web analytics

Yang Kita Lakukan Ketika Guru Salah Menjelaskan

Yang Kita Lakukan Ketika Guru Salah Menjelaskan
0 0
Read Time:2 Minute, 37 Second

Penjelasan dari para ulama,  guru, maupun ustadz kita merupakan wejangan yang ditunggu-tunggu, terlebih mengingat status kita sebagai tholabul ilmu,  karena dengan mendengarkan penjelasan dari guru akan ada yang namanya ziyadatul khoir (bertambah baiknya kebaikan), kebaikan berupa akhlakul karimah, ilmu barokah, segala urusan dipermudah.  Sebab, guru-guru yang mengulang kita, maupun mengkaji kitab karangan ulama’-ulama’ salafussholih memiliki keistemewaan di sisi Allah Swt,

اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤا

“Hanya saja yang takut kepada Allah dari sekian hamba-Nya adalah ulama,” (QS Fatir, 28).

Dikukuhkan lagi oleh sebuah hadist, yang disarikan dari kitab Adab Ta’lim Wal Muta’alim karangan KH. Hasyim Asy’ari

أَرْفَعُ النَّاسِ عِنْدَ اللّه مَنْزِلَةً مَنْ كَانَ بَيْنَ اللّهِ وَبَيْنَ عِبَادِهِ وَهُمْ الأَنْبِيِاءُ والْعُلَمَاءُ

“Kedudukan tertinggi manusia di sisi Allah adalah para Nabi dan ‘Ulama (orang yang berilmu” (Sufyan bin ‘Uyainah ra)

Jadi, sudah jelas, bahwa beliau-beliau yang mengajarkan ilmu kepada kita harus dihormati, teladani dan dipatuhi. Tapi, terdapat sebuah dilema, ini pernah terjadi pada sebuah kegiatan belajar mengajar, pernah suatu waktu si murid merasakan kejanggalan terhadap penjelasan gurunya, didalam batin murid berkata mosok ngene, (Apakah seperti ini?), secara tidak langsung hal-hal seperti ini termasuk su’ul adzab kepada guru.

Namun, yang namanya hati tidak bisa dibohongi, mau menyangkal takut nanti malah memojokkan guru dan berakibat guru tidak ridho, dipendam dalam hati, nanti akan timbul kerasan ngerasani, jadi serba salah kan. Sebenarnya, ada beberapa cara kita sebagai murid ketika dihadapkan dengan kejanggalan perihal penjelasan dari guru,

Mengutip dari buku Akhlak Kange, Wasilah menjadi Insan Mulia, dikatakan bahwasanya tidak diperbolehkannya menampakan kesan tidak setuju ketika guru menyampaikan materi pembelajaran, kecuali, apabila memang sangat nyata salah, maka wajib mengingatkan dengan sopan dan santun,

قيل من قال لأستاذه لم حين راه في أمرغيرمشروع لايفلح ابدا- الى ان قال- ومن التوقير عدم تبعية زلة المعلم وهفوته ويحمل ماسمع منه من الهفوات على احسن المحمل والتاويلات

بريقةرمحموديةرفيرشرح طرىقة محمدية وشريعة نبوية الجزء الخمس

Apalagi sampai mencari kesalahannya guru, itu termasuk salah besar, karena guru juga manusia, bukan malaikat, kita juga harus ingat, guru telah mengorbankan waktunya untuk kita semua dengan tujuan mulia, mengajarkan ilmu, mengarahkan kita ke perilaku yang lebih baik, Allah Swt telah berfirman: “Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya,” (QS. Al-Hujurat: 12).

Dari keterangan diatas telah memberikan refleksi betapa guru harus dimuliakan, dalam Kitab Ta’limul Muta’alim, Sahabat Ali pernah berkata dalam syairnya yang sudah masyhur “Aku adalah hamba sahaya bagi orang yang mengajariku satu huruf. Jika mau ia boleh menjualku dan jika mau ia membebaskanku”

Oleh karena itu, sebagai murid yang taat dan tentunya mengharap ilmu barokah plus manfaat, mulai detik ini, mari kita tingkatkan lagi keta’dhiman kepada guru, kiai, ustadz, ataupun mustahiq, karena secara tidak langsung beliau-beliau juga orang tua dalam urusan agama.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like