Kediri, Elmahrusy Media, PPHM Al-Mahrusiyah Lirboyo Kota Kediri, Pada pukul 20:00 diadakan acara peringatan hari lahir nabi Muhammad SAW. Acara bertempat di mushola asrama Al-Asyiqie dan dimeriahkan oleh para santriwati. Acara tersebut dihadiri oleh beliau K.H Melvin Zainul Asyiqien dan beliau Ning Aliyah Harir serta putra putri beliau.
Runtutan-runtutan acara pada malam hari tersebut adalah pembukaan, pembukaan dibuka dengan pembacaan surat Al-Fatihah yang dipimpin oleh MC. Setelah pembacaan surat Al-Fatihah acara dilanjut dengan pembacaan Maulid Diba’ yang dibawakan oleh Habsyi Harirrotus Sholawat. Pada pertengahan pembacaan Maulid Diba’ pukul 20:15 beliau Ning Aliyah Harir rawuh berserta putra putri beliau, Pada pukul 20:50 beliau K.H Melvin Zainul Asyiqien rswuh pada acara tersebut.
Setelah selesai pembacaan Maulid Diba’ yang dibawakan oleh Habsyi Harirrotus Sholawat, Acara dilanjutkan dengan Mauidloh Hasanah oleh beliau K.H Melvin Zainul Asyiqien, Mauidloh Hasanah beliau buka dengan ucapan syukur dapat memeriahkan Maulid Nabi malam mini, Semoga dengan adanya acara malam ini sebagai salah satu wujud kita menerima cintanya nabi terhadap kita semua atau balasan dari cintanya nabi terhadap kita.
Ada salah satu dawuh Rasulullah: “saya rindu dengan umat saya”, Ketika adanya suatu mahabbah yang menggelora maka sifat mustaq atau sifat rindu itu akan muncul. Rasulullah juga dawuh “ aku rindu pada orang yang tidak penah melihat diriku, tetapi mereka percaya padaku”. Kita semua tidah pernah melihat Rasulullah sama sekali, namun kita mengimani Rasulullah itulah yang dinamakan umat oleh Rasulullah.
Dawuh imam Ghozali, “Dan salah satu sebab kita mempunyai rasa mahabbah adalah sering berdzikir dan sering menyebut siapapun yang kita cintai”. Oleh karena itu dalam Maulid Nabi ini kita banyak-banyaklah menyebut nama Rasulullah SAW. Maka dari itulah puncaknya mahabbah adalah rasa rindu.
Beliau bercerita tentang kisah sohabat nabi Abu Bakar As-Shidiq yang melakukan perjalanan dari Makkah menuju ke Madinah. Pada saat itu beliau Bersama Abu Bakar As-Shidiq bersembunyi di dalam Gua Tsur untuk menghindari kaum Quraisy. Pada saat sebelum memasuki Gua Tsur Abu Bakar As-Shidiq memasuki gua terlebuh dahulu karena untuk menutupi lubang-lubang yang ada di dalam gua tersebut, di saat tersebuat,dan tersisa satu lubang yang belum tertutup,karena kain yang di gunakan Abu Bakar As-Shidiq habis.Akhirnya ditutupi dengan kaki abu bakar as-sisdiq sendiri.
Akhirnya setelah selesai menutupi seluruh lubang yang ada di dalam Gua Tsur,Abu Bakar As-Shidiq lantas memberi tahu Rosulullah untuk segera masuk.Setelah Rasulullah masuk,Beliau lekas berbaring di pangkuan Abu Bakar As-Shidiq guna untuk istirahat.Beberapa waktu kemudian Abu Bakar menangis dan air mata beliau jatuh di pipi Rasulullah, lalu Rasulullah bertanya “wahai As-Shidiq mengapa engkau menangis?”. Lalu Abu Bakar As-Shidiq menjawab “ ya Rasulullah kaki saya digigit oleh ular ya Rasulullah”. Setelah mengetahui penyebab Abu Bakar menangis,Rasulullah lekas mengobati kaki Abu Bakar yang di gigit Ular dengan cara memberi air liur kepada bekas gigitan Ular tersebut dan akhirnya sembuh.
Setelah kejadian tersebut Rasulullah memarahi ular karena telah menggigit sahabat Abu Bakar, namun ular tersebut menjawab “ ya Rasulllah, hamba diperitahkan disini dari zaman nabi Musa A.S karena hamba ingin bertemu dengan kekasih Allah SWT, namun saat hamba hendak melihat Rasulullah, lubang hamba tetutupi oleh kaki tersebut, maka dari itu hamba menggigit kaki tersebut”. Dari kisah di atas dapat di simpulkan di saat seseorang mempunyai rasa mahabbah, apapun yang terjadi akan dilalui, karena rasa mahabbah itu membutakan.
Allah SWT berfirman: “Dan kami utus Rasul yang mengajari kalian kitab (supaya kalian menjadi orang yang tahu).
Semua orang itu sama, hanya prosesnya yang berbeda. Lalu beliau bercerita “pisau dan Keris itu mahal Keris, kenapa kok bisa? Padahal sama-sama terbuat dari besi” ujar beliau. “ karena proses pembuatannya berbeda” lanjut beliau, “Keris itu proses pembuatannya lebih rumit dari pada pisau, oleh karena itu keris lebih mahal”. Lanjut beliau.
Sama seperti santri, santri sama-sama mondok lama tetapi kenapa hasil mondok mereka berbeda? Karena proses mereka berbeda, ada santri yang rajin dalam pembelajaran dan akhirnya dia bisa, ada pula santri yang malas belajar padahal waktunya longgar.”Padahal karena mengaji tersebutlah kita menjadi santri yang aji”. Dawuh beliau
Setelah itu Mauidloh Hasanah ditutup dengan pembacaan do’a oleh beliau K.H Melvin Zainul Asyiqien. Acara ditutup dengan lempar buah oleh beliau K.H Melvin Zainul Asyiqien, Ning Aliyah Harir,juga Putra Putri Beliau.
Oleh: Fika Rahma Ayu