Haul Masayikh Lirboyo dan Manaqib Syaikh Abdul Qadir al-Jailani
Oleh: Pers Mahrusy
Kamis (10/06) Pondok Pesantren Al-mahrusiyah Lirboyo Kediri kembali mengadakan acara “Haul Masayikh dan Manaqib Syaikh Abdul Qadir al-Jailani”. Seperti penuturan beliau Agus H. Nabil Ali Ustman dalam sambutannya, pada sesi itu beliau menjelaskan acara Haul ini sudah menjadi rutinan setiap malam jumat di akhir bulan syawal.
Pada acara tersebut beliau juga mengajak para hadirin untuk berdzikir bersama-sama demi barokah yang melimpah. Beliau mengibaratkan demikian seperti halnya makan bersama, “wong mangan dewe niku barokahe kurang, sedangkan mangan bareng-bareng saeblek Insya Allah barokahe tambah. Begitu juga dengan berdzikir.” Ungkap beliau. Oleh sebab itu Gus Nabil mengajak para hadirin untuk senantiasa berdzikir bersama dalam satu majelis.
Walau covid masih saja bertinggal di bumi, namun untuk menjaga tradisi, Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah tetap mengadakan acara ini. Kali ini berbeda dari biasanya, agar seluruh santri Al-Mahrusiyah tetap berkhidmat dalam dzikir bersama, maka seluruh pondok cabangan atau unit berkoordinasi mensukseskan acara via zoom. Ini terbagi pada beberapa tempat: Pondok Al-mahrusiyah Putra-putri Pusat, Pondok Al-Mahrusiyah Muning dan Pondok Al-Mahrusiyah Ngampel. Kemudian untuk umum bisa mengikuti acara melalui chanel youtube ”elmahrusy.media”.
Acara Haul dan Manaqib ini dimulai sejak ba’da Isya hingga pukul 22.00 WIB. dihadiri oleh berbagai tokoh ulama, dzuriyah Lirboyo, Habib dan para Kiai. Dengan kompak para hadirin pun berpakaian putih bersih, dilengkapi masker dengan style social distancing, semua ini berlaku demi menaati peraturan yang ada. Dari berbagai kendala yang datang, dengan kerjasama yang apik dari seluruh panitia, acara terlaksana dengan suksesnya.
Acara ini berisikan pembacaan manaqib oleh santri Al-Mahrusiyah, ungkap syukur dari shohibul bait (dzuriyah PP. Al-Mahrusiyah) kemudian dilanjut Mau’idzoh hasanah yang langsung dibawakan oleh Habib Musthofa bin Muhammad al-Jufri. Hingga selesai do’a dimunajatkan, panitia menyiapkan ratusan nampan untuk disantap bersamaan. Suasana saat perayaan besar seperti ini, membuat solid kian menguat. Bukan saja keraketan para santri, namun keharmonisan para ‘alim ulama pun menjadi momen emas yang tak terlupakan.
Dalam Mau’idzoh Hasanahnya, Habib Musthofa menyampaikan beberapa pesan. Beliau menjelaskan bahwa berkumpul berdzikir di tempat yang mulia adalah sebuah kenikmatan, dan berkhidmat didalamnya membuka pintu kemuliaan untuk manusia. Beliau juga menekankan lagi betapa beruntungnya dapat mengikuti majelis seperti ini, ungkapnya: ”Allah bukakan pintu langit untuk berdo’a di hari kamis. Alhamdulillah di hari kamis ini kita dapat berkumpul, berdzikir bersama. Allah juga membuka pintu do’a di hari senin, hari kelahiran nabi. Di kedua hari inilah, jikalau kita berdo’a Insya Allah akan dikabulkan do’a kita.” Hal ini menjadi kian menguat betapa acara semalam dipenuhi dengan keberkahan.
Beliau juga mengajak untuk berpegang pada tiga perkara:
“Pertama, لا نجات من الموت (Semua yang bernafas tidak akan selamat dari kematian). Tidak ada satu pun makhluk yang bisa lari dari kematian, jika waktunya mati maka matilah ia.
Kedua, لا رحت فى الدنيا (Dunia bukan tempat untuk bermalas-malasan). Jikalau anda ingin sukses wajib hukumnya untuk berijtihad. Karena setiap manusia yang bersunguh-sungguh maka akan ia dapatkan cita-citanya. Di dunia tempat kamu berjuang, sedang di surga kelak adalah peristirahatan terbaikmu.
Ketiga, لا سلمه من الناس (Tidak ada yang selamat dari gunjingan manusia). Sebaik apapun dan seburuk apapun manusia, pasti ada yang pro dan kotra dengan kehadirin kita, kita tidak bisa menghindar dari penilaian orang lain, maka jangan bebani hidupmu dengan memikirkan gunjingan mereka.” Jelas beliau, sekaligus menjadi akhir dari mau’idzoh hasanahnya.
Melalui apa yang disampaikan Habib Musthofa bin Muhammad al-Jufri menyadarkan santri untuk senantiasa selalu berdzikir bersama, walau tidak di pondok pun tetap mengamalkan dzikir. Mau’idzoh hasanah Habib Musthofa juga membuat para pendengarnya lebih semangat lagi dalam menjalani kehidupan, termotivasi untuk selalu berjuang untuk mencapai kesuksesan, khususnya dalam hal tholabul ilmi.