Tata Kelola Media Menurut Savic Ali (Founder Nu Online)
Salah satu media keislaman kebanggaan warga nahdliyin yaitu Nu Online telah menunjukan pencapaian yang luar biasa, menjadi rujukan mengenai beberapa syari’at islam khsusunya bagi kalangan awam dan sebagai jendela wawasan kegiatan serta perkembangan Organisasi islam terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama.
Pada kegiatan Multaqo Akbar Media Pondok Jawa Timur yang bertempat di Pondok Al Fatah Kikil Pacitan (23/12) siang. Salah satu founder Nu Online, Bapak Savic Ali berbagi resep perihal megenai tata kelola media dan kunci menjaga eksistensinya, khusunya media pondok pesantren.
Menurut beliau, hal yang paling utama sebelum melangkah jauh dalam memajukan sebuah media pondok pesantren dimulai dari adanya Garis Redaksi.
“Pengalaman saya ketika di Nu Online, dalam mengelolanya terlebih dahulu dibuat garis redaksi, hal ini juga mencangkup terkait fokus segmentasinya kemana, seperti contoh, Nu Online itu garis redaksinya harus mengikuti aturan PBNU. Hal ini harus ditetapkan, banyak media bubar karena garis redaksinya tidak tetap. Hal ini juga sebagai solusi, jika sampai pergantian kepengurusan nilai-nilai yang dianut tidak berubah, Terbukti walaupun Nu Online sudah berganti kepengurusan beberapa kali, sampai saat ini eksistensinya masih terjaga.” Tutur Beliau.
Tim yang kokoh juga menjadi pondasi utama, baik sedikit ataupun banyak itu tidak mempengaruhi jika timnya lemah,
“Kedua tim yang kokoh, Nu Online awalnya hanya 10 orang, tim itu nggak harus besar, kalau timnya kecil banyak sekali solusinya, diantaranya membangun networking kontributor yang besar. Kalau dalam pesantren ini bisa diterapakan dengan alumni yang dulunya pernah jadi kontributor, Nu Online bisa bertahan karena kemampuan networking yang bagus, atau networker” Jelas salah satu Ketua PBNU ini.
Bapak Savic juga menambahkan, penting sekali untuk melihat kualitas dari sebuah tim,
“Sebuah tim juga harus ada yang berkompeten di berbagai bidang, ada yang kompeten di bidang liputan, menulis artikel dan kolumnis dan kepiawaian leadership,” Jelas Bapak Savic.
Beliau juga berbagi tentang hal-hal yang bisa menjadi penyokong kuatnya suatu media, mulai dari finansial dan sistem-sistem pendukung dalam bermedia,
“Kapasistas finansial juga jangan sampai ditinggalkan. Terus jangan hanya bergerak dalam satu platform. Kepentingan untuk arsip tulisan itu lebih bagusnya di website dan media cetak, sedangkan audio visual youtube menjadi solusi jitu. Media keislaman sekarang mulai tenggelam dibdandingkan media mainstream, padalah itu membahas tema islami, sebab ini akibat pengaruh dari algoritma google. Nu online punya inisiatif mencoba masuk ke aplikasi, sebab google sudah mulai berat, keutungannya dari aplikasi bisa melayani pembaca loyal dengan baik. tantangannya kita harus mempunyai informasi yang relevan dan baru, karena kalau tidak nanti bisa uninstal. Terakhir kunci dari segala-galanya adalah komitmen.” Pungkas beliau.