Satu minggu menuju hari H pemberangkatan ziaroh walisongio, Gus Anas dan Ning Ochi mengagendakan acara pembekalan kepada para peserta ziaroh khazanah 25. Tepatnya pada hari, Sabtu, 28 Desember 2024 ba’da jamaah magrib dan murottal Al-Quran bersama, Gus Anas dan Ning Ochi rawuh untuk menyampaikan untaian pesan dan nasihat kepada peserta ziaroh Asrma Darsyi dan Darzen.
Gus Anas ngendikan, “Niat berangkat ziaroh itu yang pertama Bismillah ziaroh kepada waliyullah, waqila waliyullah itu belum meninggal jadi jaga adabnya sekaligus kita mengambil pelajaran dan hikmah yang ada disitu,” tutur Gus Anas memberikan nasihat sekaligus membuka acara.
Kemudian beliau melanjutkan, “Ketika ziaroh di para alim/ulama itu njenegan inget mati,” lanjut beliau menyampaikan pesan kepada para peserta. Selain itu, beliau juga berpesan kepada peserta untuk mengambil uswah apa yang para wali lakukan sampai wafatnya beliau sehingga sampai wafatnya pun dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang-orang disekitarnya.
Gus Anas dawuh, “Kita ketika ziaroh kepada wali itu tidak bisa disetir keinginanya,” tutur menantu Ibu Nyai Hj Zakyah Misykiyah Imam Al-Ishaqi. Maksudnya bagaimana? Beliau memberikan gambaran seperti halnya ketika wafatnya Gus Dur dan Yai Imam Yahya Mahrus yang menyebabkan ribuan manusia menumpahkan air mata karena wafatnya beliau-beliau. Mengapa? Gus Anas menjelaskan, “Itu Karena apa yang beliau lakukan di dunia. Itulah yang menggerakan aghniya kita,” jelas beliau kepada para peserta.
Jadi, secara tidak langsung ketika kita diberikan kesempatan untuk sowan dan berziarah kepada para wali itu bukan semata-mata karena keinginan dari diri kita sendiri, melainkan karena amal shalih yang para wali lakukan di dunia sehingga dapat menggerakan hati manusia untuk sowan dan berziarah mengunjungi beliau-beliau.
Oleh sebab itu, Gus Anas berpesan ketika nanti telah tiba di lokasi ziaroh seperti maqam Syekh Sulaiman, Syekh Jumadil Kubro, Syekh Kholil, dan Syekh-Syekh di perjalanan selanjutnya, beliau berpesan, “Jenengan nikmati, jenengan ambil ibroh, maqam wali itu mustajab doanya” pesan suami Ning Ochi.
Kemudian beliau ngendikan, “Saya ingatkan sekali lagi, ziaroh itu yang pertama inget mati. Karena orang mati itu tidak tahu kapan datang atau tibanya,” pesan beliau mengingatkan.
Beliau juga dawuh, “Karena ziaroh ke makam para wali maka jaga adab, kesopanan, dan almamater Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah khususnya Sakan Darsy dan Darzen. Ikuti arahan dan aturan panitia, buatlah kerja sama yang baik entah antar sesame dan kepada panitia,” pesan Gus Anas.
Terakhir beliau juga berpesan, “Jaga stamina, mulai sekarang saya ingatkan jaga fisiknya karena sekarang musim hujan. Kalau badannya kurang fit ya jangan nekat. Jaga stamina dari sekarang, minum vitamin, semangat makan karena stamina itu didapat dari makanan,” warning beliau kepada para peserta.
Beliau menambahkan bahwa beliau dan teman-teman beliau memiliki tradisi setiap 41 hari sebelum ziaroh ke makam wali, beliau mengirimkan al-fatihah terlebih dahulu. Tujuannya tak lain untuk menyambung ta’aluq dan batin kepada para wali.
