Wejangan Ning Ochi: Maulid Nabi, Jadikan Moment Tanya Hati, Sudahkah Rasulullah Bangga Terhadap Diri Kita?
Sebagaimana yang kita ketahui momentum bulan maulid merupakan kebahagiaan segenap umat Islam atas kelahiran Sang Baginda. Para umat Islam di seluruh dunia turut merayakan suka cita atas turunnya utusan seluruh alam. Momentum ini juga seharusnya dimanfaatkan oleh para umat Rasulullah SAW. untuk bersyukur atas terpilihnya menjadi umat kanjeng nabi. Perayaan ta’dzimul maulid tidak lain hanyalah untuk lilihtirom (menghormati) atas beribu-ribu rahmat yang turun menyelimuti alam semesta karena lahirnya sang penyeru.
Lahirnya Nabi Muhammad merupakan anugrah paling akbar yang Allah berikan kepada alam semesta. Nabi diutus oleh Allah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta, serta untuk mengajarkan ajaran Islam yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang. Seperti yang didawuhkan Ning Ochi dalam acara ta’dzimul maulid
‘Karena itu kita sebagai umatnya wajib berbahagia atas hari lahirnya’ sebagaimana ditaukidkan dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِه فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Artinya, “Katakanlah (Muhamad), ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (QS Yunus [10]: 58).
Beliau juga menuturkan bahwa betapa beruntung dan bangganya seorang yang menjadi umatnya Rasulullah SAW. bagaimana tidak seseorang yang menjadi umatnya nabi berarti ia termasuk umat terpilih dan teristimewa. Rasulullah SAW. selalu memikirkan nasib umatnya beliau selalu memohon kepada Allah agar memasukkan seluruh umatnya ke surgaNYA.
Seperti keterangan yang penulis dapatkan bahwa nanti orang yang pertama kali masuk surga adalah kanjeng nabi. Namun hal itu ternyata hanya sebuah judul, memang kanjeng nabi yang membuka pintu surga namun nabi memilih mengakhirkan diri dengan menolong para umatnya. Dengan adanya singgasana Rasulullah SAW. berada di sebelah kiri arsy, sedangkan Nabi Ibrahim berada di sebelah kanan arsy. Hal itu menunjukkan bahwa tempat di sebelah kiri arsy adalah jembatan menuju neraka. Ketika ada umatnya kanjeng nabi yang hendak melewati jembatan tersebut beliau langsung mengulurkan lengannya untuk menolong umat tersebut.
Betapa haru dan istimewanya kita selalu ada di pikiran kanjeng nabi sampai sampai beliau rela mengakhirkan diri dari surgaNYA. Sudah sepatutnya kita bangga sebagai umatnya, lantas sudahkah kita membuat bangga kanjeng nabi. sebagaimana dawuh Ning Ochi yang mengajak santri putri untuk evaluasi diri,
“Coba tanya pada hati kita, sudahkah Rasul bangga terhadap diri kita?” tutur putri bungsu KH. Imam Yahya.
Allah Swt telah menjadikan kita umat yang paling istimewa dan paling mulia melebihi umat para nabi terdahulu. Padahal umat kanjeng nabi ialah umat yang umurnya paling sebentar, hanya kisaran 70 tahun hidup di dunia. Hal itu tidak lain selain karena jasa dan perjuangan Nabi Muhammad. Hal-hal yang berhubungan Nabi Muhammad, akan menjadi mulia bahkan lebih mulia dari yang lainnya, termasuk juga kita sebagai umatnya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Artinya, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali ‘Imran [3]: 110).
Ning Ochi juga menyampaikan serangkaian pesan dalam momentum ta’dzimul maulid ini semoga bisa menjadi bahan evaluasi diri kita. Sudahkah kita melakukan sunahnya, berapa banyak hadist yang kita hafal, sudahkah kita meniru akhlaqnya, seberapa banyak sholawat yang kita haturkan untuk memuja namanya. Tentunya momentum ini adalah moment peningkatan kecintaan kita sebagai umat terhadap Sang Baginda Agung Nabiyullah Muhammad SAW.
Sudah waktunya kita sadari bahwa seorang umat kanjeng nabi harus berkaca bahwa Rasullulah saja mau menanggung beban penderitaan umatnya. Sikap belas kasih beliau ini harusnya mampu menyadarkan kita dari keburukan dan ma’siyat yang kita perbuat selama ini. Sesuai dengan kalam Allah dalam firmanNYA:
لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. Surat At-Taubah Ayat 128
Sesungguhnya tidak ada musibah yang paling besar yang menimpa umat Muslim kecuali wafatnya Rasulullah SAW.” Ning Hj. Ita Rosyidah Miskiyah