web analytics

Semarak Malam Puncak Harlah 21

Semarak Malam Puncak Harlah 21
0 0
Read Time:2 Minute, 59 Second

Pers Mahrusy- Kediri, setelah melalui berbagai rangkaian perlombaan, akhirnya pada malam hari ini telah sampai pada titik penghujung dari event istimewa ini, yakni malam puncak harlah 21. Bertepatan pada hari Kamis (05/01/2023) senyuman dan tawa para santri turut menambah keceriaan suasana puncak malam hari ini.

Tepat pukul 20:15 WIB lantunan sholawat dan tabuhan rebana oleh tim habsy elmahrusy menjadi pembukaan momen spesial ini. Iringan tari sufi oleh salah satu santri Al Mahrusiyah asal solo semakin mengundakan teriakan kehebohan para audiens.

Acara yang dilaksanakan di aula sakan Al-Utsmaniyah ini dihadiri oleh Ning Hj. Ita Rosyidah Miskiyah selaku pengasuh Pondok Pesantren, juga Ustadzah Nur Wahidah selaku penasihat aktif Pondok Pesantren Putri Hm Al Mahrusiyah.

Termasuk surprise bagi kita semua, karena dalam malam puncak kali ini turut hadir bersama kita semua salah satu alumni Al Mahrusiyah asal Pekalongan yang saat ini melanjutkan studinya di Universitas Indonesia (UI) Jakarta.

Syarifah Fatimatuz Zahro Al Husainiyah, yang akrab kita sapa “Kak Syina”. beliau hadir ditemani salah satu saudaranya yakni Syarifah Najwa. Keduanya merupakan cucu dari guru mulia Al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya pekalongan.

Acara diisi dengan sambutan oleh pengasuh dan penasehat aktif, kemudian dilanjutkan dengan pembagian penghargaan dan hadiah kepada para pemenang lomba, sesuai dengan tema cara yakni “Asah Life Skill Generasi Z Menuju Mahrusy Unggul, Diera Society 5.0″ acara diakhiri dengan unjuk bakat melalui beberapa penampilan para santri.

Dalam sambutannya Ustadzah Nur Wahidah selaku penasihat aktif pondok pesantren al mahrusiyah beliau menceritakan bahwa pondok Al Mahrusiyah ibarat lebah semakin banyak usianya semakin banyak pula madunya.

Begitu pula almahrusiyah, berdiri sejak jumlah santri hanya 121 hingga saat ini menjadi ratusan bahkan ribuan, bahkan juga telah berdiri pula 4 unit sakan Al Mahrusiyah.

Sedikit berkisah beliau pernah menjadi pendengar setia tentang perembukan nama pondok pesantren oleh Yai Imam dengan Ibu Nyai Zakiyah.

Pada mulanya ketika Pondok Hm Putra yang saat itu masih bertempat di tribakti akan dipindah di wilayah Lirboyo yang saat ini menjadi Sakan Darsy.

Kala itu masih belum ada nama, akan tetapi seiring berjalannya waktu karena kedepannya akan menerima santri putri, beliau berinisiatif untuk membuat nama sebagai ganti dari sebutan Hm Putra, akan tetapi juga bukan berarti bernama Hm Putri.

 

Saat itu ada dua opsi yakni Pondok Pesantren Imamiyah dan Pondok Pesantren Al Mahrusyiah. Akhirnya berdasarkan dari hasil istikhoroh beliau diambillah nama Al Mahrusiyah.

Dengan harapan untuk Al Mahrusiyah dan seluruh santrinya bisa memiliki keberkahan untuk kita semua, terkhusus dengan nama Al Mahrusiyah yang mana tabarukan kepada KH. Mahrus Aly semoga kita senantiasa mendapat barokah dari beliau.

Melihat angka 21 beliau teringat ketika dulu pertama kali diadakan perayaan harlah dan potong kue bersama yang dilaksanakan langsung oleh Yai Imam dan Umi Zakiyah dan dihadiri pula oleh semua putra-putri beliau.

Beliau merupakan sosok yang sangat memperhatikan Pendidikan, hal itu ditunjukan dengan ketlatenan beliau yang selalu mengontrol santri-santrinya.

Apalagi saat manaqib, beliau sangat menekankan manaqib kepada santri-santrinya. Beliau yang memimpin dan beliau juga yang membacakan do’a.

Pada usia yang ke 21 tahun penasihat aktif Pondok Pesantren Hm Al Mahrusiyah ini berharap semoga harlah sekarang dan setelahnya senantiasa membawa keberkahan bagi kita semua.

Usai Ustadzah Nur Wahidah mengakhiri sambutannya, dilanjutkan dengan sambutan oleh Ning Ochi selaku Pengasuh Pondok Pesantren HM Al Mahrusiyah.

Besar harapan beliau pada harlah kali ini, beliau meletakkan harapan, asa, dan ekspetasi indahnya kepada seluruh santri supaya kedepannya jangan sampai lupa sejarah dan dedikasi Yai Imam dalam mendirikan dan mengembangkan pondok Al Mahrusiyah.

Karena pada dasarnya sejarah dan dedikasi tersebutlah yang menjadi tolak ukur dalam berjalan dan menjadi pepeling bagi kita semua bahwa usia 21 menjadi bukti juang Yai Imam. Wallahu a’lam.

About Post Author

Alifia Azzahra

Santri Mahrusy, pengemis syafaat Nabi asal kediri
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like