Secarik Kisah Tentang Sejarah Al-Mahrusiyah
Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah merupakan salah satu unit dari belasan cabang Pondok Pesanten Lirboyo. Pondok pesantren yang berlokasi di ujung barat desa Lirboyo ini memiliki kurikulum pendidikan formal berbasis salafi, baik dari tingkat TK, SD, MTs, SMP, MA, SMK, dan ITAMA (Institut Teknologi Al-Mahrusiyah).
Berkenalan dengan sejarah juga lika-liku berdirinya pondok pesantren HM Al-Mahrusiyah yang dimuasisi oleh Almarhum Almaghfurllah KH Imam Yahya Mahrus, disini penulis akan lebih fokus membahas sejarah berdirinya asrama-asrama putri yang berada di Al-Mahrusiyah 1. Karena asrama-asrama Al-Mahrusiyah sendiri, terbagi menjadi empat lokasi, yang pertama yakni PP HM Al-Mahrusiyah 1 berlokasi di Desa Lirboyo, HM Al-Mahrusiyah 2 di Muning, HM Al-Mahrusiyah 3 di Ngampel, dan terakhir HM Al-Mahrusiyah 4 di Kandat.
Dalam rangka memperingati harlah Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah 1 Putri ke 21 pada tanggal 6 Januari 2023 M, penulis ingin membagikan sekelumit kisah tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah Putri yang berada di Jalan KH Abdul Karim No.9 Lirboyo. Awal kisah berdiri tegaknya tiga gedung asrama putri yang terdiri dari Asrama Darur Rosyidah, Ar-Roudhoh, dan Al-Utsmaniyah ini bermula dari perpindahan asrama putri atau biasa di sebut astri dari kampus Tribakti.
Usut punya usut dari cerita alumni, asrama putri dipindah lokasi dari kampus IAIT Kediri, yang sekarang telah diresmikan menjadi UIT (Universitas Islam Tribakti) karena jumlah santri putri yang semakin membludak.
Dikutip dari dawuh Ibu Nur Wahidah selaku alumni sekaligus penasehat aktif PP HM Al-Mahrusiyah. Pada mulanya, berdirinya pondok putri di Lirboyo itu ketika asrama putri yang masih bertempat di Tribakti akan dipindah di wilayah Lirboyo, sekarang telah berganti nama menjadi Sakan Darsy. Ceritanya dulu asrama putri belum memiliki nama, tetapi seiring berjalannya waktu karena akan menerima santri putri kedepannya, Yai Imam berinisiatif untuk membuat nama sebagai ganti dari sebutan HM Putra, akan tetapi juga bukan berarti bernama HM Putri.
Saat itu ada dua opsi yakni Pondok Pesantren Imamiyah dan Pondok Pesantren Al-Mahrusyiah. Akhirnya berdasarkan hasil istikhoroh dari Abah Yai Imam diambillah nama Al Mahrusiyah. Dengan harapan untuk Al-Mahrusiyah dan seluruh santrinya bisa memiliki keberkahan serta tabarukan dengan ayahanda KH Imam Yahya Mahrus yakni KH Mahrus Aly.
Dan untuk sejarah sakan Darsy sendiri, yang dikutip dari cerita salah satu alumni yakni Dr. Heriyono Tardjono yang sekarang menjadi pakar hukum di Universitas Al-Azhar Indonesia, dahulunya Sakan Darsy adalah asrama putra yang bernama Gedung Al-Fatah dengan fungsi sebagai kantor pondok dan tempat penerimaan tamu.
Lambat laun kerena jumlah santri putri yang semakin membludak alias melebihi kapasitas di IAIT, para santri tersebut di pindah lokasi ke Lirboyo tepatnya di Gedung Al-Fatah. Dan sebelum diresmikan menjadi Sakan Darsyi dahulunya asrama putri ini desebut sebagai asrama pusat dan Asrama Ar-Raudhoh desebut sebagai asrama unit yang dibangun pada tahun 2004, sedangkan Asrama AL-Utsmaniyah merupakan asrama baru yang dibangun pada tahun 2020. Waalahu a’lam.