Kediri, Elmahrusy Media. PP. HM Al-Mahrusiyah Asrama Al-Misky gelar acara Pembacaan QS. Yasin, Tahlil dan Maulid ad-Dziba’i dalam rangka memperingati Haul Mbah Nyai Hj. Zainab binti KH. Abdul Karim. Beliau merupakan istri dari Romo Yai Mahrus Aly – Abah dari KH. Imam Yahya yang merupakan Ayahanda KH. Reza Ahmad Zahid.
Acara ini diselenggarakan pada malam Jum’at, 12 Desember 2024 / 09 Jumadil Akhir 1446 H yang bertempat di Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah III Ngampel, tepatnya di Aula Al-Misky. Dimulai pada pukul 20.20 WIB, segenap santri Asrama Al-Misky melantunkan dzikir bersama yang dipimpin oleh KH. Reza Ahmad Zahid.
Pada kesempatan kali ini, untaian kalam hikmah disampaikan oleh KH. Reza Ahmad Zahid selepas pembacaan tahlil dan do’a bersama.“Alhamdulillah, pada malam hari ini kita bisa membaca surat yasin bersama-sama, membaca rentetan tahlil bersama-sama, yang semuanya kita hadiahkan kepada orang tua kita, guru-guru kita, khususnya guru kita yang kita hauli malam hari ini, yaitu Simbah Nyai Zainab Mahrus binti Mbah Kyai Abdul Karim.” Beliau kemudian menyampaikan sekilas terkait silsilah dari Shohibul Haul.
Cucu dari Shohibul Haul ini juga menekankan pentingnya mendo’akan orang tua, guru, dan leluhur, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat, “Sebagai seorang murid, sebagai seorang santri, kalau kita masih mendoakan guru-guru kita, itu artinya kita masih tetap tersambung dengan guru-guru kita. Kalau kita masih tersambung dengan guru-guru kita, insyaallah kita akan selalu mendapatkan keberkahan daripada guru-guru kita.”
Dalam mau’idlohnya, Gus Reza (sapaan akrab KH. Reza Ahmad Zahid) menyampaikan bahwa acara peringatan haul ini bukan sekadar momen untuk mengenang atau merayakan, melainkan sebuah kesempatan untuk mengambil hikmah dari perjuangan hidup Shohibul Haul.
“Disamping menjadi penyambung kita dengan para leluhur, acara ini juga memiliki hikmah. Dengan kita mengenang perjuangan dari shohibul haul, kita dapat lebih termotivasi, lebih semangat lagi mondoknya, lebih semangat lagi belajarnya.” Putra pertama dari KH. Imam Yahya ini kemudian mengutip sebuah ayat;
…وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهٖ فُؤَادَكَ
Allah mengatakan kepada Nabi Muhammad; “Wahai Muhammad, Aku kisahkan kepadamu kisah-kisah Nabi sebelum kamu. Tujuannya adalah نُثَبِّتُ بِهٖ فُؤَادَكَ (agar Aku memantapkan hatimu).” Jelas Gus Reza.
Sebagaimana Allah SWT mengisahkan cerita Nabi terdahulu kepada Nabi Muhammad SAW pada QS. Hud ayat 120 diatas, demikian pula kita, melalui peringatan haul ini, kita diajak untuk merenungkan perjuangan para leluhur kita untuk menguatkan hati dan semangat kita.
Ibaratnya, tentu berbeda ketika kita diceritakan kisah Rabi’ah Al-Adawiyah dengan kisah Naruto. Kalau diceritakan kisah Rabi’ah al-Adawiyah, kita akan semakin termotivasi untuk berjuang dan mendekatkan diri kepada Allah. Tetapi kalau kisah Naruto, meskipun menghibur, apakah kisah tersebut memberi kita kekuatan untuk bertahan dalam perjuangan hidup dan menuntut ilmu? – Demikian pengibaratan menarik dari Gus Reza.
Pada pukul 21.21 WIB, acara dilanjutkan dengan pembacaan Maulid ad-Dzibai dan do’a bersama yang dipimpin oleh Ning Hj. Niswatul Arifah (istri dari KH. Reza Ahmad Zahid). Dalam kesempatan ini, Ning Rifa memberikan banyak wejangan yang penuh makna kepada para santri.
Beliau mengawalinya dengan mengutip ayat dari QS. Al-Ahqaf ayat 35;
…فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ اُولُوا الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَّهُمْۗ
“Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) sebagaimana ulul azmi (orang-orang yang memiliki keteguhan hati) dari kalangan para rasul telah bersabar, dan janganlah meminta agar adzab disegerakan untuk mereka….”
Ning Rifa mengingatkan bahwa kunci dalam menuntut ilmu adalah sikap sabar, “Mondok itu membutuhkan kesabaran. Dan hasil itu sesuai dengan kadar usaha dan kesulitan yang kalian lakukan. Yang tekun belajarnya, Nduk. Ghirohnya ditumbuhkan lagi.” Tutur Beliau.
Tak hanya itu, Beliau juga menekankan pentingnya mencari ilmu, “Di dunia ini, hal yang paling dihargai adalah ilmu. Bukan nasab ataupun harta. Itulah mengapa mencari ilmu itu hukumnya wajib.”
Terakhir, Beliau berpesan kepada para santri untuk senantiasa memperbarui niat. “Diperbarui niatnya. Ingat, niatlah tholabul ilmi untuk meraih Ridlo Allah SWT. Maka insyaallah hidupnya akan bahagia.” Pungkas Beliau Ning Hj. Niswatul Arifah yang diamini para santri dan ditutup dengan bacaan Surah Al-Fatihah bersama.
Pada pukul 22.25 WIB, acara resmi ditutup dengan tradisi talaman dan iringan sholawat yang dibawakan Tim Habsyi Asrama Al-Misky. Hal ini menciptakan suasana kehangatan dan kebersamaan di Pondok Pesantren Al-Misky HM Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri. Semoga barokah dari Shohibul Haul senantiasa mengalir kepada kita semua, sehingga kita dapat merasakan keberkahan dan kebahagiaan dalam menjalani setiap aktivitas yang dijalankan. Aamiin. Wallahu a’lam.