web analytics
AD PLACEMENT

Al-Misky Temukan Inovasi yang Menginspirasi dengan Terselenggaranya Acara Bahtsul Masa-il Misky (BMM) Ke-1

Bahtsul Masa-il Misky Ke-1 PP. Putri Al-Misky HM Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri
AD PLACEMENT
0 0
Read Time:5 Minute, 3 Second

Kediri, Elmahrusy Media. Untuk kali pertama, Pondok Pesantren Putri Al-Misky HM Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri menyelenggarakan acara BMM (Bahtsul Masa-il Misky). Acara ini merupakan sebuah inovasi yang dicetuskan oleh Ning Hj. Niswatul Arifah (Istri dari KH. Reza Ahmad Zahid, Pengasuh PP Al-Misky HM Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri). Dalam suatu kesempatan, Beliau pernah dawuh kepada Pengurus Lajnah Bahtsul Masa-il Al-Misky untuk mengadakan acara bahtsu yang disaksikan para santri. Harapan Beliau, para santri yang tidak menjadi delegasi Bahtsul Masa-il dapat mengetahui bahwasanya forum bahtsu itu seperti ini. Saling lempar pendapat, adu ibarot penguat, bahkan ada yang saling menyangkal demi menemukan jawaban yang tepat dan maslahat dari sudut pandang syariat.

Setelah melewati berbagai proses, akhirnya acara ini dapat diluncurkan di Pondok Pesantren Putri Al-Misky HM Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri pada Hari Jum’at, 13 September 2024. Sekitar pukul 20.30 WIB, acara Bahtsul Masa-il Misky ke-1 resmi dimulai. Acara yang digelar di Aula Al-Misky ini menghadirkan Ustadz Abdul Basid, Ustadz Habib Junaidi dan Ustadz Ibnu Hajar sebagai Dewan Perumus Bahtsul Masa-il Misky. BMM atau Bahtsul Masa-il Misky sendiri merupakan sebuah forum diskusi yang diperuntukkan para santri Asrama Al-Misky – salah satu unit Pondok Pesantren Putri HM Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri.

Para santri Al-Misky saat menyaksikan acara Bahtsul Masa-il Misky ke-1
Para santri Al-Misky saat menyaksikan acara Bahtsul Masa-il Misky ke-1

Adapun peserta ‘bahtsu perdana’ ini merupakan para Aktifis Bahtul Masa-il Asrama Al-Misky yang tergabung dalam Program Takhossus (kelas khusus) Lajnah Bahtsul Masa-il. Selain itu, terdapat pula perwakilan siswi Madrasah Diniyah, mulai dari tingkatan Ibtida’iyah, Tsanawiyah hingga Aliyah.

Pada forum diskusi kali ini, kami mengangkat pembahasan seputar bacaan Al-Fatihah dalam sholat. Seperti yang kita rasakan, ritme kehidupan yang penuh tuntutan seringkali membuat kita terjebak dalam rutinitas yang melelahkan. Meski demikian, nutrisi spiritual sangatlah dibutuhkan dan tidak sepatutnya ditinggalkan. Sebagai wujud penghambaan seorang hamba kepada Tuhan seluruh alam, seorang muslim sejati memiliki kewajiban sholat 5 waktu dalam sehari semalam.

AD PLACEMENT

Sholat merupakan media bermunajat dan tempat mengadukan segala hajat. Dalam praktiknya, sholat memiliki aspek-aspek krusial yang harus dipenuhi dengan benar, salahsatunya adalah membaca surah al-fatihah.

Mayoritas Ulama, meliputi Madzhab Syafi’i, Maliki dan Hanbali berpendapat bahwa membaca al-fatihah merupakan syarat sah sholat. Pendapat ini didasarkan pada Hadist Rasulullah SAW;

لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب

“Tidaklah sah sholat seseorang yang tidak membaca surah al-fatihah.” (Shahih Bukhari, Hadist No. 714)

AD PLACEMENT

Menyoroti hal ini, para peserta diskusi memperdebatkan kasus Mbak Lala, si bunga desa yang elok suaranya. Demi tidak mengganggu kekhusyu’an jamaah lain, Mbak Lala ini selalu melirihkan bacaan al-fatihah dalam setiap sholatnya. Namun, niat mulia Mbak Lala justru membuat dirinya sulit mendengar apa yang ia baca.

Tak hanya itu, acara bahtsu perdana ini juga membahas kasus Mbak Nita, santri asal Sumatera yang memiliki hobi membaca. Saking serunya berselancar dalam lautan kata, Mbak Nita sering begadang hingga larut malam. Saat shubuh tiba, ia pun sholat dalam keadaan mengantuk sehingga bacaan fatihahnya tidak jelas (sebagian terdengar dan sebagian tidak).

Kedua kasus diatas mempertimbangkan apa yang tertuang dalam berbagai literatur fiqih, salah satunya adalah apa yang dituliskan Syaikh Ibrahim Al-Baijuri dalam menyarahi Kitab Fathul Qorib;

حاشية الشيخ ابراهيم البيجوري (1/284)

AD PLACEMENT

وشروط الفاتحة أحد عشر: أن يسمع نفسه إن كان صحيح السمع ولا لغط، …إلخ

Dijelaskan bahwasanya seseorang dihukumi sah sholatnya apabila ia masih bisa mendengar bacaan fatihahnya sendiri pada saat tidak ada yang menghalangi pendengarannya (ex: keramaian).

