Anak Tangga Menuju Makam Sunan Giri Masih Menjadi Misteri
Tokoh Walisongo yang bergelar ‘Ainul Yaqin ini makamnya terletak di sebuah bukit di Dusun Kedathon, Desa Giri Gajah, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Kami tiba disana pada pukul 07.00 WIB. Untuk menuju kompleks Makam Sunan Giri, kami harus menaiki ojek atau delman karena jalan berupa tanjakan. Sekitar 4 menit, kami pun sampai di lokasi Makam yang ditandai dengan Gapura dan banyak anak tangga didalamnya.
Acara tahlil pun segera dilangsungkan, yang dipimpin oleh K.H. Melvien Zainul Asyiqien dan do’a bersama yang dipimpin oleh Agus H. Izzul Maula Dliyaullah. Para santri terlihat sangat bersemangat dan membaca dengan khidmat. Pagi ini, semangat kami menyala setelah olahraga melewati ratusan anak tangga.

By the way, pada kesempatan kali ini, penulis sempat melakukan wawancara dengan Juru Kunci Makam Sunan Giri. Beliau ternyata sudah mengemban amanah sejak 50 tahun yang lalu. “Abah saya dulu sempat ngaji disini, kemudian Beliau diamanahi untuk menjadi juru kunci. Setelah itu, Beliau mewariskan kepada kakak saya, dan setelah kakak saya meninggal, saya yang meneruskan.”

Kemudian, Pak Sholihin – Sang juru kunci – menjelaskan tentang mengapa muncul sebuah desa dengan nama “Giri Gajah”. Ini bermula ketika salah satu Putra dari Sunan Giri yang rewel (sering menangis). Sunan Giri akhirnya menunjuk ke sebuah batu dan mengatakan kalau “Itu loh gajah” dengan maksud menghibur putranya agar tidak menangis lagi. Namun siapa sangka, batu yang ditunjuk itu seketika berubah menjadi gajah sungguhan. Dan ketika putranya diam (sudah tidak menangis), gajah itu berubah menjadi batu lagi.
Pria kelahiran 1961 tersebut juga menyebutkan; Terdapat 5 gapura di kompleks pemakaman Sunan Giri. Gapura pertama yaitu pintu gerbang masuk yang ditandai dengan gapura berbentuk candi bentar dengan undak-undakan berpipih hiasan naga di kanan dan kirinya. Ini menunjukkan candra sengkala “Naga Loro Warnaning Padha” yang menunjuk angka tahun 1428 Saka (1506 M), yaitu tahun dibangunnya gerbang tersebut. Gapura kedua berbentuk pintu gerbang candi bentar kedua, yang sama dengan pintu gerbang pertama. Ini ditandai dengan adanya beberapa penjual disekitarnya. Gapura ketiga yaitu pintu masuk kompleks pemakaman Sunan Giri. Kemudian, ada lagi pintu gerbang keempat yang berbentuk paduraksa. Di area ini terletak sebuah cungkup yang berisi Makam Sunan Giri bersama istri. Adapun gapura terakhir terkhusus pada Makam Sunan Giri.
Sebelum memasuki pintu gerbang kedua, dapat kita lihat papan di sebelah kanan jalan yang menuliskan wasiat Sunan Giri;
- Gusti iku dumunung ana atining manungsa kang becik. Mula iku diarani Gusti iku bagusing ati. (Tuhan itu berada dalam hati manusia yang suci. Karena Tuhan disebut pula sebagai bagusnya hati/hati yang suci).
- Sing sapa nyumurupi dating Pangeran iku ateges nyumurupi awake dhewe. Dene kang durung mikani awake dhewe durung mikani dateng Pangeran. (Mengetahui dzat Tuhan berarti mengenal dirinya sendiri. Dan barang siapa belum mengenal dirinya sendiri, ia itu belum mengerti dzat Tuhan).
- Kahanan donya ora langgeng, mula aja ngagungake kesugihan lan drajatira. Awit samangsa ana wolak-waliking zaman ora ngisin-ngisini. (Keadaan dunia tidak abadi, oleh karena itu jangan mengagung-agungkan kekayaan dan derajatmu. Sebab bila sewaktu-waktu terjadi perubahan keadaan, Anda tidak akan menderita aib).
- Kahanan kang ana iki ora suwe mesthi ngalami owah gingsir, mula aja lali marang sapahda-padhaning tumirah. (Keadaan yang ada ini tidak lama pasti mengalami perubahan. Oleh karena itu jangan melupakan sesame makhluk hidup).
Adapun terkait filosofis anak tangga Makam Sunan Giri, ini masih menjadi misteri. “Setiap orang yang menghitung, pasti hasilnya tidak sama, meski semua bilangannya ganjil.” Tutur Bapak Sholihin selaku Juru Kunci. Namun, Beliau juga sempat menunjukkan data terkait anak tangga Sunan Giri. Tercatat bahwa tangga menuju Masjid bejumlah 101, sedangkan tangga menuju Makam berjumlah 125 anak tangga. Entah memang itu sebuah misteri, atau bisa jadi orang yang menghitung itu lupa dengan hitungannya di tengah perjalanan, sehingga bilangannya beda-beda.
Wallahu a’lam.
Baca perjalanan Khazanah 2024 selanjutnya di https://elmahrusy.id/mengenal-lebih-dalam-sosok-maulana-malik-ibrahim/