Tak Bermakna Ketika Belum Merasakan Kehilangan
Hampa
Angin berhembus dengan santainya
Tak sadar telah meninggalkan lara
Luka yang berbalut cinta
Sunyi
Ketika harapan tak sesuai ekspetasi
Ibarat petani gagal panen
Realita tak tumbuh seperti yang diinginkan
Hening
Jalanan lenggang tanpa pengendara
Seperti hati yang tersakiti
Lelah tanpa simpati
Kecewa
Seperti teh tanpa gula
Sepah ketika dirasa
Kehidupan tak seindah yang kita harapkan karena Tuhan punya cara untuk membahagiakan. Jatuh bangun dalam hidup hal biasa bukan? Karena dalam cinta pun banyak pengkhianatan.
Hidup itu berputar layaknya komedi putar di pasar malam, kadang diatas juga kadang dibawah. Tak bisa jika kita selamanya ingin diatas, posisi dimana semua orang merebutkan. Mengapa demikian? Karena ini dunia bukan surga. Dunia hanyalah tempat peristirahatan sementara tidak kekal seperti halnya surga.
Tugas manusia hanyalah bersyukur bukan malah insecure. Harus bisa produktif tak hanya konsumtif.
Jangan karena menjadi minoritas lalu tak mau beraktivitas. Tunjukkan kita bukan hanya kaum rebahan tapi muda bereksis. Semangat kawan.. Penjara sucimu telah menanti kokohkan niat berbanyak sholawat.
Waallahu’alam.
Oleh : Ahdatunnasibah
Average Rating
- Annas pada “Orang yang Mampu Menandingi Gus Maksum, Hanya Yai Imam!”, -Kisah Keteladanan Yai Imam
- Siti pada Fenomena Ghosob yang Mengakar
- RandaTapak pada Self-Improvement: Meniti Paradigma dengan Lensa Berbeda
- arrofiq pada Pentas Seni Malam Literasi Menuju 1 Dasawarsa Pers Mahrusy
- Elnahrowi pada Tips dan Trik Dibalik Siswi Madin Berprestasi & The Best 1002 Nadzom Alfiyah