Terimakasih Ibu
الجنة تحت أقدام لأمهات
Surga berada dibawah telapak kaki ibu
Sebagai seorang santri tentu kita mengetahui betul kandungan dalam hadits diatas. Ya, dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa seorang ibu memiliki kedudukan tinggi bahkan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan ayah, yang notabenenya keduanya sama-sama orang tua kita. Ibu merupakan orang yang telah melahirkan kita, menyusui, merawat, mendidik, dan membesarkan kita dengan kasih sayangnya yang tulus.
Ibu merupakan orang yang paling berkontribusi dalam hidup kita, semua pengorbanan ia lakukan, bahkan nyawapun berani ia pertaruhkan. Sebesar apapun penghorbanan seoranng ibu, sebanyak apapun biaya yang ibu keluarkan untuk membahagiakan putra-putrinya, semua itu tak akan mampu terhitung oleh angka, dan tak akan mampu terbayar dengan harta.
Karena seorang ibu tidak menginginkan uang anaknya, melainkan yang ia harapkan adalah anak yang ia rawat sejak bayi tumbuh menjadi pribadi yang berbakti kepada orang tua, dan menjadi anak yang akan merawatnya dihari tua.
Dimana akan datang suata masa ketika orang tua kita tidak lagi mampu berdiri, tidak mampu beranjak dari tempat tidurnya, semua ia lakukan ditempat yang sama, karna suadah tak mampu keman-mana, bahkan terkadang tidak mengingat siapa nama anaknya, begitulah namanya juga penyakit tua.
Ia berharap dimasa itu putra-putri kecilnya datang untuk merawanya, bukannya pergi dan hanya meninggalkan materi. atau lebih parahnya lagi menitipkan orang tuanya di panti jompo, sungguh tidak patut.
Berawal dari hari dimana ibu mengandung kita selama Sembilan bulan lamanya, menahan beratnya badan, tidak nyaman dengan posisi apapun, bahkan untuk tidur pun dimasa itu seorang ibu akan kesulitan mengatur posisinya, karena takut bayi yang sedang berada di rahimnya kenapa-napa.
Kemudian setelah sembilan bulan dalam kandungan, tiba saatnya dimana hari kita dilahirkan. Pada hari itulah seorang ibu mempertaruhka nyawanya demi melahirkan bayi mungil yang telah dikandungnya. beruntung bila kelahiran dalam keadaan normal, bila tidak seorang ibu terpaksa harus melahirkan dengan cara operasi cesar, baru selesai ia mempertaruhkan nyawanya, terdengar suara tangisan bayi yang seketika langsung menghapus penatnya, dan tergantikan dengan senyuman bercampur tangisan haru.
Setelah kita dilahirkan ibulah yang selalu menjaga, marawat, menjadi teman setia, mengajari kita cara berbicara, bagaimana cara berjalan hingga berlari, menjadi guru dalam bertingkah laku dan mendidik kita hingga dewasa ini.
Sebab itulah sebagai balas budi kita terhadap jasa-jasa ibu, kita harus menjadi anak yang berbakti. Seperti halnya yang telah disebutkan dalam hadits diatas bahwa surga berada dibawah telapak kaki seorang ibu. Ridhollahi fii ridho walidain ridha allah berada dalam ridho orang tua. Sebab itulah jangan sekali-kali pun kita menyakiti hati kedua orang tua, terutama hati ibu.
Bahkan dalam hadits Rasulullah SAW. Dalam sabdanya, ketika ada sahabat dating kepada beliau dan bertanya “Ya Rasul, kepada siapa saya harus berbuat baik?” beliau menjawab “Ibumu” beliau mengulangi jawaban yang sama sebanyak tiga kali baru setelah itu beliau menjawab dengan jawaban yang berbeda “Ayahmu”. Dari hadits tersebut dapat kita ambil ibrah bahwa derajat ibu tiga tingkat diatas ayah, dari situlah kita harus berbakti kepada seorang ibu.
Kebetulan sekali, hari ini tertanggal 22 desember diperingati sebagai hari ibu sedunia. Bukan sekedar ucapan yang dinantikan oleh para ibu dihari ini, melainkan tindakan yang menunjukan sebuah bukti bahwa kamu adalah anaknya yang berbakti. Mari buktikan pada ibu bahwa ia berhasil mendidik buah haitnya menjadi anak yang berbakti.
Teruntuk seluruh ibu di dunia, dan terkhusus ibu saya. Melalui tulisan ini, saya mewakili kedua adik saya dan seluruh anak di dunia mengucapakan selamat hari ibu, terimakasih telah menjadi ibu terhebat dalam hidup kami, maafkan kami yang belum bisa menjadi anak yang benar-benar berbakti. Terimakasih ibu, jangan pernah bosan mendidik dan merawatku. Kami menyayangimu selalu.
Selamat hari ibu !!!