Kediri, El Mahrusy Media. Tidak bisa hadir di Stadion Delta Sidoarjo bukan berarti tak bisa ikut memeriahkan acara puncak 1 Abad NU, Asrama Ar Roudhoh gelar sendiri acara yang bertempat di Aula Masjidil Haram asrama, pukul 09.00 WIB setelah kegiatan rutin musyawaroh acara ini diselenggarakan. Lantunan pembacaan Maulid Diba’ memeriahkan acara malam sakral itu. Acara ini tak banyak persiapan karena memang acara yang sangat mendadak. “Acara ini memang sangat mendadak sekali, tidak ada persiapan matang, karena memang banyak kegiatan bertabrakan, tapi Alhamdulillah acara ini tetap lancar dan meriah.” beber Muslihatul Umami selaku ketua panitia.
Serangkaian acara singkat ini diawali dengan pembacaan doa Khotmil Qur’an, kemudian sambutan langsung oleh ketua pondok dan beliau mengawali sambutannya dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang ke NU an dan beliau sedikit menceritakan hikayat antara tongkat dan tasbih“ Organisasi ini didirikan oleh Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asya’ri dan sejumlah kiai. KH Hasyim Asy’ari sendiri adalah santri Syaikhona Kholil Bangkalan. Sebelum pendirian NU, Mbah Kholil memberikan tongkat dan tasbih untuk KH Hasyim Asyari. Ini adalah bentuk restu sekaligus dukungan guru kepada muridnya yang akan mendirikan jam’iyah. Peristiwa itu terjadi setelah dua tahun lamanya, pendiri Pesantren Tebuireng di Jombang itu, mencari “isyarat langit” yang tak kunjung datang lewat salat istikharah. Penyerahan tongkat dan tasbih yang diperkirakan terjadi pada 1924 dan dianggap sebagai isyarat langit yang selama ini dicari. Harapannya semoga acara ini bisa menjadi penyemangat kita untuk terus meneruskan tongkat para pendiri pendiri NU. Karena bagaimanapun NU yang walaupun didirikan paling akhir namun jamaahnya Alhamdulillah paling banyak, maka pantas saja ketika NU mendapat gelar adik bongsor.” pungkas Muflihah selaku ketua pondok.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan Maulid Diba’ dilanjutkan lantunan sholawat kebangsaan oleh Tim Hadroh Asrama Ar Roudhoh. Wallohualam[]