web analytics

Yang Istimewa Dari Semi Finalis Piala Dunia 2022, Maroko

Yang Istimewa Dari Semi Finalis Piala Dunia 2022, Maroko
0 0
Read Time:3 Minute, 16 Second

Ditengah gegap gempita penyelenggaraan piala dunia Qatar 2022, terdapat hal-hal menarik yang tidak seperti biasanya, mulai dari pembacaan ayat suci Al-Qur’an pada saat opening ceremony, tergusurnya tim-tim kuat pada saat fase grup, misalnya Jerman, belgia dan Uruguay, ataupun naik daunnya tim-tim asia seperti, jepang, korea selatan, dan Australia
Paling hangat, ada satu tim dari Afrika yang memberikan kejutan, menggagalkan perkiraan dari para pengamat sepak bola yang menganggap tim ini berkesempatan kecil untuk melanggang sampai ke semifinal. Tapi apakah kalian tahu, bahwa negeri ini memiliki ilmuwan-ilmuwan muslim yang cakap dibidangnya, kalau begitu siapa saja mereka? Maka dari itu akan kami sajikan 3 ilmuwan muslim asal negeri maroko,

A. Syeikh Imam Al-Shonhaji Pengarang Kitab Nahwu terkenal Matan Al-Jurumiyah

Kitab Matan Al-Jurumiyah yang dikarang oleh beliau ini merupakan salah satu kitab fan nahwu terpopuler hingga sekarang, walaupun kitab ini kecil dan ringkas tetapi isinya sangat padat, berisikan kaidah-kaidah nahwu paling dasar bagi pemula, selain itu, kitab ini sangat mudah untuk dihafal.

Tatkala Syeikh As-Shonhaji menyusun kitab ini terjadi peristiwa menarik, diceritakan bahwasanya ketika beliau selesai menyusun kitab Al-Jurumiyah dengan menggunakan tinta, Syeikh As-Shonhaji memiliki azam untuk meletakkannya di dalam air, dengan segala sifat wara’ dan tawakalnya, beliau berucap di dalam hati. “Ya Allah jika karyaku ini bermanfaat, maka jadikanlah tinta yang aku pakai untuk menulis tidak akan luntur di dalam air.” Tanpa disangka-

sangka, tinta yang tertulis pada lembaran kertas tersebut tidak luntur.
Dalam riwayat lain juga dikisahkan, bahwasanya, ketika beliau telah selesai menulis karyanya berupa Kitab Al-Jurumiyah ini, beliau berazm agar karyanya tersebut ditenggelamkan kedalam sungai yang mengalir, apabila kitab itu sampai terbawa arus, maka beliau menganggap kitabnya tidak bermanfaat, sebaliknya, jika karyanya tersebut tidak ikut arus air, maka pantas untuk dikaji dan bermanfaat bagi banyak orang. Sambil meletakkan kitabnya ke sungai yang mengalir beliau berkata, “Jurumiyaah, jurumiyyah (Mengalirlah sebuah air).” Ajaibnya, kitabnya tidak ikut arus air dan tetap bertahan pada posisinya.

B. Ibnu Batuttah Sang Petualang Asal Negeri Maghrib.

Siapa yang tak kenal dengan Ibnu Batuttah, petualang legendaris asal Maroko ini merupakan seseorang yang terkenal karena kegagahannya menjelajah dunia, Bahkan, Ibnu Batuttah dianggap sebagai pelopor penjelajah Abad 13 M. Ia dijuluki sebagai “Pengembara Muslim Arab” perjalanan panjang nya tersebut melampaui beberapa penjelajah barat, seperti Magellan, Vasco De Gama, dan Christoper Columbus, pada saat perjalanan mengelilingi dunia, ia telah mencapai jarak 120.000 kilometer, pencapaian yang tidak ditandingi pada masa itu.

Dalam buku Rihlah Ibnu Batuttah terdapat sebuah keterangan, bahwasanya negeri maroko ibarat kutub yang dikelilingi alam semesta, dinegeri ini terdapat ilmuwan luhur bernama Syeikh Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim Al-Lawiti, yang dikelan dengan Ibnu Batuttah,dinegeri timur lebih masyhur dikenal sebagai Syamsuddin, seseorang ahli fikih, pelancong terpercaya dan jujur, mengarungi seluk beluk dunia, menempuh daerah utara-selatan dan dari barat ke timur, ketika melakukan perjalanan ia akan selalu mengambil pelajaran dan ujian, mempelajari serta membaca sejarah bangsa-bangsa.
Sampai sekarang, rihlah Ibnu Batuttah tetap dikenang, Internasional Austronomy Union (IAU) Perancis mengabdikannya menjadi salah satu nama kawah bulan. Nama besar Ibnu Batuttah akan selalu menyimpan sejarah-sejarah besar, karya-karyanya tersebar di berbagai belahan dunia timur maupun barat.

C. Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli

Pernahkan kalian tahu pengarang kitab Dalail Khairat? Kitab yang sering dijadikan wirid dan amalan oleh santri tersebut merupakan karangan dari Syeikh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli, ulama sufi kelahiran Kota Markesy, Maroko.

Selama pengembaraan ilmunya di Kota Fez, beliau pernah khalwat (mengasingkan diri) selama 14 tahun, beliau menulis karyanya ini juga pada masa belajar, setelah menamatkan belajar, Syeikh Muhammad bin Sulaiman fokus mendidik murid-muridnya, diasuhan beliau banyak murid-muridnya yang bertaubat, hingga kini, pengikutnya sudah tersebar di berbagai penjuru Negara Maroko.

Masih banyak sebenarnya beberapa Ulama yang terlahir ataupun belajar di Negeri Maghribi ini, seperti Ibnu Rusydi, Ibnu Khaldun, hingga As-Syadzili, sampai-sampai negara dengan julukan Matahari Terbenam ini juga mendapat gelar “Negeri para ulama”

 

 

 

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like