Sedang hangat diperbincangkan perihal seorang guru yang menghadapi dilema dalam mendidik muridnya, tegas sedikit akhirnya dilaporkan karena dianggap melakukan kekerasan, sedangkan jika dibuat santai, si murid malah semakin bandel dan susah dinasihati, akhirnya Bapak/ ibu guru lagi yang disalahkan, dianggap lalai dan tidak becus dalam mendidik anak muridnya.
Maka dari itu, perlunya kerja sama kuat antara, Guru, Murid, Wali Murid, maupun penyelenggara pendidikan (pemerintah). Tidak ada kata salah dan saling menyalahkan, mari cari solusi secara bersama-sama. Sebab pendidikan menjadi kunci utama, tonggak peradaban, dan kemajuan sebuah bangsa.
Relasi atau hubungan murid dengan guru merupakan ikatan batin yang sangat sakral, lantas kenapa bisa dikatakan sebagai sebuah hal yang sakral? Imam Ghozali telah merefleksikan mengenai hubungan guru dengan seorang murid:
يَحْتَاجُ المُرِيدُ إِلَى شَيْخٍ وَأُسْتَاذٍ يَقْتَدِي بِهِ لَا مَحَالَةَ لِيَهْدِيهِ إِلَى سَوَاءِ السَّبِيلِ، فَإِنَّ سَبِيلَ الدِّينِ غَامِضٌ، وَسُبُلَ الشَّيْطَانِ كَثِيرَةٌ ظَاهِرَةٌ. فَمَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَيْخٌ يَهْدِيهِ، قَادَهُ الشَّيْطَانُ إِلَى طُرُقِهِ لَا مَحَالَةَ. فَمَنْ سَلَكَ سُبُلَ البَوَادِي المُهْلِكَةِ بِغَيْرِ خَفِيرٍ فَقَدْ خَاطَرَ بِنَفْسِهِ وَأَهْلَكَهَا، وَيَكُونُ المُسْتَقِلُّ بِنَفْسِهِ كَالشَّجَرَةِ التي تَنْبُتُ بِنَفْسِهَا فَإِنَّهَا تَجِفُّ عَلَى القُرْبِ، وَإِنْ بَقِيَتْ مُدَّةً وَأَوْرَقَتْ لَمْ تُثْمِرْ، فَمُعْتَصَمُ المُرِيدِ شَيْخُهُ، فَلْيَتَمَسَّكْ بِهِ
Seorang murid diharuskan untuk memiliki sosok yang dapat menuntun dan membimbingnya ke jalan yang benar. Mengingat banyak sekali tantangan dan cobaan bagi murid ketika menjalani masa menuntut ilmu.
Dalam keterangan tersebut juga dijelaskan, bahwasanya jika seorang murid tidak memliki guru, maka ada celah bagi setan untuk menyesatkan. Hal ini dapat diumpamakan ketika seseorang berpergian tanpa ada petunjuk sedikitpun, alhasil tidak akan sampai tujuan dan tersesat ditengah jalan.
Atau seperti halnya pohon yang tumbuh tanpa diurus, pohon tersebut akan mati, kalaupun hidup lama, pohon tersebut tidak dapat menghasilkan buah. Maka dari itu berpeganglah pada setiap guru yang mengajarkan kebaikan. (Ihya ‘Ulumiddin.)
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwasanya
– Guru sebagai petunjuk, teladan, dan contoh bagi murid.
– Guru sangat berperan bagi murid ketika sedang menuntut ilmu.
– Guru dan murid harus berkarakter baik, memiliki tata krama, dan semangat tinggi dalam mencari ilmu.
Jika poin-poin ini dilaksanakan, maka wajah pendidikan akan selalu mengeluarkan aura positif, belajar menjadi aman dan nyaman, dan bisa menciptakan generasi-generasi cerdas dan berbudi pekerti baik.
Sekian, Wallahu A’lam.