Haul Yai Utsman Al Ishaqi: Ning Ochi Ungkap Ketawadhuan Beliau
Kediri-Elmahrusy Media, sesuai agenda yang telah direncanakan Pondok Pesantren Putri HM Al-Mahrusiyah kembali gelar majelis manaqib dan diba’iyah dalam rangka memperingati haul Syaikhina Kiai Utsman Al-Ishaqi bertepatan pada Kamis, 19 Oktober 2023 di aula Sakan Darur Rosyidah.
Kiai Ustman Al-Ishaqi merupakan ayahanda dari Ibu Nyai Zakiyatul Miskiyah yang tak lain ialah ibu dari Ning Hj. Ita Rosyidah Miskiyah, itu artinya berdasarkan garis nasab Ning Ochi merupakan cucu dari Kiai Ustman. Meski Ning Ochi tidak sempat kepanggih dengan Yai Ustman akan tetapi kasih sayang dan didikan mulia dari sang kakek tak pernah luput beliau warisi melalui ibu dan kakak-kakak beliau.
Dalam acara gabungan pada malam ini beliau memaparkan bahwa Yai Utsman merupakan sosok yang sangat perhatian dan tawadu’ hal itu karena beliau mencontoh sosok yang sangat beliau idolakan. Yai Ustman merupakan salah satu fans berat Kiai Abdul Karim, tidak heran bila segala tindak-tanduk beliau selalu mencontoh sang idola termasuk dalam ketawadu’annya.
Sudah masyhur kisah dimana Kiai Abdul Karim diminta salah seorang santri baru untuk mengangkatkan kopernya menuju kamar, lantaran ia mengira bahwa beliau ialah tukang bersih-bersih pondok sebab cara berpakaian Yai Abdul Karim sangatlah sederhana bahkan, sama sekali tidak menunjukkan bahwa beliau adalah seorang kiai. Karena sang pecinta tidak akan jauh dari yang dicinta.
Berawal dari kisah tersebutlah Ning Ochi menegaskan kepada kita semua bahwa dalam menuntut ilmu tidak cukup hanya dengan buku, melainkan diperlukan hadirnya seorang guru. Mengapa demikian?
Dengan buku kita hanya belajar melalui satu pintu, akan tetapi dengan adanya guru kita belajar melalu banyak pintu diantaranya melalui aqwal, af’al, akhlaq dan adab sang guru. Bagaimana guru kita berbicara, apa yang dilakukan guru kita ketika bertemu dengan yang lebih tua? Ketika bertemu gurunya? Begitulah pentingnya guru dalam proses menuntut ilmu, sebab guru adalah sosok yang patut untuk digugu dan ditiru.
Begitu ngefansnya Yai Utsman kepada KH. Abdul Karim hingga beliau berkeinginan ingin menjalin tali persaudaraan dengan Dzuriyah Yai Abdul Karim. Alhamdulillah niat baik beliau terijabah, salah satu putri beliau diambil menantu oleh Kiai Mahrus Ali dan dinikahkan dengan Yai Imam Yahya Mahrus yang tak lain ialah cucu dari Kiai Abdul Karim.
Siapakah gerangan putri cantik beliau yang beruntung menikah dengan cucu dari sang idola? Ya, ning cantik itu ialah ibu kita semua Ummina Hj. Zakiyatul Miskiyah Imam Al-Ishaqi.
Kebetulan sekali Bu Nyai Zakiya pernah bercerita kepada putri bungsu beliau yang bernama Ning Ochi. Suatu ketika Yai Ustman bertanya “Bagaimana suara ayam ketika pagi hari?” selazimnya anak kecil Nyai Zakiya pun spontan menjawab “kukuruyuuk” eh ternyata, jawaban itu salah. “bukan kukuruyuk, tapi udzkurullaah” begitulah jawab yai Ustman membenarkan. Sebagai anak-anak yang masih dalam masa sekolah naluri ingin tau beliau pun muncul “kenapa udzkurullaah Abah?” “karena ayam-ayam itu mengingatkan kita bahwa dipagi dini hari para malaikat turun dan diwaktu itulah paling mustajab bagi kita semua untuk berdo’a, berdzikir, dan bermunajat mengingat kebesaran Allah dengan bahasanya sendiri ayam-ayam itu mengingatkan kita semua” Begitulah filosofi suara ayam versi Kiai Ustman, hal ini juga merupakan bentuk tarbiyah beliau kepada putra-putrinya.
Ning Ochi menutup majelis malam ini dengan mengingatkan kepada seluruh santri untuk senantiasa menjaga pola makannya setiap saat dalam artian selalu menjaga halal dan haramnya makanan yang masuk kedalam tubuh para santri. Hal ini beliau tuangkan dalam kisah Sofyan Atsauri ketika didalam kandungan ibunya. Mau tahu kisahnya? Simak kisah Sofyan Atsauri pada pepiling terbaru kami. Wallahu a’lam.