Sering kali kita mendengar akan istilah insecure. Apakah insecure itu masih semakna dengan manicure dan pedicure? Atau malah ada hubungannya dengan tukang cukur?
Oh, tentu tidak!
Insecure bisa diartikan tidak merasa aman atau tidak percaya diri. Pasti kalian mengira bahwa tulisan ini akan dikaitkan dengan konsep bersyukur: “kurangi insecure, perbanyak bersyukur”, “terlalu insecure, lupa bersyukur” atau jargon-jargon lain yang malah dijadikan judul tulisan.
Oh, tulisan ini tidak semudah itu ditebak, Sobat!
Dari insecure yang salah satu penyebabnya bisa karena membandingi dan tidak sesuainya ekspetasi, tentu berdampak buruk. Meski pada hal kecil, menjadi pemurung. Menjadi pendiam. Menjadi introvert.
Dan inti serta tujuan tulisan ini adalah membahas introvert. Iya, introvert. Haha. Ada yang benar tebakannya?
Introvert ini berantonim dengan ekstrovert. Gampangnya, introvert itu sikap tertutup dan ekstrovert itu sikap terbuka.
Seorang dosen Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga dan penulis buku terkenal, Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag., menjelaskan mengenai ini.
“Untuk hal introvert atau orang-orang yang tertutup, ada 3 unsur yang bisa dibahas; indikasi, implikasi, dan variasi.”
Indikasi;
Implikasi;
Variasi;
Gimana?
Bagi yang kurang paham silahkan tanya beliau langsung. Sekian dan terima kasih!