web analytics

Tag: Puisi

puisi

Misteri 3 PR

Suatu hari, seorang anak perempuan mengerjakan PR dari guru, dari kelas, dari sekolah, dari kurikulum yang baru saja ditetapkan: “Adab dan Peradaban”. Di sana ada 3 PR. PR pertama, pelajaran Antropologi yang terhitung luas akan sosial, budaya, politik; yang kesemuanya dibalut sejarah. Perihal sistem sosial misoginis jahiliyah, anak perempuan adalah aib yang semerta-merta bisa saja […]

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

puisi

Rimbaku Yang Hilang

Oleh : Wafdah Nuril Lailiyah Hijau daun yang tenang Lemah gemulai sejuk dipandang Tanahnya dipenuhi ilalang Tumbuh subur nan panjang Dedaunan yang rindang Dipenuhi oleh pohon yang bergoyang   Ia adalah jantung kehidupan Menyalurkan seribu harapan Untuk orang yang membutuhkan Tempat kita mencari ketenangan Dari riuhnya asap perkotaan   Dimana sekarang? Tidak ku temukan kehijauannya […]

Karya Santri

puisi

Padam

Di suatu tepian di ketinggian Mereka menengah merendah: hampir padam  

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

puisi

S(i)ap

Berkilap di balik pupus kebisuan Lalu? Bagaimana aku? Seperti ini kala dingin, yang apa-apa Penulis eksoteris Apa takut aku? Mengapa? Hanya karena jatuh bangun untuk ilmu, Bebas kami dibodoh-bodohi? Peduli apa aku tentang angin? Ini kejiwaan, Sobat! Malah kami disuruh memecahkan Batu masalah jiwanya Rsj? Nasi terong?

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

puisi

Mata-Mata

Dalam sarung, kita bersarung Dalam bersarung, kita bertarung Gelap bukan terlelap Sekap tak akan mati Sembunyi sunyi berperut sek kresek Kresek-kresek Beranjak lampau terinjak pinggir tersingkir Busik tertawa Daki terbahak-bahak Apa yang kalian tau aku dalam bersarung? Boleh, kita dalam sarung

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

puisi

Maag

Mana yang kau bilang maha pemberi? Maha pengasih? Maha penyayang? Dan maha-maha kentut lainnya yang membuat mulutmu berbusa? Bilang, aku lapar! Bilang, aku mau ayam geprek! Aku tau! Indomie kari 3. 500, kan?

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

puisi

Jompo

Bagaimana caraku memanivestasi rasa pada kaku kata? Ingin sesekali kuberpuisi dengan ‘oh… oh…’ penuh

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

puisi Sastra

Merindu Kasih Cinta Haramain

Ditanah Haramain Ingat akan kisah hentakan kaki seorang bayi untuk zam-zam Perjuangan sang utusan dan putra untuk berdirinya rumah suci Hingga Rasul akhir zaman untuk agama rahmatul lil ‘alamin Ditanah Haramain Sang utusan dilahirkan membuat tangis pilu air mata Memadamkan api yang beribu-ribu tahun berkobar Kelahirannya membuat tenang hati sang pemilik iman dan menggetarkan hati […]

Nur Azizah

puisi

Pok-Pok

Saat nanti kau sudah berdaster Ingin kubunuh segala resah Kucaci segala gelisah Kubungkam omong kosong Semesta! Dengan cara apa kau menggodaku? Dengan tipu muslihat apa kau merayuku? Pelangi mati kutu Rintik hujan membatu Kita berhangat-hangat dalam selimut dastermu

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

puisi

Kecup

Aku mencintaimu sepenuh kecup. Kecup hangat, lembut, dan menggairahkan itu, cukup lama: lama, lama, lama, selama-lamanya. Ternyata tidak cukup!

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati