Teori Bullying dan Dampak Negatif pada Psikologis
Oleh Mualim zarkasyi
Jika kita membicarakan Bullying apakah yang terlintas di fikiran anda?. Mungkin sebagian dari anda adalah korban atau malah pelaku Bullying. Istilah ini sudah tidak asing lagi ditelinga kita, di lingkup pesantren biasanya istilahnya yaitu Gojlokan. Sebenarnya apasih itu bullying?. Apakah benar bullying ini termasuk dalam tindak kejahatan?. Lalu apakah ada dalil yang melarang kita untuk membully seseorang?
A. devinisi Bullying
Sebelum kita bahas satu-persatu, kita perlu pahami dahulu apa itu bullying atau gojlokan. Devinisi bullying berasal dari kata bully, serapan kata bahasa inggris yang berarti penggertak atau intimidasi, polocoan terhadap orang yang lebih lemah. Fenomena ini biasanya terjadi dari satu kelompak ke kolompok lain yang lebih lemah, atau dari satu individu ke individu lain yang di anggap lemah.
Di ekosistem pesantren kita akan sering melihat fenomena ini, dan mungkin dari kita menggapnya hal yang biasa dan bagi si korban sendiri sangat variatif menanggapi hal ini. Ada yang biasa saja malah sambil ketawa, dan ada juga yang tersindir atau merasa terkucilkan dari kelompok yang lain. Adanya gojolokan atau bullying di pesantren mungkin faktor dari beberapa sebab misalnya perbedaan suku, perbedaan tingkatan yang senior membuli yang junior, atau mungkin karena karna si korban adalah orang yang lemah.
B. Bullying adalah tindak kejahatan
Secara umum bullying ini termasuk kedalam tindak kejahatan walaupun tidak terlihat dari ciri fisik namun tindakan ini bisa mengakibatkan sang korban merasa hidup terancam, merasa terkucilkan, terintimidasi dan bisa mengakibatkan depresi. Karena unsur-unsur tersebut dapat mengganggu kehidupan seseorang maka fenomena ini digolongkan dalam tindak kejahatan.
Untuk itu kami harap bagi anda yang suka membully untuk berhenti melakukannya. Karena apa yang anda lakukan itu berdampak kepada spikologis seseorang.
Berikut ini toeri-teori bullying terhadap psikologis seseorang:
1. Teori imbalance power
Imbalance power teori ini mengatakan bahwa bullying bukanlah persaingan antara saudara kandung, bukan pula perkelahian yang melibatkan dua pihak yang setara. Namun, pelaku bullying bisa saja orang yang lebih tua, lebih muda dan lebih kuat, atau lebih mahir, lebih tinggi status sosialnya, atau berasal dari suatu suku atau ras.
Dengan demikian, definisi kegiatan bullying sering terjadi karena adanya ketidak seimbangan kekuatan dari semua faktor atau aspek kehidupan dari seorang pelaku bullying tersebut. Dengan adanya ketidakseimbangan kekuatan sehingga hal ini dapat menjadi senjata untuk memojokan si korban bullying.
2. Teori ingin mencederai
Teori ini beranggapab bahwa dalam bullying tidak ada kecelakaan atau kekeliruan dan ketidak sengajaan dalam pengucilan si korban. Bullying berarti mengakibatkan si korban kepedihan emosional atau luka fisik yang melibatkan tindakan dapat melukai dan bagi si pelaku dapat menyebabkan rasa senang karena dapat melukai si korban dan apabila sang pelaku berhasil membuat si korban menderita barulah si pelaku merasa puas dengan yang ia lakukan.
3. Adanya ancaman lebih lanjut
Teori ini mengatakan bahwa fenomena bullying bisa saja terjadi satu kali, namun bisa terjadi berulang kali bahkan terus berlanjut sampai sang pelaku merasa puas dengan apa yang dia lakukan.
4. Teror
Dari teori-teori di atas yang paling berbahaya yaitu teori teror. Teori ini mengatakan bullying adalah teror bagi seorang korban. Ia merasa terintimidasi, dan merasa hidupnya terancam.di kalangan anak-anak sampai remaja seringkali merasakan hal ini. Meski hal ini tidak mewakili kategori kasus kriminal yang berat. Namun bullying salah satu perilaku yang negatif.untuk itu perlu kita jauhi.
Dari beberapa teori yang suda dijelaskan bullying adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh satu pihak yang lebih berkuasa atau yang lebih kuat kepada pihak yang lebih rendah atau lemah. Bullying termasuk tindakan krimanal karena menyangkut unsur-unsur yang dapat merugikan seseorang. Sebaiknya kita hentikan bullying ini jangan sampai bullying ini turun-temurun ke anak cucu kita. Wallahualam bishowab.