Kediri, Elmahrusy Media.
“Kullu ibni adam khotoun wa khoiral khathi’in at-tawwabun, setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat.” Ucap Gus Reza pada sambutannya atas nama tuan rumah, Kamis (24/04).
Gus Reza mengucapkan permintaan maafnya atas segala hal yang tidak berkenan. Atas nama keluarga, juga masih di momen syawal, beliau mengutarakan maaf yang sebesar-besarnya dan minal aidin wal faizin.
Tanpa lupa, Gus Reza juga menyampaikan terima kasihnya.
“Pertama-tama, saya mengucapkan terima kasih. Jazakumullah ahsanal jaza. Dumateng panjenengan sedoyo atas kerawuhan panjenengan. Semoga ini menjadi do’a, menjadi penyemangat bagi kami para dzuriyyah keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo, khususnya Al-Mahrusiyah. Dan juga menjadi penyemangat bagi para santri-santri yang saat inisedang bertholabul ilmi.”
Pada acara Majelis Dzikir Maulidirrosul Saw, Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, dan Haul Akbar Masyayikh Lirboyo, menjelaskan lebih perihal maaf memaafkan.
“Orang yang meminta maaf adalah orang yang berani. Sedangkan orang yang memaafkan adalah yang kuat.”
Karena antara meminta maaf dan memaafkan bukanlah hal yang mudah. Itu kenapa pada kesempatan acara ini, saling memaafkan begitu disemarakan, mendorong untuk menjadi orang kuat dan orang berani.
Gus Reza juga mengingatkan, bahwa dalam bertholabul ilmi, harus mempersiapkan 2 macam usaha. Tidak hanya usaha lahiriah, seperti belajar, mudzakarah, muthola’ah; tapi juga ada yang namanya usaha batiniah, seperti dzikir dan berdo’a. Kedua usaha itu harus dilakukan seorang pencari ilmu.
“Ba’dhul ulama mengatakan, ‘la yughoyyirul qada’ illa du’a’, tidak ada yang mampu mengubah ketetapan Allah kecuali do’a.”
Maka, di saat sudah belajar dengan sungguh tapi rasanya masih sulit menghafal dan memahami pelajaran, maka Gus Reza menganjurkan untuk berdzikir dan berdo’a. Maka insya Allah akan mendapatkan kemudahan dalam belajar.
Begitu juga soal manaqib, bahwa Gus Reza yang mengutip dawuh sahabat Muadz bin Jabal, menjelaskan bahwa mengingat, menyebut orang sholeh dapat menggugurkan dosa.
“Dzikru sholihin kafaratu li dzunub, menyebut orang sholeh dapat menggugurkan dosa.”
Pembacaan manaqib menjadi wasilah untuk gugurnya dosa-dosa sebab mengingat dan menyebut orang-orang sholeh. Hadirnya, duduknya, menyimaknya dalam suatu majelis dzikir yang di dalamnya dibacakan manaqib menjadi jalan untuk gugurnya dosa-dosa.
Begitu juga do’a yang dipanjatkan, pasti akan berbalas dari mereka. Percayalah, para orang sholeh tetap hidup di alam yang lain.
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًاۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ ١٦٩
Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya. (QS. Ali Imran ayat 169).
“Semoga majelis ini menjadi satu sebab kita sambung dengan beliau-beliau, majelis ini menjadi sebab kita mendapatkan do’a-do’a dari beliau.”
Wallahu a’lam.