web analytics

Senyum Ceria Santri Memperingati Maulid Baginda Muhammad SAW dan Haul Nyai Hj. Qomariyah di Mahrusiyah

0 0
Read Time:4 Minute, 27 Second

 

Oleh: Alifia Azzahra

PERS MAHRUSY- Kediri, mengenang kembali sosok Ibu Nyai Hj. Qomariyah, bersama Ning Hj. Ita Rosyidah Miskiyyah dalam acara Maulid Nabi & Haul Nyai Hj. Qomariyah pada hari Senin (26/10) di aula asrama Al-Ustmaniyah.

            Beliau merupakan ibunda dari Ibu Nyai Hj. Zakiyah Miskiyyah (Pengasuh Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah).  Acara pada malam hari ini dihadiri oleh Ning Hj. Ita Rosyidah Miskiyah yang akrab disapa Ning Ochi selaku pengasuh pondok Sakan Darur Rasyidah, dan Ibu Nur Wahidah selaku alumni sekaligus penasehat aktif Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah. Tepat pukul 19.00 WIB lantunan istighosahmengawali acara spesial ini, yang dipimpin oleh Ning Ochi. Acara ini berjalan penuh khidmad dan dilanjutkan dengan pembacaan Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani serta Maulid Ad-Diba’i.

Sebagai penasehat aktif sekaligus alumni, Ibu Nur Wahidah dalam sambutannya menyematkan seuntai do’a agar kita dapat mendapatkan barokah dan diakui menjadi santri-santri beliau. “Mudah-mudahan semua yang hadir di majelis ini, dapat barokah dari manaqib syaikh abdul qodir al-jilani yang telah kita baca, semoga kita dapat meneladani dzuriyah, dan memahami apa yang disampaikan oleh beliau semua. Semoga kita termasuk santrinya Yai Imam” tutur Ibu Nur Wahidah dan serentak tanpa dikomando seluruh santri turut mengamini do’a beliau.

Selain pembacaan manaqib, diba’, dan istighosah, bagian acara inti juga meliputi mauidhzoh hasanah yang pastinya disampaikan langsung oleh Ning Ochi. Beliau turut berbahagia dengan acara pada malam ini karena melihat ada yang berbeda dengan suasana  haul tahun ini.Belum pernah saya lihat malam semeriah malam ini pada malam-malam sebelumnya, malam ini terlihat rona bahagia seluruh santri. Mbak yang dibelakang sudah menyiapkan sarung untuk menerima lemparan buah barokah tutur beliau senang melihat asrama ustmani yang dihias sedemikian rupa dengan berbagai macam jajanan hingga beliau memuji “semua dihias, semoga kalian juga menjadi perhiasan dunia dengan menjadi wanita sholihah” harapan beliau disela-sela pujiannya.

Acara ini menjadi momen tersendiri di Mahrusiyah setiap acara Haul Nyai Qomariyah yang di laksanakan bertepatan dengan maulid nabi karena ada acara lempar buah. Acara lempar buah ini menjadi rutinan di setiap tahunnya. Berbagai buah seperti apel hijau dan mangga menjadi buah istimewa yang ditunggu oleh para santri untuk berebutan mendapatkan lemparan barokah dari dzuriyah yang hadir.

Cucu Nyai Hj. Qomariyah ini menuturkan bahwa kita wajib bahagia atas kelahiran nabi (maulid). Kalau ada orang bertanya kenapa sampeyan (kalian) mau merayakan maulid?’. Serentak santri dengan lantang menjawab karena cinta dan rindu. Pertanyaannya, kalau benar cinta berapa kali kalian sholawat perhari? Cuma ba’da maktubah dan istighosah? Sudah pantaskah dikatakan cinta? Kalau karena rindu, “berapa sunnah kah yang sudah kalian kerjakan?” Perkataan beliau benar-benar membuat semua santri diam seribu bahasa, “Kalau tidak bisa melakukan semua sunnah paling tidak, ada satu yang didawamkan (diistiqomahkan) setiap hari. Rosulullah memberi kita warisan tidak berupa harta ataupun benda, tapi berupa sunnah, maka kita sebagai santri setidaknya mengamalkan salah satu sunnah beliau.

