Singkat Cerita Dibalik Sumur Istimewa
Air zam-zam merupakan salah satu mukjizat untuk seluruh umat atas rahmat allah swt. konon katanya sumur air zam-zam tidak akan pernah habis dan mengering sepanjang masa. Sumur zam-zam memiliki air yang selalu bersih, jernih tidak ditumbuhi lumut, serangga, atau kotoran lainnya. Air zam-zam juga mengandung kadar mineral alami yang lebih tinggi dibanding jenis air lainnya. Bahkan, mayoritas umat muslim meyakini air zam-zam sebagai sumber pengobatan alami yang paliing ampuh menurut Nabi Muhammad SAW.
ZAM-ZAM SEBAGAI SUMUR YANG TERJAGA
Makkah merupakan kota yang menjadi icon umat muslim, terkhusus bangunan kubus berwarna hitam peninggallan Nabi Ibrahim yang sering kita sebut ka’bah. tak heran bila kota tersebut selalu ramai pengunjung baik para peziarah maupun orang-orang yang hendak melakukan ibadah haji. Makkah sebagai kota yang gersang tentu sangat membutuhkan peranan air dalam setiap detiknya, merupakan bencana bagi rakyatnya bila mata air mengering dan tiada hujan yang turun. Seperti halnya yang terjadi ribuan tahun silam, dizaman kepemimpinan Abdul Muthalib (kakek Nabi Muhammad).
Dalam buku Bahtera Semesta Menguah Sejarah Keimanan Sayyid Abdullah Dan Sayyidah Aisyah diceritakan bahwa Abdul Muthalib begitu antusias menerima tamu-tamu Allah SWT. Ia memberikan minum kepada para pengunjung dengan air yang diambil dari sumur-sumur disekekliling Kota Makkah. Namun masalah muncul ketika ia melihat sumur-sumur tampah pongah, sama sekali tak menyisakan seteguk air pun. Ia merasa resah karena tidak dapat menyediakan air untuk para pengunjung kota mekkah.
Sempat terpikir dalam benaknya “andai saja ada sumur zam-zam peninggalan nabi ismail” kala itu zam-zam hanya menjadi bagian dari cerita yang hampir sirna, bahkan lokasinya pun tidak ada yang tahu. Sumur zam-zam telah lama dipendam oleh kabilah jurhum ketika mereka menguasai meakkah. Sebagai seorang pemimpin yang memperhatikan nasib rakyatnya, ia selalu memikirkan bagaimana caranya agar bisa menemukan sumur legendaris tersebut.
Hingga suatu ketika ia kelelahan dan tertidur di sisi hijr Ismail, ia bermimpi didatangi seseorang yang berkata kepadanya “galilah thayyibah!” Abdul Muthalib terkejut, lalu bertanya “apa itu thayyibah?” tidak ada jawaban dari orang tersebut ia langsung berlalu meninggalkan abdul muthalib.
Karena penasaran dengan mimpi tersebut, keesokan harinya Abdul Muthalib kembali tidur miring di tempat yang sama.
Benar saja orang asing itu menghampiri lagi dalam mimpinya. Ia berkata kepada Abdul Muthalib “galilah barrah!” katanya singkat kemudian pergi, mengabaikan Abdul Muthalib yang sedang bertanya kepadanya.
Abdul Muthalib tak mau menyerah. Sehari setalahnya ia kembali tidur di sisi hijr ismail. Tujuannya berhasil. Orang yang kemarin kembali lagi di mimpinya, lalu berkata “galilah madhunah”.
Tiga hari berturut-turut ia bermimpi didatangi orang yang sama, namun dengan perintah yang berbeda-beda. Pemimpin Kota Makkah teresebut gelisah dan dipenuhi rasa penasaran.
Keesokan harinya ia memutuskan untuk pergi ketempat yang sama dan tidur miring disana. Orang asing itu benar-benar datang membawa perintah dalam mimpinya “galilah zam-zam”
Mendengar hal itu sontak abdul muthalib terkejut. Ia pernah mendengar zam-zam, namun hanya sebatas kabar selentingan yang digilas waktu. Bahkan sebagaian orang mengatakan, bahwa zam-zam hanyalah bualan belaka. “apa itu zam-zam?” tanya abdul muthalib dengan mata berbinar.
