Makam Sunan Bonang terletak di kompleks pemakaman Desa Kutorejo, Kecamatan Tuban, tepatnya di sebelah barat alun-alun Tuban dan Masjid Agung Tuban. Makam Sunan Bonang dikelilingi tembok dengan empat buah pintu gerbang untuk masuk ke kompleks makam. Pintu gerbang di Makam Sunan Bonang berupa gapura paduraksa. Pintu gerbang di sebelah selatan berbentuk semar tinandu dengan atap berhias ornamen bunga-bunga dengan dinding di kanan dan kirinya dihiasi piring-piring dan mangkuk keramik Cina.
Makam Sunan Bonang terletak di dalam sebuah cungkup berbentuk joglo dengan atas bertingkat. Pada dinding selatan cungkup terdapat hiasan arabesque flora dan fauna berupa panorama dan ragam hias geometris. Pada dinding ini terdapat candra sengkala Jalma Wihana Kayuning Sawit-Jagat yang menunjuk angka 1611 Saka (1689 M), yaitu angka tahun waktu dibangunnya cungkup tersebut. Terlihat bangunan cungkup yang lebih besar untuk melindungi cungkup Makam Sunan Bonang yang terbuat dari sirap, tujuannya adalah agar tidak rapuh akibat panas dan hujan, sekaligus sebagai tempat berteduh para peziarah.
Sunan Bonang dikenal sebagai seorang penyebar Islam yang menguasai ilmu fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur dan ilmu silat dengan kesaktian dan kedigdayaan menakjubkan. Bahkan, masyarakat mengenal Sunan Bonang sebagai seseorang yang sangat pandai mencari sumber air di tempat-tempat yang sulit air.
Pada agenda kali ini, kami melakukan pembacaan tahlil seperti biasa, yang dipimpin oleh Agus H. Nabil Aly Utsman dan ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Agus H. Izzul Maula Dliyaullah. Untuk mencapai area Makam Sunan Bonang, kami harus naik becak dari parkiran menuju kompleks pemakaman. Momentum yang langka sekali bagi kami para santri, dapat menikmati semilir angin malam ditengah jalanan yang lenggang.
Setelah ini, kami membagi rute menjadi dua. Para peserta ziaroh Wali lima yang merupakan santri tamatan Sekolah Formal SMP dan MTS harus kembali ke Pondok Pesantren tercinta. Oleh karena itu, mereka berkesempatan untuk belanja oleh-oleh untuk teman-teman di pondok ataupun untuk keluarga di rumah.
Sedangkan para santri tamatan SMK, MA dan tamatan Madrasah Diniyah kelas 3 Aliyah langsung diarahkan menuju bus masing-masing untuk melanjutkan perjalanan ke Walisongo. Kami akan terlebih dahulu ziarah ke Wali-Wali di Jawa Tengah dan Jawa Barat selama dua hari kedepan. Adapun tujuan selanjutnya adalah Makam Sunan Muria di Kudus. Sebelum kesana, kami akan istirahat plus sholat shubuh di Masjid Agung Pati, Jawa Tengah. Nantikan perjalanan kami mendaki Gunung Muria ya teman-teman. Semoga selamat sampai tujuan. Aamiin.
Baca perjalanan Khazanah 2024 selanjutnya di https://elmahrusy.id/sunan-muria-pendukung-setia-kesultanan-demak-bintara/