Teman dan Perpisahan ibarat Kopi tanpa Gula
Teman adalah seorang yang bahagia karna kebahagiaan yang kita dapatkan juga seorang yang menjadi penghias disamping kita. Dan teman adalah kebalikan dari musuh.
Kurang lebih begitulah sebaris awal muqodimah kitab al-imrithy karangan Syekh Syarifudin Yahya. Dalam kesempatan kali ini penulis tertarik dengan dua kata, yaitu teman dan perpisahan. Setiap pertemuan pasti akan berakhir dengan perpisahan, baik perpisahan yang diinginkan atau yang dilandaskan karena keterpaksaan.
Perpisahan itu ibarat kopi, rasanya pahit tapi ketika kita mampu meraciknya sebaik mungkin pasti akan terasa nikmat. Perpisahan dengan teman adalah perpisahan terberat setelah berpisah dengan keluarga. Karena memang dari awal teman lah yang menghiasi kehidupan kita dari kecil. Kita sudah terbiasa berteman bukan? Pasti sangat menyakitkan ketika tiba-tiba satu persatu teman kita harus meninggalkan walaupun dengan embel-embel “aku cuma mengejar cita-cita bestie bukan mengejar cintanya” hahaha kadang hidup memang selucu ini. Yang datang tiba-tiba pergi dan yang bertahan mulai lelah.
Orang sekitar selalu bilang “suksesmu nggak bergantung teman kok” , memang benar sukses itu nggak bergantung teman tapi yang harus diingat teman itu salah satu pengaruh terbesar kesuksesaan kita. Teman lah yang biasa menjadi pendengar segala keluh kesah, yang mengerti lika liku kehidupan kita, maka dari itu penulis menyimpulkan 35% kesuksesan seseorang itu tergantung teman.
Banyak bukan kasus ditinggalkan teman ketika sedang mekar-mekarnya. Padahal ketika awal perjalanan kita memulainya bersama-sama dan ketika garis finish mulai terlihat dengan tidak sopannya teman yang berjalan bersama kita pamit undur diri dan berpesan “perjuangnnya lanjutin ya bestie ternyata jalan suksesku nggak lewat sini heheee” heiii gampang sekali mereka berbicara seperti itu, dan kalian tau sebenarnya sakit hati ketika hal seperti itu terjadi dalam kehidupan tapi kembali lagi kita nggak boleh egois karena memang jalan hidup seseorang itu berbeda-beda. Biarkan saja mereka pergi mengejar cita karena esok ketika sudah sama-sama sukses kita akan kembali dipertemukan kembali.
Ingat kawan, perjuangan menuju masa depan indah juga butuh pengorbanan jadi lanjutkan perjuangan ini dengan ada atau tidak adanya mereka disamping kita. Esok ketika sukses atur saja jadwal betemu untuk mengobati rindu yang menggebu. Semangat bestie 🙂