekalongan Timur sekitar pukul 8 malam, kita semua disambut Banser dan Polisi di jalan masuk menuju ndalem Habib Luthfi. Seluruh santri putri meuju ndalem habib luthfi, dan santri putra di Gedung Kanzus sholawat untuk melaksanakan sholat jama’ takhir qoshor maghrib dan isya’.

Seperti mimpi masuk ke ndalem beliau, biasanya saya hanya diceritain sama Kak Fatimatuzzahra Al-Khusainiyah yang masyhur di panggil Syarifah Hasyina (cucu Habib Luthfi yang mondok di Al-Mahrusiyah Lirboyo) karena kita satu lorong dan satu lokal tempat tidur. Jadi tak jarang beliau bercerita tentang njidnya. Sambil menikmati suasana di ndalem Habib Luthfi, melihat keluarga beliau yang sangat care dan humble dengan siapapun seperti yang sering diceritakan Kak Syina. Bahkan sampai sekarangpun saya masih sangat kagum sama Kak Syina karena bisa betah di Pondok yang serba sederhana dan terbatas. Kontras dengan di rumah yang sangat di perhatikan dan benar-benar di terjamin segala kebutuhan.

Sambil menunggu Habib Luthfi dan dzuriyyah Mahrusiyah rawuh. Semua santri makan bersama menggunakan nampan, nasi kebuli, ayam goreng dan sambal. Karena saya masih memotret dan seluruh panitia membagikan makanan, walhasil kita makan akhiran dan agaknya kita juga menunggu beliau-beliau rawuh. Ami Dolah, yang mengatur seluruh jalannya acara sangat lucu. Sampai bilang “Nek aku ora ngenteni ustadzah e wong selak ngelih kok” (kalau aku tidak mau nunggu ustadzahnya karena keburu lapar). Dalam hati saya “ya iya, njenengan Habib. Nah kalo saya siapa? Hehe”.

Semua peserta putri duduk di dalam ndalem Habib Luthfi, sedangkan panitia dan peserta ziarah putra di depan ndalem yang digelar alas untuk duduk. Kita benar-benar menikmati pemandangan yang sebelumnya belum pernah kami lihat. Keluarga besar Habib Luthfi berkumpul sampai cucu-cucunya. sebelum Habib Luthfi dan Dzuriyyah Mahrusiyah rawuh, para peserta ziarah foto bersama dengan Jiddah (nenek dan mama nya Kak Syina).

                                           

Setelah Habib Luthfi rawuh dan pinarak, Gus Reza beserta seluruh dzuriyah rawuh dan langsung mencium tangan beliau. Nyai Zakiyah, Gus Melvien, Ning Rifa, Ning Ochi, Ning Lia, dan putra-putra beliau berjalan di belakang Gus Reza. Sedangkan Gus Nabil dan Ning Nikita sudah di dalam ndalem Habib Luthfi sejak awal. Gus Reza dan para dzuriyyah Mahrusiyah duduk di lantai bawah, begitu sangat tawadhu’nya beliau dalam menghormati sang guru. Melihat para dzuriyyah bercengkerama rasanya sangat bahagia dan tentram. Melihat senyum kebahagiaan di setiap insan yang hadir di situ. Bahkan tidak hanya santri Al-Mahrusiyah saja, banyak alumni Al-Mahrusiyah yang datang untuk mengikuti sowan pada beliau. Mengingat beliau tidak pernah menolak tamu dari kalangan apapun, mau muslim, nonmuslim, yang kaya atau kurang mampu pun tetap diterima dengan baik.

Setelah bercengkerama lumayan lama, Gus Reza matur ke Habib Luthfi untuk memberikan wejangan dan nasehat-nasehat pada seluruh santri Al-Mahrusiyah. Sekitar 40 menit sudah berjalan, beliau banyak memberikan wawasan, nasehat, motivasi dan semangat kekuatan untuk seluruh santri. Setelah merasa cukup akhirnya mauidzohasanah selesai. Doa dipimpin oleh beliau Habib Luthfi juga, karena Gus Reza meminta paket komplit. “Sekalian bib, paket komplit sama doa. Eheheh”. Tutur Gus Reza. Akhirnya Gus Reza meminta pamit pada beliau untuk melanjutkan perjalanan pulang karena sudah molor dari agenda.

                                 

Namun tiba-tiba. “sekkkk sebentar… ini semua panitianya belum makan. Ayo makan dulu”. Kata Ami Dholah. Batinku “alhamdulillah, ternyata masih ada yang mendengarkan kata hati dan kata perut saya, hehehe”. Sebenarnya hanya ingin barokah saja, dan terus terang saja. Karena sudah hampir 2 tahun tidak makan nasi, malam ini menjadi malam yang terbahagia dan baru merasakan makan sangat enak. Seluruh panitia masuk dan makan di jamuan VIP. Kita bebas memilih mau makan apa. Yang paling aku bayangkan adalah betapa enaknya makan nasi kebuli panas hehe. Setelah semua selesai, kita menuju bus masing-masing, sedangkan peserta ziarah putri melaksankan sholat jama’ takhir qoshor maghrib dan isya’ di Kanzus Sholawat.

Alhamdulillah setelah rihlah ziarah selesai, dan di tutup dengan momen Bahagia. Bisa mampir di ndalem Habib Luthfi adalah suatu penghargaan yang tak bisa dilupakan dan entah akan terulang lagi atau tidak. Wallohu A’lam.

 Penulis: laelizakiaa_

Editor: Elnahrowi

 

About Post Author

elmahrusy16

Elmahrusy Media Merupakan Wadah literasi dan jurnalistik bagi santri, alumni dan pemerhati Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like