Santri Dan 3 Kunci Sukses
Banyak orang yang meragukan tentang masa depan seorang santri. Mereka berpikir macam-macam. Beranggapan aneh-aneh. Bahkan, mungkin dari diri kamu sendiri sebagai santri pun punya anggapan seperti itu. Takut akan masa depan yang suram. Padahal, siapa yang tau pasti akan kata sukses? Yang penting kita sudah berikhtiar, sudah berdo’a, dan hasilnya terserah Allah. Tawakal.
Dan tentu juga, banyak dari santri yang melakukan berbagai macam ikhtiar untuk mencapai suksesnya. Mencapai apa yang ia inginkan. Ada yang sangat menekankan minat dan bakatnya, ada yang mengatur keras perputaran waktu, dan ikhtiar-ikhtiar lainnya. Saya pun pernah dan bahkan selalu memikirkan akan hal itu. Lalu, muncul lah 3 gagasan ide ini yang mungkin juga berguna buat kalian saat ini dalam mengupayakan masa depan.
- Belajar
Untuk meniti tangga kesuksesan, kita perlu mengawalinya dengan belajar. Semua dimulai dari belajar. Mumpung masih muda dan mumpung masih masa belajar. Ya, belajarlah! Ambil semua ilmu dan ketahuilah banyak hal! Juga jangan pilih-pilih dengan hanya cukup pada ilmu formal, tapi tidak pada ilmu agama. Dan pada ilmu agama, tapi tidak pada ilmu formal. Jangan seperti itu. Harus adil. Harus seimbang. Dalam masa belajar ini, ada hal penting yang perlu diperhatikan; Jangan pernah malu dalam bertanya! Kapanpun. Pada siapapun. Bertanyalah pada sesuatu yang belum kita ketahui. Wawasan tak hanya didapat dari buku dan guru saja. Belajarlah dengan sungguh-sungguh. Belajarlah tanpa jemu. Selain menuntut ilmu itu adalah kewajiban, ilmu jugalah yang membedakan manusia dengan hewan. Manusia punya akal, tak hanya nafsu. Seperti pribahasa,’ Belajar di waktu kecil seperti mengukir di atas batu.’ Memang sulit, tapi lihat hasilnya. Berbeda nanti ketika sudah tua yang diibaratkan,’Seperti melukis di atas air.’
Kita bisa belajar dari siapapun dan apapun. Asal ada kemauan dan keseriusan, maka ilmu itu akan didapatkan. Pengetahuan adalah modal penting di kehidupan mendatang.
- Taat
Setelah dari belajar, hal selanjutnya adalah dengan mempraktikannya. Amalkan setiap dari ilmu yang kita ketahui di kehidupan sehari-hari. Apalagi dalam hal agama. Segala hukum syariat dan ketentuan-ketentuan beragama sudah sepatutnya dilaksanakan sebagaimana yang berlaku. Dan tentu juga dalam bertingkah laku. Orang yang berilmu dilihat dari bagaimana cara ia bertingkah laku. Dari setiap geraknya. Dari setiap ucapannya. Karena dari setiap apa yang keluar dari lisan adalah apa yang keluar dari pikiran. Jika yang keluar dari lisan itu baik, maka menandakan pikirannya juga baik. Sederhananya seperti itu. Bertingkah laku dengan ilmu yang sudah dimiliki harus berimbas pada meningkatnya nilai ketaatan pada agama ini. Pada Allah SWT. Segala perintah dan larangan harus dimengerti betul. Dan perihal tentang sunah adalah nilai tambahan.
Mencobalah menanamkan sifat taat dalam menjalankan hidup. Ikuti segala aturan yang berlaku dengan segenap kemampuan. Bukankah, Allah tidak menimpakan sesuatu beban diluar batas kemampuan manusia? Jadi, apa yang bisa dijadikan alasan untuk mengeluh? Berusahalah untuk taat. Cobalah dengan perlahan. Jangan terlalu dipaksakan. Jangan terlalu terburu-buru. Taatlah pada Allah, Nabi, Pemerintah, dan Guru. Juga pada kedua Orang tuamu. Taatlah! Terutama pada seorang ibu!
- Nabung
Dan, untuk yang terakhir adalah menabung. Sisihkan sedikit uangmu untuk ditabung. Pikirkan dan atur benar-benar tentang urusan keuangan ini. Apalagi kita sebagai seorang santri yang notabene pemasukannya dari orang tua. Kamu bisa membuat aturan untuk tabunganmu sendiri. Mungkin dengan menggunakan target yang dituju. Bisa dengan tanggalan, seperti,” Setiap hari aku harus menabung 10 ribu.” Maka lakukanlah dengan sungguh-sungguh. Jika 10 ribu dikali 30 hari adalah 3 juta. Maka, jika 1 tahun, 2 tahun, dan bertahun-tahun? Tentu menggiurkan untuk masa mendatang. Dan tentu juga memandang jumlah uang kiriman kita masing-masing.
Untuk tercapainya menabung yang efektif, sebisa mungkin untuk masalah pengeluaran hanya untuk hal-hal yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Jika dengan nasi sayur yang 5 ribu sudah bisa membuat kenyang, maka tak perlu dengan nasi ayam yang 8 ribu. Maka dengan seperti itu yang 3 ribu bisa kita tabung. Menabung memang cobaanya adalah keinginan. Jadi, kalau ingin seperti harapan, ya harus tahan.
Dan, menabung tak harus hanya melulu pada celengan atau rekening tabungan. Kita bisa mengupgrade cara menabung dengan apapun. Seperti, ikut arisan, beli emas, buka usaha, dan lainnya. Tentu dengan plus minusnya masing-masing.
***
Di akhir, kita bisa lihat hasil dari usaha mengupayakan 3 hal ini sampai berhasil. Dengan belajar, kita tentu menjadi orang yang kaya akan pengetahuan. Baik ilmu formal, maupun ilmu agama yang kita pelajari sehari-hari. Maka tangga kesuksesan mulai bisa ditapaki dengan ilmu pengetahuan. Dengan taat, kita juga mulai bisa membuka jalan untuk kehidupan akhirat yang bahagia dengan dihujani ridho yang bertubi-tubi dari Allah, Nabi, Guru, dan Orang tua. Itulah yang kita harapkan. Dan dengan menabung, kita bisa mulai merancang segala apapun yang dibutuhkan untuk masa depan. Nanti ada saatnya kita tersibukkan oleh urusan keluarga. Dan finansial, sangat sensitif untuk dibicarakan.
Maka ilmu dan tabungan itu yang akan mempermudah dunia kita. Dan taatlah yang akan mengurus urusan akhirat. Tak hanya dengan formal, tak melulu dengan agama. Dunia-akhirat kita seimbang. Belajar akan membuahkan cerdas, taat akan membuahkan sifat baik, dan nabung akan membuahkan kaya. Menabung pangkal kaya. Itulah penghargaan masyarakat nanti ketika di rumah, kalau tidak pada orang cerdas, orang baik, ya pada orang kaya.
***