Beliau juga menyarankan, “Kalian bisa cari atau pelajari manaqib-manaqib beliau hingga dapat semasyhur ini kemudian pahami dan imuni,” pesan beliau mengakhiri sambutan yang kemudian dilanjutkan oleh Ning Ochi/
Tak jauh berbeda dengan Gus Anas Ning Ochi juga memberikan pesan-pesan manis tak kalah romantis kepada para peserta. Ning Ochi ngendikan, “Sebenarnya kita ditimbali oleh auliya’ullah mulai dari sekarang monggo niat-niatnya ditentukan dan dimantapkan seperti; niat dzikru mabit, niat dherek kanjeng nabi, niat ittiba’ kanjeng nabi,” tutur beliau kepada peserta ziaroh.
Ning Ochi melanjutkan, “Meminta kepada Allah bil wasilah ahli qubur. Kita bisa belajar sejarah dan kehidupan beliau selama di dunia untuk mauidzoh atau peringatan kepada diri kita sendiri. Jadi, ini perjalanan 4 hari untuk mencari cinta Illahi,” pesan pengasuh Asrama Darsy dan Darzen.
Ning Ochi menjelaskan bahwa perjalana ziaroh ini adalah sowan bukan sembarang seowan. Meskipun jasadnya telah wafat tapi sebenarnya beliau masih tetap hidup atau sugeng.
Ning Ochi dawuh, “Tujuan utama kita sowan kepada beliau adalah untuk mendoakan saudara-saudara kita, orang tua kita, dan guru-guru kita. Jangan sampai terlena menyiapakan hal-hal dhohir tapi lupa menyiapkan hal-hal batin,” warning beliau kepada para peserta.
Selain itu Ning Ochi juga bepesan kepada para peserta agar ingat untuk meminta ridhonya guru, ilmu yang bermanfaat, serta ziarohnya diterima. Beliau juga mengingatkan kepada peserta agar selalu menjaga niat, akhlaq, dan adab karena akan selalu membawa benderaya Al-Mahrusiyah dan Lirboyo.
Ning Ochi dawuh, “Setiap Langkah gerak sampean harus sepengetahuan panitia. Mulai sekarang harus dibaca buku panduan ziarohnya,” pesan beliau mewanti-wanti peserta agar perjalanan ziaroh dan peserta tetap aman dan selamat sampai kembali ke pondok.
Beliau juga memberikan peringatan bahwa ziaroh bukanlah perjalanan remeh biasa, bukan perjalanan untuk ghibah, dan juga jangan sampai jajan sembarangan. Ning Ochi ngendikan, “Jangan sampai gara-gara sebutir cilok gagal perjalanan 4 hari, mboten pareng nakal, mboten pareng nyleweng, bener-bener dijaga kesehatannya,” pesan beliau mewanti-wanti peserta agar tidak jajan sembarangan dan selalu menjaga kesehatan.
Ning Ochi juga mengingatkan agar para peserta selalu siap siaga menyiapkan uang receh untuk bersedekah, memakai legging dan badana bagi peserta putri, siaga paying karena musim hujan, serta memakai sendal yang nyaman agar tidak membuat kaki sakit.
Beliau mengingatkan, “Jangan sampai perjalanan yang penuh berkah ini ternodai oleh pelanggaran apa lagi dengan lawan jenis. Kami sebagai orang tua kalian jadi kalian harus menjaga nama baik kami dan seluruh dzuriyah Al-Mahrusiyah. Dijaga lisannya jangan sampai berkata kotor,” tutur Ning Ochi memberikan peringatan.
Selain itu beliau juga mengingatkan peserta untuk selalu menjaga kebersiahan dimanapun berada agar jangan sampai meninggalkan sampah dalam bentuk apapun. Jangan banyak guyon, perbanyak doa dan sholawat agar selamat, pulang membawa hasil maksud dari ziaroh, membawa barang dan jajan secukupnya yang mengenyangkan, membawa obat-obatan, tasnya diresleting yang rapat, bawa munjiyat karena nanti insyaallah di Sunan Gunung Jati akan dilaksanakan istighotsah ittiba’ Yai Imam.
Terakhir Ning Ochi berpesan, “Setiap lenggah diniati untuk tafakur, Yang panitia bersungguh-sungguh berkhidmah dan yang peserta ikuti aturan panitia. Insyaallah akan mendapat perjalanan ziaroh yang tertib dan nyaman.” Pesan Ning Ochi sekaligus penutup dawuh beliau yang kemudian dilanjut dengan do’a. Waallahu a’lam.