web analytics
AD PLACEMENT

Sepuluh Terakhir Ramadhan dan Kisah Heroik Haitsam Jamal, Syuhada Palestina

AD PLACEMENT
0 0
Read Time:3 Minute, 38 Second

Bagi seluruh Umat Muslim, Ramadhan tentu memiliki makna suka cita. Kita mengisi bulan ini dengan berbagai ibadah dan kebaikan, mengharap ridho Allah Swt. Apalagi di sepuluh terakhir bulan  Ramadhan menjadi momen totalitas seorang muslim untuk menjemput ridho-Nya, juga harap cemas lailatul qadar dan apakah bisa menemui Ramadhan berikutnya. Tak terkecuali dengan saudara kita di Bumi Palestina. Negara Islam yang berkah bekas tapak singgah perjalanan isra nabi itu tak pernah habis akan hal-hal luas


untuk dibicarakan. Terutama tentang penjajahan yang masih berlangsung yang dilakukan oleh zionis israel.

Sudah banyak sekali pemberitaan yang disertai narasi, foto, dan video yang menggambarkan tentang kondisi Palestina yang memperihatinkan. Kebiadaban israel begitu tak bisa diterima oleh akal sehat, serta Nurani terdalam. Meski Ramadhan, lancaran tembak dan dentuman bom tak dihentikan. Benar-benar di luar batas kemanusiaan.

AD PLACEMENT

Untuk merasakan perasaan dan gelora semangat para Muslim Palestina, kami sedikit mengutip dari Nurjanah Hulwani, seorang wartawan dan relawan yang bertugas di Gaza, dalam bukunya yang berjudul Parade Heroik Pembebas Palestina, ia menuturkan pada halaman 63 terbitan Gema Insani itu tentang pergolakan Haitsam Jamal, anak Gaza yang pemberani.

 

Ban Bekas dan Haitsam Jamal

Haitsam Jamal (15 tahun), anak Gaza, yang selalu mengikuti aksi Kepulangan Akbar. Hari itu, masuk jum’at ke-11 yang mengambil tema “Aksi Sejuta Umat untuk al-Aqsha”. Haitsam datang dalam aksi dengan semangat seperti biasa, semangat yang tidak pernah redup sejak awal Haitsam ikut aksi. Namun, pada aksi yang ke-11 tersebut, perjuangannya terhenti setelah tembakan israel menghujam dadanya.

AD PLACEMENT

Ibunda Haitsam mencerittakan kejadian sebelum Haitsam berangkat menuju lokasi aksi damai Kepulangan Akbar, “Sebelum Haitsam pergi, ia sempat bermain dengan adik perempuannya dan memberinya laying-layang yang ia siapkan untuk dibawa dalam aksi. Setelah itu, ia datang kepada saya sambal tersenyum. Ia mengatakan kepada saya untuk menyiapkan kain kafan dan bunga. Ia juga memintaa saya untuk menunggunya pulang. Setelah ia berangkat, perasaan saya tidak enak karena memikirkan kata-kata yang terakhir ia ucapkan. Namun, saya menepis perasaan saya, dan berharap semoga ia baik-baik saja. Dalam penantian menunggu ia pulang ke rumah, perasaan saya tidak tenang. Akhirnya, saya memutuskan untuk menemuinya agar ia cepat kembali. Ketika saya tiba di lokasi aksi, mereka yang hadir di aksi mengatakan kepada saya bahwa Haitsam terluka dan dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Mendengar kabar itu, saya langsung teringat kata-kata terakhir Haitsam. Benar saja, Ketika saya sampai di rumah sakit, para dokter yang saya temui memberitahu saya bahwa putra saya telah syahid.”

Rasa sedih Ibunda Haitsam makin bertambah dan air mata kesabaran terus mengalir Ketika memandang mainan putranya, memegangi tas sekolahnya, baju lebaran yang tidak sempat lagi dipakai putranya, bola yang selalu menemani Haitsam, dan sepatu skate-nya. Sang Ibunda berkata, “Setiap hari Jum’at, Haitsam berada di Birauh al-Hudud untuk ikut serta dalam aksi damai Kepulangan Akbar.”

