web analytics

Siapa Sosok Bajak Laut yang Sebenarnya?

0 0
Read Time:3 Minute, 33 Second

Khairuddin Barbarosa menjadi raja lautan di laut Mediterania. Pada masa Kesultanan Salim 1 Turki Usmani Barbarossa dikenal dan ditakuti oleh penjuru Kristen.

Putra dari Ya’qub bin Yusuf ini punya saudara yang sama pejuangnya, yakni Aruj, Ishaq dan Ilyas. Paling akrab dari ketiganya adalah hubungan antara Barbarossa dengan Aruj, si kaka berjanggut merah persis seperti Barbarossa. Mengental hubungan Barbarossa dengan Aruj semenjak mereka menjalankan prosesi perdagangan yang mereka geluti.

Profesi Barbarossa berpindah haluan semenjak saudaranya dibunuh sadis. Adrian B. Lapion dalam bukunya menjelaskan saat itu Ordo Militer Kristen St. Jon Of Jerussalem atau lebih dikenal dengan Knight Of Rhodes menyerang kapal Barbarossa dan bersaudara. Ini menelan korban adiknya, yakni Ilyas.

Terbunuhnya Ilyas tak bisa dima’afkan. Ini memaksa Barbarossa dan Aruj untuk mencegat kapal kristen. Walaupun penyerangan hanya dialirkan berdua, namun cukup membuat takut militer Kristen.

Atas penyerangan ini orang eropa berpandangan bahwasanya gerakan yang dilakukan Khairuddin Barbarossa merupakan gerakan bajak laut yang secara definisi berlaku merampok dan pembunuhan kejam. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan kenyataannya.. Jika saja Pasukan Kristen tidak menyerang lebih dulu, maka tak mungkin Barbarossa dan Aruj menyerang.

Baca Juga: Jangan Sampai Bonus Demografi Hangus

Faktanya mereka yang lebih kejam. Berkali-kali Militer Kristen menyalurkan penyerangan di Tunisia, Andalusia, Aljazair dll. mereka menyiksa dan menindas hingga Barbarossa dan Aruj geram.

Argumentasi Barat ini wujud kesalahan besar. Terlebih orang barat berhasil merubah pemahaman dunia. Mereka menggambarkan bajak laut yang berjanggut panjang dan berbadan besar, persis wujud dari Barbarossa. Lalu mereka menggambarkan karakternya dengan sosok raja lautan yang khas akan pemberontakan, kekejaman dan penindasan. Jika melihat dari sejarah, itu merujuk pada Khairuddin Barbarossa. Sayangnya tidak ada bantahan dari Islam terhadap pandangan barat ini, bahkan banyak yang tidak mengetahuinya, mirisnya lagi mayoritas orang islam sendiri lebih percaya dengan pandangan barat dan menutup mata untuk melihat sejerah yang sebenarnya.

Jurnal Az-zuhairi menjelaskan dari sudut Islam gerakan Khairuddin Barbarossa dianggap gerakan jihad bahari   yang menyerag orang Kristen karena sudah melakukan pembantaian sadis kepada orang muslim Andalusia.

Secara definisi penyerangan pertama dari Barbarossa dan Aruj bisa dikatakan pemberontakan, karena penyerangannya bukan dari kubu yang resmi. Namun alasan itu tidak kuat untuk mendikte Barbarossa sebagai bajak laut karena penyerangan selanjutnya dilakukan atas nama kubu Islam yang resmi. Tidak adil orang barat yang hanya melihat satu penyerangan saja langsung mendikte Barbaossa adaalah bajak laut. Sedangkan aksi kedua dan seterusnya adalah gerakan jihad. Ketika itu berawal menjadi pimpinan relawan pasukan muslim Andalusia yang sedang melakukan perlawanan kepada Spanyol.

Memandang perjuangan Barbarossa tergolong teramat banyak dan seringnya kemenangan yang ia pimpin membuat namanya ditakuti oleh orang barat. Apalagi Barbarossa beragama Islam, agama yang pada saat itu sering terjadi perselisihan dengan orang Kristen. Dan Eropa tak menyukai itu, kendati memalsukan sejarah sebenarnya.

Semua penyerangan yang terjadi tidak semulus yang diharapkan, kegagalanpun pernah terselip dalam pimpinan Barbarossa. Ketika hendak menaklukan Barjayah ia terkepung di wilayah Jijel. Untug saja Turki Usmani segera memberikan bantuan.

Pada pemerintahan Sultan Salim 1, terjalin hubungan yang baik antara Barbarossa dengan kepemerintahan Turki Usmani. Sampai pada tahun 920 H/ 514 M Turki Usmani bersama Khairuddin dan Aruj membentuk kesepakatan dengan rencana memasuki Aljazair yang strategis dan dijadikan sebagai lokasi pertahanan militer untuk dapat merebut pelabuhan yang dalam cengkraman Spanyol.

Seluruh strategi, penyerangan dan kerjasama antara Barbarossa dengan kepemerintahan merupakan bentuk jihad, yang terkhususkan pada jihad bahari. Bukanlah pemberontakan dari seorang bajak laut. Pandangan tersebut tidak ada kebenaran sedikitpun. Bahkan penyerangan pertama dari Barbarossa yang bersifat pribadipun karena penindasan kaum Kristen.

Pada tahun 1524 Paus Gereja mengeluarkan dekrit, memaksa orang muslim untuk berpindah keyakinan, kemudian mengusir semua orang yang tidak patuh atau mereka tetap menjadi budak. Dekrit itu membuat banyak orang islam terpaksa keluar dari agama. Setelahnya, kehidupan bukan bertambah lebih baik, malah jauh dari apa yang diharapkkan. Orang islam tetap mendapatkan penindasan. 

Apakah pantas Khairuddin Barbarossa dijuluki bajak laut?

Adanya fakta yang tercantum, tiada kepantasan gelar bajak laut melekat pada Khairuddin Barbarossa. Bagaimana mungkin dijuluki bajak laut?, sedangkan Barbarossa sendiri ditindas lebih dulu. Bajak laut yang digambarkan kaum barat, memberontak untuk memperoleh keuntungan, sedangkan sekecil senyum bahagiapun tak ada pada Barbarossa.

Justru julukan bajak laut lebih pantas untuk orang Kristen. Merekalah yang memulai, merekalah yang merebut dan mereka yang merusak tatanan. Bukan dari segi militer saja, dari pihak pemuka agama pun ikut campur menindas masyarakat Islam.

Oleh; @iwannur_s

About Post Author

elmahrusy16

Elmahrusy Media Merupakan Wadah literasi dan jurnalistik bagi santri, alumni dan pemerhati Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like