web analytics

Sebuah Jawaban, Kenapa Harus ber-NU?

Sebuah Jawaban, Kenapa Harus ber-NU?
Gus Mus di Satu Abad NU
0 0
Read Time:3 Minute, 50 Second

Kenapa Harus ber-NU?

Sebelumnya perlu membaca sejarah kebelakang. Untuk memperoleh kemerdekaan itu perlu bersuara melawan penjajah. Dulu, suara pribadi sulit didengar, maka membentuklah perkumpulan, mulai dari syarikat Dagang Islam, Syarikat Islam, Muhamadiyah, Pergerakan Tarbiyah Islam, dan NU itu sendiri. (dan masih banyak lagi yang diluar islam)

Kala itu organisasi diatas, tujuannya sama, Melawan penjajah untuk meraih kemerdekaan, dan tentu menguatkan agama islam, karena kolonial selain menjajah waktu itu juga membawa misionaris untuk menyebarkan agama kristen & khatolik. Organisasi diatas bergerak dengan caranya masing-masing. Muhamadiyah misalnya, dominan bergerak melalui dunia pendidikan formal, target yang digaet penduduk kota.
NU lebih melalui pondok pesantren yang di desa-desa. Semuanya baik saling melengkapi.

Demi kedaulatan negara dan mencerdaskan kehidupan bangsa.Nah, disaat ulama’ fokus memperjuangkan Indonesia di dalam negeri, Arab bergolak, Raja Ibnu Saud berwacana merobohkan situs bersejarah islam, hanya makai aqidah wahabi dalam berhaji, banyak ulama yang dibunuh dan beberapa isu sensitif lainnya.

Hal itu membuat ulama Aswaja Nusantara, mengirim utusan ke Hijaz sana untuk menyuarakan aspirasi dan berdiskusi, karena kalau kesana harus membawa nama organisasi, maka organisasi ini dinamakan Nahdlatul Ulama, sebagai representasi kebangkitan ulama. pada 31 Januari 1926. Selanjutnya NU menjadi organisasi penting, yang tidak hanya fokus pada agama, namun juga kemerdekaan dan setiap sisi kemanusiaan.

Dalam kemerdekaan NU turut beberjuang, secara kultural sudah tak terhitung, secara struktural ada Yai Wahid Hasyim yang turut berpusing-pusing ria melalui BPUPKI. Baru beberapa hari merdeka, Kolonial datang lagi, NU Hadir berjuang mati-matian, sampai Lahirlah resolusi jihad 22 Oktober 1945 yang di gaungkan KH Hasyim Asy’ari. Satu-satunya suara melawan, ketika yang lain bungkam.

Lalu pemberontakan demi pemberontakan lahir, DI/TII dan PKI. NU kembali lagi menjadi Ormas garda terdepan untuk mempertahankan kemerdekaan. Tahun 1968 ketika Indonesia kebanjiran budaya dan konten-konten barat yang mengarah pornografi dan kemerosotan moral bangsa. NU melalui Muslimat dan GP Ansor sering melakukan protes keras kepada pemerintah agar menindak lanjuti. Ketika isu anti Tiongkok menyeruak, NU melalui Gus Dur menyuarakan sikap toleransi sampai akhirnya diakui Agama Konghucu menjadi agama ke-6 di Indonesia.

1998, chaos terjadi di Indonesia, ekonomi hancur, keamanan porak poranda terjadi, seruan untuk reformasi, maka 11 Mei 1998 Kiai NU berkumpul di Pondok Langitan tuban yang disepuhi oleh KH Abdullah Faqih, hasilnya mengutus KH Muchit Muzadi dan KH Yusuf Muhammad supaya Presiden Soeharto mundur. 10 Hari kemudian soeharto mundur.
Puncaknya tentu ketika tokoh sentral NU, Gus Dur naik jadi Presiden.Lalu ketika dunia sudah mulai modern dan diperlukan generasi berkualitas, dibawah Ketua Umum KH Said Aqil Siradj. NU banyak mendirikan perguruan tinggi dipelosok negeri.

Coba bayangkan, apa yang terjadi kalau tidak usah, ‘NU-NU-an’. mungkin Haji cuma bisa makai caranya Wahabi, Pancasila tidak lahir, etnis Tiongkok punah, Orde Baru semakin berkuasa, kerusakaan moral masyarakat merajalela, Minim perguruan tinggi yang mengakji Islam Aswaja. Jadi NU tidak sekadar identitas, NU adalah kumpulan orang-orang baik yang menginginkan kebaikan.

Mengingat diluar sana banyak kebathilan-kebathilan yang terorganisir dan sistematis, maka Orang baik itu bersatu, bangkit bersama untuk mencapai cita-citanya. Dalam wadah/ perkumpulan yang bernama ‘Nahdlatul Ulama’.
seperti yang tertuang dalam adagium
اَلْحَقُّ بِلاَ نِظَامٍ يَغْلِبُهُ اْلبَاطِلُ بِالنِّظَامِ

“Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisir.”

Selanjutnya, NU secara nyata dan tertulis dalam sejarah bisa mendamaikan dunia, lalu kenapa kita tidak ber-NU? Apa yakin dengan kemampuan individumu bisa mendamaikan dunia? atau minimal menyuarakan kebaikan? Jika kamu tidak yakin maka ber-NU-lah.

Bila masih belum cukup dengan jawaban diatas dan masih ditanya Kenapa harus NU?

Karena NU itu sebuah perkumpulan umat Nabi Saw yang isinya orang baik, maka pinjamlah jawaban Nabi, “إن أمتي لا تجتمع على ضلالة“
-sesungguhnya umatku tidak akan bersatu dalam kesesatan.-

Bila ditanya lagi, bukanya perkumpulan itu tidak hanya NU?
Jawablah lagi, “karena NU itu mayoritas, maka meminjam perkataan Nabi,
فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم
-Maka jika kalian melihat perselisihan, berpeganglah pada golongan yang mayoritas-

Kiranya analisis diatas dapat kamu pahami, bahwa untuk mencapai islam rohmatan lil alamin yang bisa ubiversal, maka berorganisasilah supaya kuat kebaikanmu. dan itu ada dalam diri NU. Sekarang, memasuki usia abad ke-2 NU menyambut semesta dengan menggelorakan, “merawat jagad membangun peradaban”. Sebuah pengejawantahan dari, ‘almuhafadhotu ala qodimi sholih wal aqdu biljadidi aslah’ Kalau dulu PR NU kemerdekaan dan isu-isu Nasional, sekarang lebih luas lain yaitu perdamaian.

Gus Yahya sebagai ketua PBNU, kesana kemari terus berupaya mendamaikan dunia, melalui gerakan diplomatis lewat R20 maupun secara akademis dengan Fiqih Peradabannya. Adakah organisasi lain yang sadar dan bergerak seperti itu selain NU? Apakah seperti itu akan tercapai kalau bukan mengatasnamakan NU?

Fastafti Qolbak!

Wallohua’lam.

About Post Author

Elnahrowi

Santri Pondok Al-Mahrusiyah yang suka Menulis dan Berjurnalis. Asal dari Sragen Jawa Tengah
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like