Atas kepergian (syahid) Haitsam , Sang Ibunda jadi teringat Ketika Haitsam lulus kelas sembilan.  Ibunya meminta kepada Hiatsam untuk mendaftar pada sebuah sekolah menengah terdekat. Haitsam mengatakan kepada Sang Ibunda bahwa ia ingin mendaftar di sekolah syuhada yang relative lebih jauh dari tempat tinggal mereka. Ketika saya memberi tahu betapa jauh sekolah syuhada itu, ia menjawab, “Sekolah syuhada sesuatu yang berbeda. Sebentar lagi, ibu akan tahu.”

“Segala puji bag Alllah. Allah telah memuliakan Haitsam dengan akhir hidup indah yang didambakan semua orang. Ia telah mencapai kesyahidan pada usianya yang masih belia. Saat aksi, ia dalam keadaan berpuasa sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadhan,” papar ayah Haitsam yang mencoba tenang dan sabar menerima kesyahidan putra sulungnya.

AD PLACEMENT

Sang Ayah menambahkan, “ Sebelum shalat Jum’at, Haitsam meminta uang saku untuk berangkat menuju aksi Kepulangan Akbar di perbatasan seperti biasa yang ia lakukan pada setiap hari Jum’at. Saya memberinya uang saku dan menyemangatinya, ‘Semoga Allah mempermudah perjalanmu menuju aksi.’”

Selamat jalan syuhada junior. Ia telah menjemput kesyahidan dalam keadaan dirinya sedang berpuasa pada bulan yang Allah muliakan. Kesyahiidannya terjadi pada sepuluh terakhir Ramadhan. Ia telah bersahur Bersama keluarga dan berbuka Bersama Allah Swt.

Kisah Haitsam di atas bisa kita jadikan bahwa masih ada saudara kita yang mengisi sepuluh terakhir Ramadhan dengan taruh nyawa. Mereka begitu semangat bergelora mengharap kebaikan Ramadhan dan ridho Allah dengan mengangkat senjata melawan kebiadaban. Kita seharusnya sebagai muslim yang ditakdirkan hidup di negara yang aman Sentosa tak kalah bersemangat dalam menjemput ridho Allah, juga bersyukur dan mendo’akan saudara kita di sana yang sedang berjuang. Segala kebaikan tercurah untuk saudara Muslim Palestina, Alfatihah.

Wallahu A’lam

About Post Author

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

Penulis Baik Hati, Tidak Sombong, dan Rajin Menabung*
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

AD PLACEMENT

Penulis Baik Hati, Tidak Sombong, dan Rajin Menabung*

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Sholat Tarawih Cepat, Bagaimana Hukumnya

Sholat Tarawih Cepat, Bagaimana Hukumnya

Penjelasan Hakikatnya Ilmu dan keutamaannya, di Awal Pengajian Ramadhan kitab Ta’limul Muta’alim

Penjelasan Hakikatnya Ilmu dan keutamaannya, di Awal Pengajian Ramadhan kitab Ta’limul Muta’alim

Merefleksikan Ungkapan “Urip Mung Mampir Ngombe”

Merefleksikan Ungkapan “Urip Mung Mampir Ngombe”

Memahami Khidmah dan Barokah

Memahami Khidmah dan Barokah

Menjaga Adab Membagun Hubunggan Baik

Menjaga Adab Membagun Hubunggan Baik

Pondok Pesantren Darur Rasyidah Gelar Majlis Dhiyaul Lami’ dalam Peringatan Isro’ Wal Mi’roj

Pondok Pesantren Darur Rasyidah Gelar Majlis Dhiyaul Lami’ dalam Peringatan Isro’ Wal Mi’roj

AD PLACEMENT