“kullu syai’in kulli nattin, semua karena kulino. Lafadz “Kulli nattin”disini bukan dari kosa kata bahasa arab, melainkan bahasa jawa dari kata “kulino”yang artinya kebiasaan. Jadi maqolah tersebut dapat kita artikan semua perkara itu karena kebiasaan. Begitu juga dengan melakukan sunnah, kalau tidak dibiasakan dari sekarang kapan lagi?

Memang kita merayakan maulid karena rindu dan cinta kepada nabi, karena kita santri. Tapi tidak dengan orang-orang diluar sana. Kalau ada orang yang bertanya “kenapa maulid?” sama halnya ia bertanya “ngapain bahagia dengan kelahiran nabi?” kita saja bahagia dengan lahirnya bayi, tanpa kita tau masa depan bayi itu akan menjadi orang baik atau buruk, sholeh atau tidak. Apalagi dengan kelahiran rosul yang jelas-jelas menjadi cahaya bagi seluruh umat, karena beliaulah sang pemberi syafa’at. Shollu ‘ala habib

Disamping merayakan maulid kita juga merayakan Haul Ibu Nyai Hj. Qomariyah, yang mana beliau ialah sosok yang sangat penyayang dan perhatian pada cucunya, beliau juga sosok yang sangat telaten terutama dalam hal perut, yakni selalu memperhatikan apa yang dimakan dan pola makannya para cucu beliau. Nyai Qomariyah berkepribadian tegas dan istiqomah, bahkan tasbih beliaupun tidak pernah lepas dari genggaman tangan, sampai beliau ketiduran. Bibirnya selalu harum dan basah karena dzikir.

Beliau wafat ketika Ning Ochi baru menginjak usia balighnya yakni sekitar usia 9 atau 10 tahun. Nyai Qomariyah sangat sayang kepada Yai Imam (ayah Ning Ochi) karena Yai Imam merupakan sosok yang humoris. Al Walid Yai Imam Yahya selalu mengajarkan kepada putra-putrinya untuk mencium tangan, bersimpuh di depan beliau (Nyai Qomariyah), mencium lutut dan kening beliau, dengan tujuan untuk tabarrukan. Kenapa harus kening dan lutut? Karena itu adalah bagian yang digunakan untuk sujud, tempat barokah dimana banyak rohmat turun, apalagi tempat ibadahnya orang sholeh (masjid, maqbaroh;dll) dikelilingi oleh banyak malaikat.

Di akhir mauidzohnya beliau berpesan,“nanti kalau pulang ke rumah cium orang tua kalian, tangan, kening, lutut pipi, bagian-bagian yang digunakan untuk sujud. Sebagai benttuk birrul walidain, kalau orang tua kalian sudah meninggal jangan lupa didoakan, siapa lagi yang akan mendoakan kalau bukan anak cucunya”

Usai menyimak mauidhzoh hasanah yang disampaikan oleh Ning Ochi, acara ini diakhiri dengan melempar buah kepada seluruh santri yang disebut sebagai “buah barokah” karena dilempar langsung oleh beliau, Ning Ochi. Seluruh santri berebut untuk mendapatkan buah itu. Saya bisa mengambil kesimpulan bahwa tradisi ini dilakukan disetiap haul Ibu Nyai Hj. Qomariyah, Mungkin karena beliau adalah sosok yang sangat memperhatikan perut, dalam artian pola makan orang-orang disekitarnya, karna itulah tradisi ini tidak pernah tertinggal disetiap haul beliau.

Editor: Laeli Zzakiyah

About Post Author

elmahrusy16

Elmahrusy Media Merupakan Wadah literasi dan jurnalistik bagi santri, alumni dan pemerhati Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like