Ibarot serupa juga banyak dijumpai dalam kitab-kitab fiqih, mulai dari yang terkecil hingga induknya yakni Kitab Al-Umm. Namun, para peserta diskusi masih memperjelas pandangan syariat terkait kasus Mbak Lala dan Mbak Nita, serta berusaha mencari ibarot yang pas untuk menyeimbangkan problematika keduanya.

Sebagian ada yang berpendapat sah untuk kasus Mbak Nita, karena mengantuk termasuk penghalang yang dianalogikan seperti keramaian. Sebagian yang lain menganggap mengantuk dengan keramaian tidaklah sama, karena mengantuk merupakan faktor internal, sedangkan keramaian termasuk eksternal sehingga keduanya berbeda.

Sedangkan untuk kasus Mbak Lala, ada yang berpendapat sah karena ia dalam kondisi jamaah, dan ada yang menjawab tidak sah karena Mbak Lala melakukan hal tersebut secara sengaja.

Detik terus berdetak, durasi dua jam pun tak terasa bagi para peserta. Mereka saling melontarkan pendapat, saling melempar ibarot penguat, dan berusaha mencari jawaban yang tepat. Berbekal niat dan tekad yang bulat, semangat para peserta terus menyala hingga Dewan Perumus menyampaikan rumusannya.

Peserta BMM ke-1 saat menyampaikan pendapat dan ibarot penguat
Peserta BMM ke-1 saat menyampaikan pendapat dan ibarot penguat

Sekitar pukul 22.30 WIB, acara ini berakhir dan segera diputuskan. Ustadz Habib Junaidi menyampaikan bahwasanya untuk kasus Mbak Lala dianggap tidak sah karena ada unsur عمد (kesengajaan). Sebagai kosekuensinya, ia harus mengulang bacaan fatihah dan juga mengulang sholatnya.

Sedangkan untuk kasus Mbak Nita, mengantuk itu termasuk ما نع atau penghalang kejernihan pendengaran, sama seperti لغط atau kebisingan. Sehingga bacaan fatihahnya sah dan tidak perlu mengulang. Meski begitu, Ustadz Habib Junaidi menghimbau kepada para siswi untuk tidak mengantuk;

“Tapi ya kalian jangan mempraktikkan hal tersebut meskipun sah-sah saja. Sholat dalam keadaan mengantuk itu sudah nge-press, sehingga kalau turun sedikit saja kualitas sholat kalian, maka bisa saja batal.”

Pada kesempatan kali ini, Ustadz Habib Junaidi juga menyampaikan sedikit evaluasi kepada musyawirot: “Jangan menyangkal lawan dengan bentuk pertanyaan. Bahtsul masa-il itu harus disangkal dengan pernyataan dan ibarot yang kuat.”

Dewan Perumus acara Bahtsul Masa-il Misky ke-1
Dewan Perumus acara Bahtsul Masa-il Misky ke-1

Acara dilanjutkan dengan pentashihan yang disampaikan oleh Ustadz Ibnu Hajar. Beliau menyebutkan ibarotnya di dalam Kitab Kifayatul Akhyar dan Kitab Fathul Mu’in. Usai pentashihan, do’a bersama yang dipimpin oleh Ustadz Abdul Basid menjadi penutup acara Bahtsul Masaa-il Misky (BMM) ke-1 Pondok Pesantren Putri Al-Misky HM Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri.

Semoga acara ini dapat menjadi formula baru yang menginspirasi dan memberi kontribusi positif dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan khas kepesantrenan. Aamiin.

Wallahu a’lam.

Segenap Peserta Bahtsul Masa-il Misky ke-1 PP. Putri Al-Misky HM Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri
Segenap Peserta Bahtsul Masa-il Misky ke-1 PP. Putri Al-Misky HM Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri

slot777

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

AD PLACEMENT

Struggle

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Haul Almarhum Almaghfurlah KH. Abdul Karim wa Zaujatihi Wa Dzurriyyatihima

Haul Almarhum Almaghfurlah KH. Abdul Karim wa Zaujatihi Wa Dzurriyyatihima

Pesan-Pesan Gus Reza Dalam Pembekalan Mudik Santri

Pesan-Pesan Gus Reza Dalam Pembekalan Mudik Santri

Muwadda’ah Asrama Al-Misky, Berikut Untaian Kalam Hikmah Murobbi

Muwadda’ah Asrama Al-Misky, Berikut Untaian Kalam Hikmah Murobbi

Gus Reza Mengingatkan Tafaqquh Fi ad-Diin dalam Acara Buka Bersama

Gus Reza Mengingatkan Tafaqquh Fi ad-Diin dalam Acara Buka Bersama

Ngaji Gus Reza: Ilmu itu Sportif dan Objektif

Ngaji Gus Reza: Ilmu itu Sportif dan Objektif

Sanadan 2025 Berani Tampil Beda

Sanadan 2025 Berani Tampil Beda

AD PLACEMENT