“sebuah mata air yang tidak akan pernah kering. Ini khusus untukmu. Dan suguhilah para tamu yang berhaji. Ia terletak disuatu tempat diantara kotoran dan darah. Disana kau akan melihat burung gagak sayap putih serta menjadi sarang semut.” Abdul Muthalib begitu senang mendengar penuturan tersebut.
Keesokan harinya ia bersama putranya Harits Bin Abdul Muthalib pergi membawa cangkul. Dengan percaya diri ia dan putranya mengelilingi makkah, mencari temnpat yang telah diberikan tanda-tandanya oleh orang asing dalam mimpinya.
Setelah menemukan lokasi tersebut yang berada diantara dua berhala yang dimuliakan oleh orang quraisy, yakni berhala Ishaf dan Nailah. Singkat cerita setelah melalui beberapa rintangan yang menghalang, namun berkat kegigihannya mereka berhasil menggali dan menemukan sumur zam-zam sebagai konstruksi peninggalan Nabi Ismail. Bahkan mereka tidak hanya menemukan sumur zam-zam tapi juga menemukan benda-benda berharga lainnya milik Kaum Jurhum. Seperti pedang, baju perang; dan lain sebagainya.
Tentu kalian bertanya-tanya maksud diantara semua petunjuk keberadaan air zam-zam diatas bukan?
Mimpi yang dialami Abdul Muthalib merupakan mimpi yang butuh penafsiran. Pertama, Ungkapan thayyibah merupakan air yang disiapkan untuk orang-orang sholeh keturunan Nabi Ibrahim. Kemudian yang kedua yakni barrah ialah sumber air melimpah untuk orang-orang mulia. Yang ketiga yakni madhunah yang berarti tidak ada manfaat bagi orang yang tidak beriman. Tiga isyarat dalam mimpi diatas merupakan sebuah kiasan yang pada intinya merujuk pada satu nama yakni zam-zam.
Setelah mendapat kepastian bahwa yang dikehendaki disini ialah sumur zam-zam. Kini tinggal posisi letak yang belum memiliki kejelasan. Hanya diuraikan dengan tanda-tanda diantara kotoran dan darah, menjadi sarang semut, dan menjadi tempat bercokolnya burung gagak.
Tanda-tanda diataas bukan hanya sebatas petunjuk yang tidak mengandung arti. Ada hikmah ilahiah dan makna tersirat menurut ahli tafsir mimpi
Pertama, diantara kotoran dan darah. Sebab sumur zam-zam adalah minuman menyegarkan layaknya susu munri. Letak susu yang berada diantara kotoran dan darah dicantumkan dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 66:
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (Q.S An-Nahl: 66)
Seperti halnya susu air zam-zam juga menyamai makanan, dan penyembuh berbagai penyakit. Rosulullah SAW. Mengatakan, tidak ada seusatu yang menyamai makanan dan minuman, kecuali susu. Sahabat abu dzar pernah membuktikannya. Selama tiga puluh hari bia tidak pernah mengisi perutnya, kecuali air zam-zam.
Kedua, menjadi sarang semut. Salah satu naluri semut adalah berkelana dan tidak kembali ke sarangnya kecuali membawa makanan atau biji-bijian. Hal ini mengisahkan bahwa zam-zam adalah sumber air kota makkah yang selalu ramai oleh para pengunjung, dan peziaroh. mereka tidak akan pulang kecuali dengan membawa air zam-zam dalam tangannya.
Para pendatang ini berduyun-duyun datang ke makkah untuk berhaji dengan membawa perbekalan secukupnya.Seperti sarang semut, dari berbagi pelosok dunia berbagai macam buah-buahan dan makanan berkumpul di kota peninggalan nabi ibrahim ini.
Begitulah singkat cerita dibalik sumur legendaris yang tak pernah habis dan mengering. Kini sumur tersebut menjadi icon kebanggaan umat muslim, dan diyakini menjadi obat andalan dari berbagai penyakit. Zam-zam itulah nama sumur, yang dulu sempat dikubur oleh Kaum Jurhum. Wallahu a’lam.